Wednesday 13 June 2007

Menyingkat Singkatan


Kebetulan saja aku pernah hidup di 2 negara yang rakyatnya suka menyingkat kata. Sebagai orang Indonesia yang sudah lulus SD, setidaknya kata NEM bukanlah kata yang asing. Nilai Ebtanas Murni. Kalau diperhatikan lebih lanjut, ebtanas merupakan kependekan dari EBTA Nasional, dan EBTA sendiri bisa dipanjangkan menjadi Evaluasi Belajar Tahap Akhir. Sebuah fenomena singkatan dalam singkatan yang ajaib.


Sewaktu SLTP muncullah akronim : Arsha Pandu, dimaksudkan sebagai : Anak Remaja Sukarno-Hatta Delapan Dua -alamat SLTP-. Bila jeli, masih banyak singkatan-singkatan lain yang unik, seperti Supersemar, Jasmerah, G30S/PKI, singkatan jabatan menteri dan pejabat pemerintah, hingga nama universitas. Satu hal yang paling bisa dirasakan aplikasinya adalah dalam SMS, hampir setiap SMS yang terkirim tak akan pernah luput memuat singkatan. Bahasa gaul pun tak ketinggalan mencantumkan singkatan.


ABCDEFG : Aduh Bo, Capekk Deh.. Eike Fusingg.. Gilaaa!!

SKSD Palapa : Sok kenal Sok dekat padahal tidak tahu apa-apa

PD : Percaya Diri


Aku yakin, kalau penggunakan singkatan-singkatan seperti ini akan terus menjamur, karena setiap orang ingin hidup praktis dan udah : komunikasi lebih memilih bahasa yang praktis. Hal ini terbukti di negara kedua yang aku tinggali. Masyarakat Jepang gemar sekali menyingkat kata-kata (lebih tepatnya menyeleksi suku kata yang mudah dilafalkan) dan menggunakannya secara umum. Misalnya...



wansegu

one segment, bagian penangkap siaran dari Integrated service digital broadcasting-terrestrial yang ada pada alat elektronik yang portable (HP, PDA, dkk). Gampangnya, kita bisa melihat siaran TV dari HP atau PDA. Layanan ini dimulai sejak 4 April 2006 dan telah diterapkan di seluruh Jepang sejak Desember 2006.



tsuuhan

tsuusinhanbai, jual beli lewat internet. Termasuk transaksi daging halal kerap kali menggunakan tsuuhan mengingat lokasi Toko Halal yang terkosnsentarsi di beberapa kota saja.


Selain itu masih banyak singkatan-singkatan yang dipakai, mulai nama Universitas, tempat, sampai bahasa gaul anak muda yang tak akan dimengerti oleh generasi tua. Dua negara dengan kebiasaan sama. Mungkin masyarakat negara lain pun punya kecenderungan yang sama kah... Hmmm...

2 comments:

sachroel said...

he..he..praktis & efisien

RUSNAN said...

anda sbagai orang yg beruntung n hebat