Sunday 11 May 2008

Ikrar Suci di Bulan Mei

Mahkota sakura gugur sudah
Nyanyian musim berganti, pula rentang bertenggernya mentari
Pun hari ini keduanya menyapa ramah
Senada cahaya pagi yang merekah
Seiring kicau burung mengiring langkah
Selaras tasbih dan tahmid yang bergairah
Serasi goyangan tangkai doa yang menggandeng berkah


Hari ini saya turut menjadi saksi :
Sebuah Ikrar suci di bulan Mei

*+*+*+*+*+*



Sejak pagi senyum seolah tak mau wajah ini. Semalam saya sedikit menggigil, suhu udara bulan Mei yang merangkak naik tiba-tiba turun kembali. Langit pun muram, menumpahkan garis-garis air yang berlomba jatuh ke bumi. Namun hari ini beda. Tak ada lagi guyuran air, tak ada mendung kelabu yang bergelayut, tak ada payung-payung bermekaran di jalanan. Hari ini begitu cerah, matahari bersinar dengan lembut tanpa menyengat.



Saudara saya menikah. Seorang saudara, meski tak ada hubungan darah. Dia berani mengucapkan ikrar sakral yang juga disebut Mitsakon ghalidza, perjanjian yang berat. Perjanjian dengan Allah, yang saya lihat, yang kami dengarkan, dan insyaAllah disaksikan pula oleh para malaikat. Kali ini saya mendapat kesempatan menjadi MC, belajar berbicara di depan khalayak sambil menambah wawasan. -huhu, maklumlah jomblo-



Acara pernikahan di Jepang menurut saya mudah, praktis, tidak harus mengikuti adat (karena tidak ada yang menguasai tatacara adat?), tidak bertele-tela dan padat. Satu lagi, kentalnya ukhuwah sangat terasa. Saudara-saudara seiman saling sokong, saling bantu. Ada yang membawakan kue, cemilan, bunga, poster, dan berbagai persiapan lainnya. Tak ada orang tua atau keluarga asli kedua mempelai, hanya kamilah keluarga mereka di negeri ini. Untuk itulah saling membantu sudah menjadi kewajiban. Dan prosesi pernikahan kali ini tetap khidmat dan indah dalam kesederhanaan.

Tak percaya dengan susunan acara yang mudah dan padat? Berikut urutannya :

1. Pembukaan oleh MC (Puji syukur, sholawat, kata-kata pembuka)
2. Pembacaan ayat suci Al Quran (Q.S. AnNisa 22-23)
3. Sambutan wakil keluarga
4. Nasihat pernikahan
5. Ijab Qabul
6. Doa
7. Walimatul Usr : Sebelumnya, mempelai laki-laki berdiri di depan deretan uandangan pria, menerima ucapan selamat. Mempelai wanita juga sama, tapi di depan undangan wanita. Setelah itu, undangan dipersilakan mengambil hidangan, bersantap, lalu pulang.
8. Foto bersama, setelah undangan pulang.

Tuh khan? Mulut saya tidak perlu berbusa untuk memandu acara. Tak ada kata-kata untuk menyambut mempelai memasuki ruangan, karena acara dimulai setelah kedua mempelai berada dalam ruangan. Tak ada kalimat untuk mengatur urutan orang yang mau berfoto, karena kedua mempelai baru foto bersama setelah para tamu pulang. Tapi kaum hawa tentu saja boleh mengambil gambar bareng mempelai wanita, dan kaum adam pun bebas berfoto dengan pria hari ini. 0^_^0

Ada satu saat yang begitu berkesan. Acara inti hari ini, ijab qabul, pernyataan janji dihadapan Allah.

Kata-kata yang mampu meruntuhkan mahligai hati terucap. "Saya terima nikahnya.... ". Dilafalkan dengan begitu mantap. Diperdengarkan secara online kepada keluarga di Indonesia, diperdengarkan kepada hadirin dan dunia! Sebuah ikrar yang berat dengan tanggung jawab mulai dikeluarkan dari lisan hingga habis sisa umur. Disusul kata-kata "Sah!" , diikuti doa "barokallahu laka wa baroka `alayka wa jama`a baynakuma fi khayr" , disusul lantunan tahmid. Lalu cahaya blitz berlompatan dari kamera layaknya saat artis menggelar jumpa pers. Lalu saya melihat airmata haru. Lalu saya menyaksikan senyuman terindah. Lalu saya tahu dari pria hari ini, dia merasa di awang-awang saat mengucapkannya. Tapi dia bisa melantunkannya sekali. Hanya sekali. Ikrar itu tidak diulang hingga dua kali . Yah, mungkin bukan pikiran, tapi kekuatan niat dan hati yang berperan. Allah telah mencurahkan secercah karunianya hari ini melalui cuaca, dan semoga karunianya senantiasa tercurah pada mempelai berdua terhitung sejak siang sebelas Mei.

Setengah jam sebelum sewa gedung ruangan berakhir, panitia membereskan tempat, mengelap meja, menata kursi seperti sedia kala. Acara pun berakhir sekitar 3 jam setelah saya buka.

Selamat untuk Beny Herlambang dan Tita Tirawati!

Mungkin mulai sekarang akan lebih berat. Akan banyak bermunculan sesuatu yang baru. Butuh perencanaan dan adaptasi. Rencanakanlah dengan baik, karena gagal merencanakan artinya merencanakan gagal. Harapan mulai mengangkasa, kemudi sudah berada dalam genggaman. Siapkan diri, kejar harapan, raih keberkahan. Gapai mimpi-mimpi yang beterbangan!

Semoga Allah menghimpun yang terserak dari keduanya, memberkahi mereka berdua dan kiranya Allah meningkatkan kualitas keturunan mereka, menjadikannya pembuka pintu rahmat, sumber ilmu dan hikmah dan memberi rasa aman bagi umat.
(Doa Nabi Muhammad SAW pada pernikahan putrinya Fatimah Azzahra dengan Ali bin Abi Thalib)

3 comments:

Anonymous said...

Ntum kapan nih? Ditunggu loh undangannya. Yah, smoga diluruskan dan diteguhkan niatnya, ditunjukkan jalan yg terbaik, dan dimudahkan serta dikuatkan untuk menempuh jalan tersebut. Yang di Akashi insyaAllah kalo ga ada alasan syar'i siap jadi MC kok ;-)

# sunuhadi # said...

Masih nunggu khabar baik dari Akashi dulu neeh.

Mengaminkan doanya saja. ^_^

Anonymous said...

kalo kabar baik itu artinya saya siap jadi MC apa nggak, yah insyaAllah slama ga ada halangan bisa kok..

kalo kabar baik itu artinya saya duluan yang menyempurnakan yang setengah tersebut, yah ntum doakan saja biar dimudahkan n lancar. segen ngeduluin sempay nih critanya? jangan dunk ;)