Thursday 19 December 2013

[Evaluasi] Perencanaan Keuangan Keluarga Kami (PKK)

Astaga! Pergantian tahun sudah dekat. Saatnya berbagai evaluasi dibuat. Kali ini saya hendak membuat draft bahan diskusi PKK dengan istri agar cinta kami semakin rekat menuju keluarga bermartabat yang dikaruniai anak-anak hebat.

Baiklah, diskusi kami di akhir tahun tak akan bebas dari debat. Namun saya yakin akan ada kata sepakat karena diawali oleh tulusnya niat. PKK ini dibuat untuk memuluskan jalan hidup dunia sekaligus menyiapkan bekal di akhirat. Kami tidak ingin kondisi ekonomi yang kurang baik menjadi penghambat hanya karena keteledoran dalam merencanakan dan berbuat.

Dalam hal PKK, saya mengibaratkan kelurga adalah sebuah perusahaan. Untuk mendirikannya ada perijinan, dalam mengoperasikannya ada peraturan. Posisi saya? Direktur utama, donk. Istri tercinta akan memegang wewenang perencanaan produksi, HRD dan Finansial. :-) Sebagai direktur utama, tugas utama saya adalah membangun visi untuk mengembangkan perusahaan. Sementara istri akan mengevaluasi kapasitas dan potensi perusahaan. 

Saya memang seorang Imam dan istri adalah makmum. Namun demi kemajuan bersama, tukar pendapat tak boleh dihindari. Sampai saat ini kami sudah sepakat bahwa sebelum memasuki ranah investasi, kesehatan arus kas harus mendapat prioritas. Perusahaan muda seperti kami yang belum genap 3 tahun masih perlu meraba-raba kebutuhan agar tidak besar pasak daripada tiang. Pengeluaran tak terduga masih lebih besar dibandingkan yang direncanakan, ranah investasi dan asuransi sudah dicoba meski hanya sebagian. 

Financial Planner, dalam pemahaman saya lebih fokus kepada profesi karyawan yang mendapat gaji bulanan dari perusahaan. kecenderungannya adalah Perencanaan lebih fokus kepada pengaturan pengeluaran. Padahal sebagai 'perusahaan', kami harus fokus terhadap pemasukan. Tidak mungkin kami terus melakukan costdown, penghematan atau pemecatan 'karyawan' demi meminimalisasi pengeluaran agar menambah tabungan. Nah! Seharusnya kami juga fokus untuk meningkatkan pemasukan agar perusahaan tidak merugi dan para karyawan bisa menikmati hidup dari gaji yang memadai.

Kami tidak terburu-buru menambah aset berupa properti atau kendaraan.Perusahaan kami tidak ingin terikat hutang konsumtif jangka panjang. Properti bisa menanti, kendaraan masih bisa dinikmati tanpa memiliki. Chiehh. Fokus, fokus! Tingkatkan pendapatkan, stabilkan kondisi keuangan.

Pada saat pendapatan jauh melebihi pengeluaran, penambahan aset baru masuk sebagai pilihan. Mau rumah? bisa cash. Ingin mobil? Tinggal pilih model. Di sini waktu menjadi kata kunci utama. Sedangkal pemahaman saya, kebanyakan 'perusahaan baru' akan terburu-buru menambah asetnya yang sebenarnya menjadi pasiva. Harga properti naik terus? Bukannya tinggal meningkatkan pendapatan melebihi inflasi dan kenaikan harga properti? 

Saya bukan tidak setuju memiliki properti secepatnya. Rumah pertama adalah idaman, tapi sebagai direktur utama saya tidak mau berhutang. Bagi kami saat ini, rumah adalah kebutuhan, bukan sebagai obyek investasi yang akan dijual lagi saat harga meroket tinggi. Oleh karenanya, direktur utama masih sabar menunggu sampai modal perusahaan cukup kuat untuk membeli aset. Waktunya? 5 tahun. Maksimal 7 tahun lagi. 

Sebelum usia direktur utama 35 tahun, rumah tapak sebagai aset sudah harus ditempati. Properti untuk investasi boleh berkembang setelah itu. Kalau sudah punya rumah pertama, hutang properti tak lagi jadi hutang konsumtif karena akan dikembangkan menjadi aset pendapatan pasif. Bila ingin menjadikan rumah pertama sebagai obyek investasi, kalau rumah dijual, hendak tinggal dimana? Dijual setelah harga naik sekalipun, harga properti di sekitar pasti sudah ikuta mendaki. Pilihan yang ada adalah tinggal di lingkungan yang 'lebih murah'. Oleh karenanya rumah pertama harus dijadikan aset, bukan obyek investasi. Lingkungannya harus bagus, karena benda masih bisa diwariskan tapi kondisi lingkungan tidak bisa diestafetkan begitu saja.

Bagaimana dengan kendaraan? Kendaraan adalah barang wajib menurut direktur utama. Roda empat akan mengandang, tapi tidak sekarang. Syarat kepemilikan kendaraan roda empat : berfungsi sebagai aset produktif yang meningkatkan pendapatan. Pendapatan di sini bukan hanya materiil, tapi juga kekayaan batin berupa ilmu, pengalaman dan network. Kapan? saat pengeluaran untuk biaya transportasi sudah terlalu tinggi dibandingkan biaya operasional kendaraan pribadi dalam setahun. Sekarang? well, selama tahun 2013 biaya transportasi dengan taksi dan rental masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan cicilan dan maintenace mobil. Alhamdulillah direktur utama menemukan partner rental mobil yang menyewakan dengan rate 25ribu/jam, sudah termasuk supir.

Istri akan fokus ke pelatihan SDM : Pengingkatan kualitas diri, termasuk pendidikan, training dan penambahan SDM semaksimal mungkin.


Detail perhitungan, persentase dan alokasi-alokasi akan ditetapkan dengan cara seksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya.


Draft sementara :
1. Pemetaan aset dan pengeluaran 5 tahun ke depan.
2. Program Peningkatan Kualitas diri.
3. Sehatkan cashflow perusahaan, tambah pendapatan dan aset tanpa hutang konsumtif.

Dua hal di atas akan menjadi poin utama konferensi tingkat tinggi antara suami dan istri yang akan berlangsung selama cuti. iyey!

No comments: