Monday 6 April 2009

Lab, Baito dan Rumah

Saya belum meminta perubahan jadwal baito kepada kepala restoran. Masih tetap seperti libur musim semi yang lalu, hari kerja, jam 6-9 pagi. Saya ingin mencoba dulu apakah ritme kehidupan saya terganggu, ataukah ternyata saya mampu menyesuaikan diri dan sanggup memenuhi sela-sela waktu tidak efektif dengan kegiatan yang bermanfaat.


Yah. Mulai Jumat, 3 April 2009 sebuah babak baru telah dimulai : Kehidupan di Lab. Kata seorang sensei saya, Lab yang saya masuki termasuk salah satu Lab yang ketat. Benarkah? Well, silakan menilai dari aturan-aturan yang berlaku berikut :

1. Jam kerja 10:00-18-00

2. Selain jam kerja di atas, masih ada waktu yang dipakai untuk desk-job : searching jurnal, data bahan yang dipakai untuk percobaan.

3. Seminar internal tiap Selasa dan Kamis, mula jam 17:00. (Tidaaakkk.. selasa adalah jadwal saya main badminton >_<, tapi bisa diakali dengan memindah lokasi, bergabung dengan klub baru sesuai jadwal, qeqeqe )


Gimana? ketat? Tapi dengan aturan seperti ini, bagi orang yang ingin maju sepertinya sih tidak terlalu bermasalah.



Untuk bidang Bio-inorganik kimia, waktu yang diperlukan untuk eksperimen relatif lebih panjang dibandingkan bidang lain. Grup penelitian saya sendiri sih termasuk lebih cepat dibandingkan 3 grup lain yang masih harus berkutat di lab saat saya berpamitan pulang pada pukul 9 malam. *berdasarkan pengamatan pribadi*

Singkat cerita, sejak 5 pagi sampai 9 malam, saya tidak berada di rumah, jarang bersentuhan dengan internet maupun alat komunikasi macam HP. Huhuhu. Pulang dari kampus, sampai di rumah segera mandi, sholat isya', makan malam nonton Tv sambil baca2 catatan, lalu berangkat ke peraduan pukul 11. Subuh bangun, sholat, berangkat ke tempat baito, dilanjutkan ke kampus. Huff. Sampai saat ini sih masih kuat, namun entah bisa bertahan sampai kapan. Masih dalam proses adaptasi. Bisa jadi harus meluangkan sedikit waktu untuk memenuhi hak tubuh ini beristirahat.

Jadi persentase waktu saya : 13% di tempat Baito, 45% di Kampus, 30% di rumah (mostly buat tidur malam). Sisanya yah, di tempat belanja, di atas sepeda, dalam perjalanan... *Fyuh*

Kira-kira beginilah kehidupan mahasiswa engineering di Jepang. Oops...koreksi: Mahasiswa jurusan kimia bidang bio-inorganik di Jepang yang punya kerja sambilan. Akhir pekan sangat dinantikan untuk menikmati rumah dan dunia yang belum sempat terjamah pada hari kerja. ^_^ well... itupun kalau akhir pekan belum tergerus janji yang harus ditepati.

1 comment:

Anonymous said...

Hi SuNU,
salam kenal ya, kalo boleh tau berapa sih bayarannya per jam kalo kerja kasar di Jepang, tolong email ke doitnow48@gmail.com, thanks be4 for your kindness

Henks, Jakarta