Thursday 14 June 2007

Shinkansen Perdana

Tiba-tiba saja aku memutuskan naik shinkansen untuk kembali ke Tokyo. Alasannya sederhana : berlomba dengan waktu. Kebetulan saja tak ada kursi kosong yang tersisa dalam bus malam karena aku terlalu polos dengan hanya memesan tiket berangkat saja. Tiket pulang dipikirkan nanti saja sebab aku belum yakin hari apa aku akan kembali. Hasilnya? Aku membuka kesempatan untuk menikmati layanan kereta kelas wahid di Jepang. Sayangnya niat untuk mengambil foto sebanyak-banyaknya dengan kereta peluru ini kandas oleh habisnya batere kamera. Perjalanan 4 jam Hiroshima-Tokyo hampir seluruhnya aku lewatkan tanpa sadar : kursinya empuk, nyaman, dan membuai ke alam mimpi. Huaqaqaqa...
***


Kereta menjadi sarana transportasi yang tak bisa diacuhkan di Jepang. Denyut ekonomi dan nadi lalu lintas di kota besar ditopang oleh kendaraan ini. Jalurnya pun tersebar mulai jalan layang, daratan, hingga kolong bawah tanah.


1. Kereta Uap (SL : Steam Locomotive)



Tiga minggu yang lalu kampus mengadakan wisata naik kereta uap di propinsi Tochigi. Kereta uap hanya bertahan sebagai pendukung wisata bagi mereka yang ingin bernostalgia menikmati suasana masa revolusi industri. Kipas angin belum tergantikan oleh AC dan bunyi peluit kereta yang nyaring itu masih bisa didengar. Bau asap pembakaran batu bara sedikit membuatku berdoa agar tak banyak karbonmonoksida yang tercipta.

2. Kereta Listrik

Kereta listrik mendominasi penggunakan rel di Jepang. Perusahaan kereta di Jepang secara umum dibagi menjadi 2 : milik pemerintah dan swasta. Jalur-jalur padat dan ramai lebih banyak dikuasai oleh pihak swasta. Pemerintah membuka jalur-jalur yang bahkan jarang penumpang hingga pelosok sesuai dengan peran pemerintah yang seharusnya : memberikan pelayanan kepada masyarakat. Tak jarang harga tiket kereta listrik swasta lebih murah dibandingkan JR (Japan Railway, milik pemerintah).

3. Trem : kereta pembelah jalan

Sedikit berbeda dengan kereta listrik biasa, trem beroperasi di tengah jalan raya, sejajar dengan bus, mobil, dan angkutan lain. Trem mulai susah ditemui di Jepang, selain bergerak dengan slow-motion, kadang orang juga berpikir bahwa bus pun sanggup menggantikan fungsinya. Mungkin disebabkan oleh isu lingkungan : penghematan BBM, maka trem masih bisa beroperasi di beberapa kawasan. Salah satunya greenmover di Hiroshima.


Entah menyelaraskan dengan kesan ramah lingkungan atau tidak, trem di hiroshima ini berwarna hijau sesuai namanya. Salah satu cerita konyol tentang trem ini, selama 30 tahun beroperasi belum pernah terjadi kecelakaan satu kali pun, hingga salah seorang istri pejabat *n*on***a yang sedang bertugas di kota ini menubrukkan mobilnya ke trem yang sedang berhenti beberapa tahun silam.

4. Shinkansen : Kereta Peluru

Dipergunakan pertama kali tahun 1964 bersamaan dengan Olimpiade Tokyo. Shinkansen sendiri punya 3 macam tingkatan pelayanan.

a. Kodama : merambat secepat gema
b. Hikari : Melaju laksana cahaya
c. Nozomi : Meluncur seperti harapan

Sesuai namanya, Shinkansen nozomi merupakan pelayanan yang tercepat, hanya berhenti di stasiun besar. Kecepatan maksimumnya 300 km/jam. Setelah nozomi seri N500, mulai 1 Juli 2007 akan dioperasikan nozomi seri N700. Mencoba menjawab isu lingkungan yang sedang marak diperbincangkan di Jerman, Shinkanshen ini diberitakan menghemat energi hingga 32%, ditambah fasilitas stop-kontak di tiap kursi mencegah terhalanganya komunikasi dan ketidaknyamanan karena batere habis. Iklannya mulai sering muncul di TV akhir-akhir ini.

5. Maglev : Kereta Terbang

Proyek Maglev (magnetic levitation Train) dimulai tahun 1970, dan uji coba tahun 2003 mengahsilkan rekor dunia untuk kecepatan kendaraan di atas rel : 581 km/h. Targetnya adalah menghubungkan Tokyo-Osaka dalam 1 jam saja. Akhir-akhir ini uji kelayakan maglev lebih sering dilakukan di propinsi Yamanashi dengan gratis, membuat ribuan orang berebut jatah naik kereta ini.

Kapan-kapan pengen naik juga ahh... Kalau sudah dirasa perlu. o*__*o


No comments: