Monday 27 June 2011

Undangan untuk bulan Syawal

Sebuah Undangan dari Sahabat saya datang. Sebuah walimah di bulan syawal. Erm, sayangnya sepertinya saya tidak bisa hadir. Padahal saya baru bertemu kembali dengan dia setelah 6 tahun berpisah di Roma, tahun lalu. Ayahnya meninggal sekitar sebluan lebih cepat dari Ayahanda saya. Kami sama-sama harus berjuang mencari kuliah gratisan. Alhamdulillah bisa kuliah juga di luar negeri, meski saya tetap di Asia dan dia melalangbuana sampai Eropa. Banyak takdir kami yang mirip, kalau dipikir-pikir. Semoga saya juga bisa segera menyusul menggenapkan separuh agama.

Hiks.

Btw, tanpa sengaja menemukan hadits tentang pernikahan di bulan Syawal.

‎"Sunnah Menikah Dibulan Syawwal"

Aisyah brkt :“Rasulullah menikahiku pada bulan Syawwal dan berkumpul denganku pada bulan Syawwal, maka siapa di antara isteri-isteri beliau yang lebih beruntung dariku?” (HR. Ahmad)

Semoga lancar segala persiapannya, Bro.


ReAD MoRE・・・

Saturday 18 June 2011

Maintenance?

Deuh. Sekali lagi saya lupa lanjutan ayat dalam surat yang saya baca kali ini. Surat yang sama dengan 2 minggu lalu saat saya mendapat giliran sebagai imam. Kali ini saya kembali diingatkan oleh seorang Jepang yang menjadi makmum. Padahal kalau sholat secara munfarid, belum pernah ada masalah, lancar.

Iseng saya berceloteh, kenapa yah saat menjadi imam, kok selalu ada yang terlupa...
Muslim Jepang itu menjawab, "Maintenance memang susah. Imam islamic center aja selalu mengecek hafalannya sebelum mengimami. Semakin banyak hafalan, maintenancenya makin susah. Kalau saya mah, karena hafalan cumann sedikit jadi maintenancenya mudah...."



Eh? Tunggu! Hafalan saya juga belum seberapa. Tapi tapi tapi...setiap kali saya lupa kelanjutan ayat dalam surat yang dibaca dalam sholat, dia yang selalu memberikan hint. Hafalan mualaf ini sepertinya lebih banyak dari saya, padahal saya lebih lama menjadi muslim (well, kalau dihitung sejak lahir :-P ). Wuaa.... jadi pengen malu. Sambil maintenance, perlu juga menambah koleksi dalam memori. Harus!!

Dalam forum diskusi ba'da Maghrib itu saya juga diingatkan mengenai aktif mencari tahu. Kecenderungan orang dewasa adalah memahami secara garis besar dan tidak terlalu peduli dengan hal kecil yang dinilai sepele. Maka tak jarang bila menjelaskan suatu konsep terhadap anak-anak, orang tua sering kebingungan dengan pertanyaan yang terlontar di luar dugaan. Anak-anak lebih peka terhadap hal kecil, karena begitu banyak hal baru yang belum pernah mereka ketahui. Mirip dengan pertanyaan orang Jepang saat diskusi tentang suatu konsep baru yang tidak familiar dengan mereka.

Bila bertemu dengan pertanyaan yang diri sendiri tidak yakin dengan solusi yang benar, kalimat apa yang sebaiknya dilisankan? Kalau orang yang bertanya sudah sama-sama dewasa, bisa saja kita berkata : Hmmm, pertanyaan yang baik, sekarang saya belum bisa memberikan pencerahan, namun mari kita diskusikan dalam lain kesempatan. Lalu, proses pelarian diri saat itu bisa sukses karena tidak ada pertanyaan berikutnya yang beruntun mengejar. Kalau yang bertanya anak-anak, pertanyaan akan terus tercurah sampai dia mendapat jawaban yang memuaskan.

