Friday 17 June 2011

Berdarah Dingin. Ingin?

Lipatan dalam memori saya sedang terbuka untuk dua definisi binatang. Binatang berdarah panas dan dingin. Manusia masuk dalam golongan berdarah panas sehngga ada beberapa ketidakuntungan sebagai akibatnya. Misalnya? Err, susah sekali menaikkan suhu tubuh.


Beberapa penelitian mengungkap bahwa dengan menaikkan suhu tubuh 1 atau 2 dejarat Celcius saja, berbagai manfaat bisa diperoleh. Antara lain :
-Gejala sakit mereda
-Sistem imunitas tubuh meningkat
-Efet diet
-anti-aging
-Berkurangnya atopi (hyperalergic)
-Sembuh dari depresi

Tapi sadarkah kita bahwa binatang berdarah panas susah sekali menaikkan suhu badannya? Kenapa? Yah, karena kecenderungan untuk mempertahankan suhu tubuh. Bila suhu di luar terlalu panas, keluarlah keringat untuk menurunkan suhu tubuh agar tidak ikut naik. Bila terlalu dingin, air pun dikeluarkan lewat air seni. Lalu, bagaimana bila memanaskan badan secara paksa. Err... misalnya, masuk ke sauna, atau berendam dalam air panas. Ternyata manusia tidak tahan untuk berada di tempat panas untuk jangka waktu terlalu lama. Sebelum suhu tubuh naik, rasa tidak nyaman sudah menyerang terlebih dahulu. Percobaan di salah satu Universitas di Nagoya dengan mempergnakan selimut pemanas, diperlukan waktu sekitar 40 menit untuk menaikkan suhu tubuh sebesar 1 derajat. Mekanisme pertahanan suhu dalam tubuh kita mencapai limit setelah 15 menit, sehingga perlu kesabaran dan ketahanan tingkat tinggi bila ingin menaikkan suhu tubuh dengan cara konvensional.


Telah menjadi jelas, bahwa ada satu zat yang berperan besar dalam proses penghangatan tubuh. Heat-shock Protein (HSP). Tubuh kita bisa memproduksi sendiri protein ini. Bukan hanya manusia, tetumbuhan pun memiliki kemampuan serupa. Sebuah percobaan penyimpanan makanan setelah dihangatkan terlebih dahulu terbukti membuat sayuran lebih tahan lama.
*Tomat yang sebelum disimpan di kulkas dicelupkan ke dalam air panas 40 derajat celcius lebih tahan lama dan terjaga kesegarannya dibandingkan dengan yang langsung dimasukkan begitu saja.
*Selada yang sebelum disimpan dicucui dengan air panas 50 derajat celcius terbukti lebih terjaga kesegarannya.

Terapi bagi orang-orang gagal jantung dengan metode penghangatan terbuksi sukses meingkatan angka harapan hidup mereka. Fungsi jantung tidak banyak berubah, namun kondisi pembuluh darah menjadi lebih aktif dan sehat. Kadang kala kita hanya terkonsentrasi ke jantung saja untuk mengatasi masalah peredaran darah, padahal darah diedarkan lewat pembuluh-pembuluh darah. Kesehatan pembuluh darah patut mendapatkan perhatian juga. ^_^

Eh, hubungannya HSP dengan suhu? HSP terproduksi pada suhu relatif lebih tinggi dibandingkan normal. HSP memiliki fungsi untuk memperkuat sel, memperbaiki sel yang rusak sekaligus meningkatkan daya tahan tubuh. Namun demikian, bukan suhu saja yang berperan dalam produksi HSP. Stress juga bisa.

Dalam sebuh percobaan bagi mahasiswa yang harus mengambil ujian agar bisa lulus, dalam masa-masa penuh tekanan ini jumlah HSP meningkat. Namun ada beberapa yang jumlah nya tidak berubah, karena 'menyerah', pasrah sebelum berusaha. Kondisi tertekan dengan keinginan untuk melewatinya dengan penuh perjuangan disinyalir bisa meingkatkan jumlah HSP.

Olahraga juga membantu peningkatan HSP. Tapi tidak semua olahraga. Percobaan dilakukan untuk sekelompok orang yang jogging santai (tidak lebih cepat daripada jalan biasa) dan jogging normal. Peningkatan HSP hanya dijumpai pada mereka yang jogging normal. Intinya, perlu tekanan sampai level tertentu untuk tubuh agar mau memproduksi HSP. Secara pribadi, ini menjadi pendukung yang membenarkan kenapa dengan berolahraga kita menjadi sehat.


Pfhhh... untuk meningkatkan HSP manusia perlu usaha keras. Harus ditekan dulu. Secara sederhana ini adalah salah satu bentuk pembelaan/pertahanan diri. Enaknya jadi bianatang berdarah dingin, yang suhu tubuhnya bisa berubah sesuai lingkungan... *tapi gak pengen ah... enakan jadi manusia... bukankah biar tanpa kita sadari, sistem pertahanan diri kita didesain secara sempurna?*


No comments: