Wednesday 13 July 2011

Menjaga Kebudayaan




Well, banyak orang mengatakan bahwa keluarga adalah pangkal peradaban. Dalam islam sendiri, sudah ada tuntunan dalam memulai langkah paling awalnya : memilih pasangan :-)

Pikiran saya barusan terkuras untuk satu dedline hari ini, sehingga daripada menulis yang berat-berat, saya memilih untuk napak tilas petualangan menuju Masjid Raya Roma pada bulan Syawal tahun lalu.

Sebenarnya petualangan mengunjungi pusat-pusat kebudayaan islam di Eropa menyimpan banyak gambar, sayangnya memory card yang saya pakai waktu itu ikut terkirim bersama kamera yang dipinjam adik buat tugas lapangan. Doh! Padahal puncak petualangan di bekas Ibukota Islam di Andalusia sangat-sangat-sangat menarik untuk dibagi.

Berdasarkan pengalaman pribadi, isi video dari y*utu*e di atas terasa sekali (Terlepas dari akurasi angka-angka dan tahun yang disebutkan di dalamnya). Waktu memanjangkan kaki di bekas wilayah Jerman Barat, di stasiun-stasiun besar muslimah berjilbab lebar berjalan bersliweran seolah saya berada di sebuah negeri muslim saja. Masjid-masjid juga lebih mudah ditemui dibandingkan di Jepang. Mungkin benarlah, kejayaan islam akan kembali salah satunya dengan banyaknya populasi muslim yang tersebar si seluruh penjuru negeri.

Lalu tarara~ Selamat menikmati beberapa foto di seputar Jalan Masjid, Roma. ^_^


Viale della Moschea : Jalan dimana Masjid berada. InsyaAllah kalau bertanya ke Polisi pun, mereka tau dimana lokasi masjid Roma ini, lah nama jalan rayanya aja Jalan Masjid kok!


Nampang dulu di lantai 2. :-D
Tinggi menara masjid ini hampir sama dengan kubah gereja Vatican, makanya sempat menuai protes waktu pembangunannya. Lokasi Masjid yang berada di lembah akhirnya menjadi alasan yang 'menentramkan' karena tingginya tidak akan bersaing dengan tempat peribadatan pribumi. :-P





Masjid nampak dari jalan. Masih harus muter dulu untuk masuk dari gerbang utama.



Berbagai jajanan halal kreasi para muslim imigran.



Warung tenda yang siap dikunjungi ba'da sholat Jumat.



Suasana di dalam Masjid yang luas dengan pilar-pilar tinggi, kokoh dan indah. Jamaahnya manusia-manusia beragam ras.




Pikirkan bila tempat-tempat ibadah umat islam dibangun dan diramaikan oleh keturunan-keturunan yang tinggi kualitas imtaq-nya di berbagai sudut dunia. Dan di sini, di Nagoya, kami pun sedang bermimpi membangun sebuah kampung muslim, mumpung populasi Jepang sedang berada puncaknya saat ini. Maksudnya? Mari membeli tanah dari orang-orang tua yang tidak punya keturunan. :-P


2 comments:

Igniel said...

wah jadi itu wajah asli mas sunu :D

# sunuhadi # said...

Wew.. di postngan2 sebelumnya juga wajah asli loh, gak pake operasi plastik. huehue~~ Bisa dibilang wajah kucel setelah muter-muter dari Milan dan Venezia terus sholat Jumat di Roma.