Ini celoteh bisu saya: Sebelum menyampaikan sesuatu, pelajari dan pahamilah dengan baik. Jangan melisankan sesuatu yang tidak diyakini runutan logikanya. Pikiran pendengar akan dipenuhi tanda tanya, sementara kapasitas ilmu yang ada tidak cukup untuk memberikan pencerahan. Diskusi kali ini berlangsung dalam dua bahasa, masing-masing bahasa memiliki rasa berbeda sehingga sedikit timbul kesalahpahaman. Seharusnya saya bisa memberikan sedikit pencerahan mengenai esensi materi malam itu, tapi kennapa kurang berani menyusun kalimat? apa karena kurang ilmu? Sungkan karena paling junior? Bingung karena diskusi mulai melantur ke arah yang berlainan? Hmmm, mungkin hanya perlu terjemahan yang tepat sehingga tidak memunculkan makna yang berbeda. Sekali lagi saya diingatkan pentingnya menguasai bahasa.




ReAD MoRE・・・

Friday 17 June 2011

Berdarah Dingin. Ingin?

Lipatan dalam memori saya sedang terbuka untuk dua definisi binatang. Binatang berdarah panas dan dingin. Manusia masuk dalam golongan berdarah panas sehngga ada beberapa ketidakuntungan sebagai akibatnya. Misalnya? Err, susah sekali menaikkan suhu tubuh.


Beberapa penelitian mengungkap bahwa dengan menaikkan suhu tubuh 1 atau 2 dejarat Celcius saja, berbagai manfaat bisa diperoleh. Antara lain :
-Gejala sakit mereda
-Sistem imunitas tubuh meningkat
-Efet diet
-anti-aging
-Berkurangnya atopi (hyperalergic)
-Sembuh dari depresi

Tapi sadarkah kita bahwa binatang berdarah panas susah sekali menaikkan suhu badannya? Kenapa? Yah, karena kecenderungan untuk mempertahankan suhu tubuh. Bila suhu di luar terlalu panas, keluarlah keringat untuk menurunkan suhu tubuh agar tidak ikut naik. Bila terlalu dingin, air pun dikeluarkan lewat air seni. Lalu, bagaimana bila memanaskan badan secara paksa. Err... misalnya, masuk ke sauna, atau berendam dalam air panas. Ternyata manusia tidak tahan untuk berada di tempat panas untuk jangka waktu terlalu lama. Sebelum suhu tubuh naik, rasa tidak nyaman sudah menyerang terlebih dahulu. Percobaan di salah satu Universitas di Nagoya dengan mempergnakan selimut pemanas, diperlukan waktu sekitar 40 menit untuk menaikkan suhu tubuh sebesar 1 derajat. Mekanisme pertahanan suhu dalam tubuh kita mencapai limit setelah 15 menit, sehingga perlu kesabaran dan ketahanan tingkat tinggi bila ingin menaikkan suhu tubuh dengan cara konvensional.


Telah menjadi jelas, bahwa ada satu zat yang berperan besar dalam proses penghangatan tubuh. Heat-shock Protein (HSP). Tubuh kita bisa memproduksi sendiri protein ini. Bukan hanya manusia, tetumbuhan pun memiliki kemampuan serupa. Sebuah percobaan penyimpanan makanan setelah dihangatkan terlebih dahulu terbukti membuat sayuran lebih tahan lama.
*Tomat yang sebelum disimpan di kulkas dicelupkan ke dalam air panas 40 derajat celcius lebih tahan lama dan terjaga kesegarannya dibandingkan dengan yang langsung dimasukkan begitu saja.
*Selada yang sebelum disimpan dicucui dengan air panas 50 derajat celcius terbukti lebih terjaga kesegarannya.

Terapi bagi orang-orang gagal jantung dengan metode penghangatan terbuksi sukses meingkatan angka harapan hidup mereka. Fungsi jantung tidak banyak berubah, namun kondisi pembuluh darah menjadi lebih aktif dan sehat. Kadang kala kita hanya terkonsentrasi ke jantung saja untuk mengatasi masalah peredaran darah, padahal darah diedarkan lewat pembuluh-pembuluh darah. Kesehatan pembuluh darah patut mendapatkan perhatian juga. ^_^

Eh, hubungannya HSP dengan suhu? HSP terproduksi pada suhu relatif lebih tinggi dibandingkan normal. HSP memiliki fungsi untuk memperkuat sel, memperbaiki sel yang rusak sekaligus meningkatkan daya tahan tubuh. Namun demikian, bukan suhu saja yang berperan dalam produksi HSP. Stress juga bisa.

