Wednesday 9 July 2008

Tentang Puasa Rajab

Ada 4 bulan yang dimuliakan : Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rojab. Terus?

Diriwayatkan dari Mujibah al-Bahiliyah, Rosululloh Shollalloohu 'Alayhi wa Sallam bersabda “Puasalah pada bulan-bulan haram(mulya).” (Riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad). Hadits lainnya adalah Riwayatnya al-Nasa'i dan Abu Dawud (dan disohihkan oleh Ibnu Khuzaimah): “Usamah berkata pada Nabi Shollalloohu 'Alayhi wa Sallam, 'Wahai Rosululloh, saya tak melihat Rosul melakukan puasa (sunat) sebanyak yang Rosul lakukan dalam bulan Sya'ban.' Rosul menjawab: 'Bulan Sya'ban adalah bulan antara Rojab dan Romadhon yang dilupakan oleh kebanyakan orang.'”

Menurut al-Syaukani Rohimahulloh (Naylul Authar, dalam bahasan puasa sunnah) ungkapan Nabi “Bulan Sya'ban adalah bulan antara Rojab dan Romadhon yang dilupakan kebanyakan orang” itu secara implisit menunjukkan bahwa bulan Rojab juga disunnahkan melakukan puasa di dalamnya.

Adapun Hadits yang Anda sebut itu, kami juga tak menemukannya. Ada beberapa Hadits lain yang menerangkan keutamaan bulan Rojab. Seperti berikut ini:

*

“Barang siapa berpuasa pada bulan Rojab sehari maka laksana ia puasa selama sebulan, bila puasa 7 hari maka ditutuplah untuknya 7 pintu neraka Jahim, bila puasa 8 hari maka dibukakan untuknya 8 pintu sorga, dan bila puasa 10 hari maka digantilah dosa-dosanya dengan kebaikan.”
*

Riwayat al-Thabrani dari Sa'id bin Rasyid: “Barangsiapa puasa sehari di bulan Rojab maka laksana ia puasa setahun, bila puasa 7 hari maka ditutuplah untuknya pintu-pintu neraka Jahanam, bila puasa 8 hari dibukakan untuknya 8 pintu sorga, bila puasa 10 hari Alloh akan mengabulkan semua permintaannya.....”
*

“Sesugguhnya di sorga terdapat sungai yang dinamakan Rojab, airnya lebih putih daripada susu dan rasanya lebih manis dari madu. Barangsiapa puasa sehari pada bulan Rojab, maka ia akan dikaruniai minum dari sungai tersebut.”
*

Riwayat (secara mursal) Abul Fath dari al-Hasan, Nabi Shollalloohu 'Alayhi wa Sallam berkata: “Rojab itu bulannya Alloh, Sya'ban bulanku, dan Romadhon bulannya umatku.”

Hadits-Hadits tersebut dho'if (kurang kuat) sebagaimana ditegaskan oleh Imam Suyuthi Rohimahulloh dalam kitab al-Haawi lil Fataawi.


Ibnu Hajar Rohimahulloh, dalam kitabnya “Tabyinun Ujb”, menegaskan bahwa tidak ada hadits (baik sahih, hasan, maupun dho'if) yang menerangkan keutamaan puasa di bulan Rojab. Bahkan beliau meriwayatkan tindakan Sohabat 'Umar Rodhiyalloohu 'Anh yang melarang mengkhususkan bulan Rojab dengan puasa.

Ditulis oleh al-Syaukani Rohimahulloh, dlm Nailul Authar, bahwa Ibnu Subki meriwayatkan dari Muhamad bin Manshur al-Sam'ani yang mengatakan bahwa tak ada hadits yang kuat yang menunjukkan kesunnahan puasa Rojab secara khusus. Disebutkan juga bahwa Ibnu Umar Rodhiyalloohu 'Anh memakruhkan puasa Rojab, sebagaimana Abu Bakar al-Tarthusi yang mengatakan bahwa puasa Rojab adalah makruh, karena tidak ada dalil yang kuat.

Namun demikian, sesuai pendapat al-Syaukani Rohimahulloh, bila semua hadits yang secara khusus menunjukkan keutamaan bulan Rojab dan disunnahkan puasa di dalamnya kurang kuat dijadikan landasan, maka hadits-hadits yang umum (seperti yang disebut pertamakali di atas) itu cukup menjadi hujjah atau landasan. Di samping itu, karena juga tak ada dalil yang kuat yang memakruhkan puasa di bulan



Ust. Muhammad Niam & Arif Hidayat

No comments: