Saturday 18 April 2009

Baitoku Begini

Kali ini tulisan tentang suasana kerja partime saya. Ceritanya saya diterima kerja di sebuah restoran Itali. Lebih tepat:family resto yang menyediakan menu Itali. Seminggu sete;ah wawancara, saya mendapat telepon yang menyatakan bahwa saya boleh bekerja. Proses berlanjut. Tanda tangan kontrak kerja paruh waktu disusul dengan pelatihan kilat menguasai medan tempur dapur. Yup. saya memilih menjadi koki daripada jadi pelayan.


Minggu pertama adalah masa penyesuaian. Saya harus menghafal nama bahan-bahan untuk masakan. Selanjutnya adalah menghafal nama + posisi penyimpanan + posisi peletakan alat, resep masakan dan tentu saja cara menghidupkan dapur karena saya dipercaya untuk jadi TOP. Orang yang bertugas membuka restoran di pagi hari. Yah, restoran ini buka mulai jam 7 pagi. Tugas saya adalah mempersiapkan opening sejak pukul 6: menyalakan lampu, membuka jalur gas, memasakan oven, penggorengan, mencuci alat+piring+gelas (oopss ini pakai mesin sih), memanaskan sup, menyiapkan salad, roti dan telur untuk menu pagi. Fyuhh. Bukan pekerjaan yang ringan.

Minggu kedua mulai coba-coba. Masakan gosong!! Apinya terlalu besar! Cara potong tidak sesuai manual!! Kurang asin! Lambat!! Membuat masakan jangan lewat dari 5 menit!! Belum hapal tempat dimana harus menaruh alat-alat +_+ Gyaaa~~


Minggu ketiga mulai terbiasa. Yosh. Masakan untuk stand by menu siang tidak gosong. Sudah bisa mengatur strategi besar kecilnya api sehingga masakan tidak perlu ditunggui. Posisi peletakan alat-alat pun OK. Kecepatan menyelesaikan order UP! Up!

Minggu keempat mulai menikmati. Alhamdulillah rekan kerja dan kepala restoran orangnya baik. Pengaturan jadwal kerja saya disesuikan dengan kesibukan kuliah. Tentu saja karena saya mengorbankan waktu efektif di pagi hari demi menjemput rejeki! Perhatian dari orang-orang di tempat kerja ini bikin betah. Terus terang saya suka karakter kepala restoran. Dia tidak pernah memarahi secara langsung kalau saya berbuat salah. Dengan caranya sendiri dia bisa membuat saya paham kesalahan, lalu diajari cara plus solusi yang benar. Pertanyaan yang terdengar sepele soal perkuliahan dan kesibukan justru terasa alami sebagai kedekatan. Wuihihihi. Dannn tentu saja karena saya dapet potongan 75% untuk sekali makan di restoran ini, kepala restoran tahu menu-menu mana yang boleh dimakan dan mana yang tidak untuk memastikan kepuasan saya sebagai pelanggan. Eh.... kenyamanan saya bekerja tanpa terancam kelaparan karena tak ada menu yang bisa dimakan.




ReAD MoRE・・・

Monday 6 April 2009

Lab, Baito dan Rumah

Saya belum meminta perubahan jadwal baito kepada kepala restoran. Masih tetap seperti libur musim semi yang lalu, hari kerja, jam 6-9 pagi. Saya ingin mencoba dulu apakah ritme kehidupan saya terganggu, ataukah ternyata saya mampu menyesuaikan diri dan sanggup memenuhi sela-sela waktu tidak efektif dengan kegiatan yang bermanfaat.


Yah. Mulai Jumat, 3 April 2009 sebuah babak baru telah dimulai : Kehidupan di Lab. Kata seorang sensei saya, Lab yang saya masuki termasuk salah satu Lab yang ketat. Benarkah? Well, silakan menilai dari aturan-aturan yang berlaku berikut :

1. Jam kerja 10:00-18-00

2. Selain jam kerja di atas, masih ada waktu yang dipakai untuk desk-job : searching jurnal, data bahan yang dipakai untuk percobaan.

3. Seminar internal tiap Selasa dan Kamis, mula jam 17:00. (Tidaaakkk.. selasa adalah jadwal saya main badminton >_<, tapi bisa diakali dengan memindah lokasi, bergabung dengan klub baru sesuai jadwal, qeqeqe )


Gimana? ketat? Tapi dengan aturan seperti ini, bagi orang yang ingin maju sepertinya sih tidak terlalu bermasalah.



Untuk bidang Bio-inorganik kimia, waktu yang diperlukan untuk eksperimen relatif lebih panjang dibandingkan bidang lain. Grup penelitian saya sendiri sih termasuk lebih cepat dibandingkan 3 grup lain yang masih harus berkutat di lab saat saya berpamitan pulang pada pukul 9 malam. *berdasarkan pengamatan pribadi*

Singkat cerita, sejak 5 pagi sampai 9 malam, saya tidak berada di rumah, jarang bersentuhan dengan internet maupun alat komunikasi macam HP. Huhuhu. Pulang dari kampus, sampai di rumah segera mandi, sholat isya', makan malam nonton Tv sambil baca2 catatan, lalu berangkat ke peraduan pukul 11. Subuh bangun, sholat, berangkat ke tempat baito, dilanjutkan ke kampus. Huff. Sampai saat ini sih masih kuat, namun entah bisa bertahan sampai kapan. Masih dalam proses adaptasi. Bisa jadi harus meluangkan sedikit waktu untuk memenuhi hak tubuh ini beristirahat.

Jadi persentase waktu saya : 13% di tempat Baito, 45% di Kampus, 30% di rumah (mostly buat tidur malam). Sisanya yah, di tempat belanja, di atas sepeda, dalam perjalanan... *Fyuh*

Kira-kira beginilah kehidupan mahasiswa engineering di Jepang. Oops...koreksi: Mahasiswa jurusan kimia bidang bio-inorganik di Jepang yang punya kerja sambilan. Akhir pekan sangat dinantikan untuk menikmati rumah dan dunia yang belum sempat terjamah pada hari kerja. ^_^ well... itupun kalau akhir pekan belum tergerus janji yang harus ditepati.


ReAD MoRE・・・