Dalam sebuh percobaan bagi mahasiswa yang harus mengambil ujian agar bisa lulus, dalam masa-masa penuh tekanan ini jumlah HSP meningkat. Namun ada beberapa yang jumlah nya tidak berubah, karena 'menyerah', pasrah sebelum berusaha. Kondisi tertekan dengan keinginan untuk melewatinya dengan penuh perjuangan disinyalir bisa meingkatkan jumlah HSP.

Olahraga juga membantu peningkatan HSP. Tapi tidak semua olahraga. Percobaan dilakukan untuk sekelompok orang yang jogging santai (tidak lebih cepat daripada jalan biasa) dan jogging normal. Peningkatan HSP hanya dijumpai pada mereka yang jogging normal. Intinya, perlu tekanan sampai level tertentu untuk tubuh agar mau memproduksi HSP. Secara pribadi, ini menjadi pendukung yang membenarkan kenapa dengan berolahraga kita menjadi sehat.


Pfhhh... untuk meningkatkan HSP manusia perlu usaha keras. Harus ditekan dulu. Secara sederhana ini adalah salah satu bentuk pembelaan/pertahanan diri. Enaknya jadi bianatang berdarah dingin, yang suhu tubuhnya bisa berubah sesuai lingkungan... *tapi gak pengen ah... enakan jadi manusia... bukankah biar tanpa kita sadari, sistem pertahanan diri kita didesain secara sempurna?*



ReAD MoRE・・・

Saturday 11 June 2011

Pikiran Seputar Bendungan


Dalam kunjungan ke Dam Tokuyama, bendungan terbesar di Jepang, saya menemukan sebuah fakta yang unik: Perubahan sikap masyarakat. Awalnya tujuan utama dibangunnnya dam ini adalah sebagai pembangkit listrik dengan fungsi tambahan sebagai pengontrol volume air. Sejak dicetuskan pada tahun 1957, berbagai negosiasi alot terus berlangsung sehingga proses pembangunannya baru dimulai tahun 2002.

Pffhh.... Bila negosiasi berlangsung kuat sepihak, misalnya penerapan MOD (Move or Die!) pengusiran paksa dengan membuldoser pemukiman (seperti di Palestina, hiks), tentunya dam bisa dibangun lebih cepat. Inikah satu bentuk penghargaan HAM di Jepang? Pelajaran lainnya, proyek di Jepang tetap dilaksanakan meskipun pemegang tampuk pemerintahan silih berganti.


Masyarakat yang sudah menikmati asupan listrik dari PLTN tidak meihat pentingnya PLTA. Yah. Setidaknya sampai kasus PLTN Fukushima terjadi. Gempa dan tsunami yang melanda Jepang pada Maret lalu cukup merubah opini masyarakat tentang sumber energi. Negara minim SDA seperti Jepang harusnya memakai 'produk lokal' untuk memenuhi kebutuhannya: air, angin atau cahaya matahari. Well, bukan sepenuhnya lokal, karena ketiganya adalah rahmat dari sang Pemilik yang mengjinkan manusia untuk menafaatkannya :-) Listrik yang diperoleh lewat PLTN memang paling murah, tapi harus dibarengi dengan resiko yang tidak murah.

Masyarakat yang dulu menentang pembangunan PLTN kini mulai memberikan animo positif terhadap PLTA di Bendungan ini. Waktu dan kejadian bisa merubah orang...





ReAD MoRE・・・

Tuesday 7 June 2011

Bintang di Bumi


Memandangi langit malam yang cerah, teringat akan bintang sebagai petunjuk arah. Akibatnya muncullah keinginan untuk mengunjungi Brother Earth, Planetarium terbesar di dunia yang baru diresmikan di Nagoya 19 Maret 2011. Mahasiswa hanya perlu bayar 500 yen untuk mengunjungi planetarium plus museum. Anak usia SMP ke bawah? Gratis tis!


Nakajima Miyuki menyenandungkan manusia terlalu memandangi bintang yang ada di langit sehingga melupakan gemintang di bumi.



