Hari Sabtu, 18 oktober 2008, ada sebuah bazar khusus mahasiswa asing. Bazar yang diselenggarakan di International Residence Nagoya University (IR) ini sudah diincar banyak orang hingga ada yang rela mengantri sejak pukul 5 pagi padahal bazar baru dimulai jam 9.30. Nah, karena sudah beredar isu bahwa perebutan barang berlangsung sengit, saya pun menginap di kamar salah seorang penghuni IR supaya tidak perlu buru-buru berdesakan dalam kereta pagi. Tujuannya supaya saya dapat kasur baru tapi murah, karena benda ini termasuk barang pokok selain elektronik primer macam kulkas, mesin cuci atau ricecooker yang sudah ada di kamar sekarang.
Sayangnya, kami bangun kesiangan. Urutan antrian saya lebih cepat kalau dihitung dari belakang. Sudah bisa diduga, tak ada kasur yang tersisa. Saya hanya bisa merencanakan pembelian kasur baru di supermarket sahaja. Hikmahnya, untuk berebut dalam bazar antar orang asing di jepang, perlu niat kuat bangun pagi, kesabaran mengantri, kejelian mata mencari barang bagus, kecepatan tangan, dan keganasan untuk tega berebut. Saya belajar dari seorang bapak-bapak yang sukses mengambil apa saja yang tersisa barang-barang tanpa berpikir akan dipakai/tidak, berlebihan/tidak. Prinsipnya: Gila Untung dan Ogah Rugi.
Hawa musim pun semakin banyak membawa dingin... *huaching* Belum ada karpet pemanas dan selimut tambahan. Acara perebutan barang bazar berakhir setelah lewat tengah hari. Artinya jadwal kuliah yang ingin saya dengarkan sudah berakhir. Ditambah tidak memperoleh barang yang ditargetkan, badan capek, perut lapar, saya kehilangan nafsu mendengarkan kuliah lain yang dijadwalkan sore hari. Ingin main badminton saja, biar puas sekalian capeknya. Nahhh, soal inipun telinga saya terlambat mendengar kabar, kalau seorang bapak senior dan adek junior saya tengah asyick memukul shuttle di gedung olahraga. +_+ Rencana tinggal rencana...
No comments:
Post a Comment