Wednesday 5 January 2011

Belajar Kepada Hatta

Sebuah kisah inspiratif tentang 2 sahabat yang membidani lahirnya seorang anak, bernama Indonesia. Saya simpan dari sumber ini.

Btw, Hiks. Blog saya di FS yang menyimpan rekaman pikiran dan pemahaman selama 3 tahun pertama di Jepang sudah tidak bisa diakses lagi. FS, kembalikan tulisan-tulisanku!!!!!!!

Semoga tulisan di blog ini masih bisa dibaca lagi oleh anak keturanan saya nanti. :-)

Ah, yah. Selamat membaca tulisan inspiratif ini.
*saya baru menemukan tulisan-tulisan yang tersimpan dalam draft, mungkin dimunculkan saja yah, semuanya...*

*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+

Mungkin kita harus belajar kepada Hatta dan membicarakan kembali sebuah pertemuan antara dia dan Soekarno. Empat puluh tahun lalu, Sang Pemimpin Besar Revolusi yang terguling itu tengah terbaring lemah di atas peraduan. Ada Hatta duduk di sebelahnya. Matanya berkaca-kaca. Ia lantas memegang jemari kanan Soekarno dan membisikian sesuatu: sepertinya doa dan harapan agar ia kuat menghadapi segala cobaan. Revolusiener tua itu tersenyum. Beberapa butir air mata tiba-tiba membasahi pipinya yang mulai berkeriput.


"Hatta... Kau benar,"katanya dalam bahasa Belanda. Hatta tidak merespon kata-kata itu. Ia hanya tepekur. Sedih. Dan tentunya itu bukan sebuah kepura-puraan.Waktu kemudian menjadi saksi, pertemuan dua sahabat yang mengantarkan kelahiran bayi bernama Indonesia itu, adalah pertemuan terakhir kalinya. Beberapa hari kemudian, tepatnya 21 Juni 1970 Soekarno pun pergi untuk selamanya.

Saat mendengar Soekarno meninggal, konon Hatta terdiam lama. Saya yakin, itu adalah sebentuk rasa kesedihan yang luar biasa bagi laki-laki sederhana tersebut. Ya, Hatta tak mungkin melenyapkan Soekarno dari benaknya. Sejak 1932, mereka berdua telah berteman dan bahu membahu berjuang mendirikan Indonesia sekaligus merawatnya.

Tapi Hatta memiliki prinsip kawan sejati adalah kawan yang selalu tampil mengingatkan. Dan pada 1960, Hatta tampil sebagai kawan sejati bagi Soekarno. Dalam sebuah bukunya bertajuk Demokrasi Kita, Hatta mengeritik berbagai langkah politik yang dijalankan Soekarno. Salah satu yang mendapat perhatian Hatta adalah cara penyelenggaraan Demokrasi Terpimpin yang diusung oleh Soekarno sebagai bentuk praktek nyata dari prilaku diktator.

" Tetapi dengan perubahan DPR yang terjadi sekarang , dimana semua anggotanya ditunjuk langsung oleh Presiden maka lenyaplah sisa - sisa demokrasi yang penghabisan. Demokrasi terpimpin Soekarno menjadi suatu diktator..."tulisnya, langsung dan pedas .

Soekarno marah. Sikap jujur dan peringatan dari sahabat dekatnya itu,disalahartikan olehnya. Baginya pernyataan Hatta, hanya menjadi duri bagi perjalanan revolusi yang tengah diusungnya.Ya, Soekarno saat itu memang tengah mabuk revolusi. Beberapa hari setelah keluarnya tulisan itu, Soekarno lantas memerintahkan untuk memberangus penerbitan Demokrasi Kita, sekaligus menyertakan ancaman penjara bagi siapa yang menyimpannya dan membacanya. Hatta pun diawasi dan terancam masuk bui. Ia menjadi tahanan rumah.

Sepuluh tahun kemudian, Hatta seolah lupa dengan kejadian itu. Ia membalas perlakuan itu dengan cara menjenguk Soekarno yang tengah terbaring sakit di Wisma Yaso Jakarta, justru ketika orang-orang yang dulu dekat dengan Si Bung seolah raib ditelan bumi. Bukan sekadar menengok, Hatta juga memberi seuntai doa.Sentuhan tangannya buat Soekarno adalah sebuah isyarat : ia tak akan meninggalkan Soekarno. Ia tak akan melupakan manusia besar yang sangat dikenalnya itu, hanya karena bukunya diberangus dan ia diancam masuk penjara. Ia yakin, sebuah perkawanan diantara 2 manusia jauh melebihi segalanya.Bahkan melampau keyakinan-keyakinan ideologis dan kepentingan politik yang nisbi.

Mungkin kita harus belajar kepada Hatta dan mengingat kembali sebuah deskripsi detik-detik pertemuan terakhir antara dia dan Soekarno 40 tahun lalu. Sekuat apapun perbedaan, sekeras apapun pertentangan: sahabat tetap sahabat. Dan persahabatan mereka bagi saya laksana kidung abadi yang tak berhenti mengalun. Begitu syahdu. (hendijo)



ReAD MoRE・・・

Tuesday 4 January 2011

Kaleidoskop 2010

Pergantian tahun saya lewatkan dalam perjalanan tanpa akses internet, maka flash back 2010 saya laksanakan sekarang saja.