Saya coba mencari gemintang yang di bumi dengan bantuan satelit. Akhirnya dapatlah potret rupa bumi dengan gemintang di sana-sini: nighttime light. Bila dipandangi dari ruang angkasa, cahaya-cahaya artifisial yang menunjukkan aktivitas manusia inilah yang seolah nampak sebagai bintang di permukaan bumi. *Ahaha, saya hanya mengulas syairnya secara literal*.


*photo of Aegan sea at night, taken from onorbit.com*


Namun kalau dipikir, tak ada salahnya bila bintang-bintang di permukaan bumi ini dikaji lebih lanjut. Sebagai petunjuk arah? yah, bisa jadi, bukan arah mata angin melainkan arah kebijakan yang diperoleh dari analisa aktivitas manusia hingga memunculkan bintang-bintang di permukaan bumi. Energi. Isu ini akhirnya harus dimunculkan di sini. Iseng saya memasukkan 2 keyword ini ke Oom Google dan muncullah sebuah nama yang sudah menulsi jurnal terkait dengan bintang di bumi dan energi. Orang UK ini dapat beasiswa JSPS pula! Di Tokyo pulaa!! Mumupung secara fisik, jarak nagoya-Tokyo tak sampai 2 jam dengan Shinkansen, bagaimana kalu mengajukan permohonan diskusi secara langsung? Heh? Khan gak kenal.... Err, korespondensi saja kah.

Bicara soal energi, setelah gempa dan tsunami melanda Jepang 11 maret 2011 dan membuat isu PLTN Fukushima naik ke permukaan, orang Jepang mulai mengkaji soal sumber energi terbaharui. Seorang teman Jerman saya muak dan trauma dengan tragedi Chernobyl sehingga dalam kunjungan ke sebuah PLTN di Fukui, tak hentinya dia mengatakan bahwa tak ada yang benar-benar aman soal nuklir. Hmm... bisa jadi, karena kecelakaan mungkin saja terjadi. Dalam berita NHK jam 21:00 hari ini, juga dibahas kemungkinan implementasi sumber energi domestik : angin, air, panas bumi, tujuannya agar tidak lagi tergantung dengan minyak bumi dan batu bara yang harus di datangkan dari luar negeri.

Saya sendiri merasa kurang puas menguras ilmu soal energi terbaharui ini meskipun sudah dibela-belain ke Jerman dengan segala proposal meminta kucuran dana kampus tahun lalu :-( Eh, ternyata ada kesempatan kedua, kali ini ada seorang CEO Perusahaan Amerika yang datang ke Nagoya University, presentasi tentang Renewable Energi. Catat! 21 Juni 2011 16:00-17:30 di ES Building, Hallroom. Waktu kuliah dulu dia menulis soal implementasi sumber energi terbaharui di India, jadi saya ingin bertanya kasus Indonesia yang punya garis pantai terpanjang di duniaaaaaA.

*Tapi deuh, baru ingat tanggal itu saya harus naik pesawat ke Tokyo jam 8 pagi. Hiks.*

Pikiran saya meloncat lagi, gara-gara menulis batu bara dan minyak bumi. Lah, listrik kita pun kebanyakan dari dua sumber ini bukan? kalau kasus di Urumqi, China sana, batu bara masih tetapt dipakai karena jumlahnya melimpah, harganya murah. Tenaga angin juga dimanfaatkan, namun belum maksimal. Tenaga Surya? Well, harusnya bisa dimanfaatkan karena suhu di sana bisa mencapai 50 derajat Celcius. Sayangnya fakta ini harus disimpan rapat-rapat, karena pemerintah harus mebayar uang extra buat pekerja bila suhu udara melewati 48 derajat Celcius. Seorang saksi hidup, kawan saya, muslim urumqi mengatakan kalau kita meletakkan telur di luar rumah waktu siang hari, telurnya matang terpanggang. *rasanya gimana yah? kayak telur rebus?*

Kembali memandangi langit, waktu subuh masih sekitar satu jam lagi...
Yah, menjelang musim panas, waktu subuh bener-benar masuk sejak dini hari. Di kawasan arctic matahari muncul sepanjang hari selama musim panas!! Waow...!
Dan, ah, yah. Kunjungan ke Brother earth!! Kapan ada waktu yah....


ReAD MoRE・・・