Hati-hati. Jangan pergi sendiri. Itu kata kawan Turki saya di sini. Alasannya, saya berada di kawasan bekas Jerman Timur dimana lebih besar kemungkinan penganiayaan terhadap warga non-Jerman. Apalagi saya tidak fasih berbahasa Jerman plus wajah yang Asia sekaleee. Pemukulan dan tindakan anarkis terhadap warga non-Jerman mungkin sekali terjadi.
Ya, Allah. Masih juga terjadi di era ini?
Tak perlu suudzon, tapi hati-hati. Ya. Teman-teman pribumi di sini sangat ramah dan suka menolong. Oleh karena itu saya merasa aman dan betah. Saya yakin tidak salah. Saya pikir wajar saja bila ada orang yang kurang baik. Dimana-mana ada orang baik dan tidak baik.
Bagaimanapun kalau diingatkan hampir tiap hari, yah kepikiran juga. Saya jadi berpikir dua kali untuk jalan sendiri di malam hari. Tiba-tiba ada rasa setengah tak aman. Apalagi saat malam, mulai banyak orang yang berkumpul sambil bawa minuman di pinggiran jalan. Bahaya sekali kalau saya diciduk lalu dijadikann bulan-bulanan.
Pulang di atas jam 6 sore mendingan bebarengan, ah. Buka puasa di kamar saja...
Ya, Allah. Masih juga terjadi di era ini?
Tak perlu suudzon, tapi hati-hati. Ya. Teman-teman pribumi di sini sangat ramah dan suka menolong. Oleh karena itu saya merasa aman dan betah. Saya yakin tidak salah. Saya pikir wajar saja bila ada orang yang kurang baik. Dimana-mana ada orang baik dan tidak baik.
Bagaimanapun kalau diingatkan hampir tiap hari, yah kepikiran juga. Saya jadi berpikir dua kali untuk jalan sendiri di malam hari. Tiba-tiba ada rasa setengah tak aman. Apalagi saat malam, mulai banyak orang yang berkumpul sambil bawa minuman di pinggiran jalan. Bahaya sekali kalau saya diciduk lalu dijadikann bulan-bulanan.
Pulang di atas jam 6 sore mendingan bebarengan, ah. Buka puasa di kamar saja...
No comments:
Post a Comment