Januari
1. Ibu meminta saya pulang untuk melihat kondisi ayah.
2. Percobaan di Lab makin menggila menjelang wisuda *desperate final year student*

Februari
1. Bikin slide presentasi akhir.
2. Bersiap buat acara kang Abik waktu goldenweek.
3. Mengajar bahasa Indonesia selama sebulan (weekend doang) di Kariya.

Maret
1. Presentasi akhir dan naskah final skripsi.
2. Mudik, merawat ayah.
3. Perpanjangan visa
4. Wisuda
5. Lengser dari jabatan ketua F** Jepang.

April
1. Ayah meninggal dunia.
2. Start kehidupan sebagai graduate student.
3. Berburu partime job.

Mei
1. Mulai partime di KKD
2. Acara kang Abik di Nagoya! Yey!
3. Pindah ke Ozone.
4. Kakek Meninggal, Ibu dan kakak kecelakaan motor. T_T
5. Jadi Pemenang ke-3 lomba Blog UII, alhamdulillah.

**April Mei benar-benar bulan penuh ujian: cobaan kematian dan miskin gak ada pemasukan**

Juni
1. Proposal GRI ke Jerman
2. Ada income setelah 2 bulan makan tabungan doang. Alhamdulillah ^_^
3. Excursion : Kumano Kodo World Heritage

Juli
1. Schengen Visa buat ke Jerman
2. Tugas-tugas akhir semester : editing, begadang +_+

Agustus
1. Temu Ilmiah PPI Jepang @ Nagoya University (Panitia n Presentasi)
2. Kirim aplikasi buat beasiswa Aichi
3. Berangkat ke Jerman!!

September
1. Mengunjungi Belanda, Belgia, Perancis, Spanyol, Italia, Vatican, Swiss, Austria.
2. Ketemu sahabat SMA setelah bertahun-tahun gak pernah jumpa.
3. Kembali ke Jepang, wawancara buat jadi Tutor.

Oktober
1. Ujian tulis beasiswa Aichi.
2. Mulai bekerja sebagai tutor mahasiswa asing.
3. Marine Biodiversity Conference @ Toyama.
4. Finishing buku panduan excursion for foreign student.


November
1. Wawancara beasiswa Aichi *and Failed!*
2. Kirim aplikasi beasiswa Nitori.
3. Study tour keliling Aichi : Chita, Mizkan, Toyota Memorial Museum, Daito steel, Pamaren industri @ Port Messe.
4. Study Tour ke Nuclear Power Plant, Fukui.

*miskin, duit ke Jerman belum diganti ama kampus*

Desember
1. Job fair! Job hunting, start!!
2. Kirim abstract buat national conference 2011
3. Reuni dg temen seangkatan di Jepang @ Osaka & Tokyo
4. Hampir jadi korban penipuan Mulyadi!

*masih miskin, duit ke Jerman belum juga diganti T_T *


ReAD MoRE・・・

Musim Dingin Jangan Pergi...

Jamaah Maghrib hari ini hanya 3 orang. Syekh Ahmad membaca AnNaba dan Al Bayinah, 2 surat yang berkesan bagi saya. Berkesan? Dua surat ini? Yah, maknanya tentu saja, namun dua surat ini lebih berkesan karena saya me-mimikri pelaguan dari dua surat setelah berburu dan menyeleksi file quran recitation yang kecepatan dan nadanya sesuai dengan warna suara saya :-D

Lebih dari dua surat tadi, sholat maghrib berjamaan di Islamic Center Nagoya juga berkesan. Kenapa? Yah, karena begitu mudah saya laksanakan saat musim dingin. Waktunya sangat memungkinkan sebelum saya memulai kerja paruh waktu dan pas dicapai setelah kuliah di kampus berakhir. Makanya, musim dingin jangan pergi... Menuju musim panas, waktu maghrib pun merayap lebih larut hingga memaksa saya mengatur jadwal supaya mendapat istirahat saat kerja pas waktu maghrib ada.

Langit juga baru mulai terang menjelang pukul 7 pagi. Sholat subuh bisa dijalankan dengan lebih leluasa, tanpa begadang seperti seputar Juli-Agustus. Tuh, khan, musim dingin tuh menyenangkan. Masih ditambah berton-ton salju untuk main snowboard, kesempatan mengganti puasa wajib (karena siang yg pendek :-P ), makanan tidak mudah basi, baju lebih tahan lana karena tidak kena keringat, tidak mandi belum tentu bau :-P de es be.

Ini baru satu nikmat musim dingin yang saya manfaatkan. Tiba-tiba saya teringat dengan tamu agung yang hadir tiap tahun, Ramadan. Perasan tentang perpisahan yang mirip...

***Besok adalah dedline untuk memasukkan jadwal kerja paruh waktu saya, makanya kepikiran ^_^ ***


ReAD MoRE・・・