Thursday, 31 March 2011

Cholesterol!!

Hasil analisa biokimia darah saya sewaktu donor darah seminggu lalu menunujkkan konsentrasi kolesterol di atas normal. Heh? Ada apa dengan pola hidup/makan saya 3 bulan terakhir ini?


Dari data analisa bikimia darah saya selama 3 tahun terakhir di Jepang, data bulan maret 2011 benar-benar terjadi peningkatan konsentrasi kolesterol sebanyak 30%!!

Well, karena saya berusaha menjaga kesehatan dengan makan makanan bergizi dan olahraga rutin seminggu dua kali maka hasil analisa ini membuat saya berkipir tentang kemungkinan lain. Genetik?
Bisa jadi, karena kolesterol juga diproduksi oleh hati. Sekali lagi saya diingatkan mengenai pentingnya medical check up. Betul. Ada faktor X dimana penyakit bisa muncul sebagaimanapun berhati-hatinya kita. Alhamdulillah untuk cek darah bisa saya lakukan secara gratis sambil donor darah sehingga setidaknya dalam rentang 3 bulan saya bisa memantau kondisi kesehatan pribadi. :-)

Setelah evaluasi, hal yang perlu dihindari :

1. Seafood selain ikan [udang,cumi,gurita, kerang, telur ikan, well 2 minggu lalu (tepat seminggu sebelum donor darah)seorang kawan Jepang saya membawakan setengah kilo telur ikan dari Hakata, bisa jadi gara-gara ini neeh :-(( ]

2. Makan berat sebelum tidur. Memasuki 2011, sering pulang di atas jam 12 malam dalam kondisi lapar xD xD

3. Makanan manis. Err... pemicu juga nih. Saya kerja paruh waktu di kedai donat soalnya. Yosh! Jangan berlebihan makan donat gratisannya!!


Hal yang perlu digencarkan kembali :

1. Jogging & running
2. Renang (udah mulai panas....)
3. Puasa sunnah


ReAD MoRE・・・

Tuesday, 29 March 2011

Farewell

Hari ini Nagoya bedol desa. Wisudawan/wati yang lulus tahun ajaran 2010 di Nagoya University, kembali ke tanah air tercinta dengan mengendarai Garuda.

Perpisahan. yah. Dalam momen ini akan banyak cermin-cermin berjalan. Setiap cermin punya pantulan tentang perjuangan, persahabatan serta ikatan kasat mata yang entah sejak kapan begitu kuat adanya. Maka tak heran, ada banyak air mata yang saya rekam lewat retina pagi tadi. Mendadak saya tersadar bahwa selama satu tahun ini (dan mungkin saja selama ini) saya kurang cerdas menjaga silaturahim. Yah, betul. Silaturahim. Mengurung diri dalam lab atau tempat baito benar-benar membuat tabungan silaturahim saya tipis. Saya tidak ingat kapan terakhir kali saya menelepon, mengirim sms, atau sekedar komentar di FB mereka. Yang pasti sudah lama...


Lalu momen inilah, perpisahan, yang membuat saya kembali bertemu wajah-wajah lama yang jarang dijumpai di hari-hari biasa. Momen yang juga membuat saya merasa sedikit berguna. Secara materi saya tidak perlu membantu karena mereka sudah berkecukupan. Secara pikiran, orang-orang ini adalah tinggi intelijensinya. Yang bisa saya sumbangkan hanyalah sedikit waktu dan tenaga. Ternyata barang pindahan yang dibawa ke tanah air lumayan banyak (dan berat) dan alhamdulillah saya berkesempatan memberikan bantuan saat-saat interaksi terakhir menjelang kepulangan paska kelulusan.

Hari ini menjadi 'break point' dan pengingat, betapa silaturahim itu membuka hati, pikiran, jalan masuknya rejeki serta memanjangkan usia. kata teman saya, selalu ada trade-off dalam pilihan yang kita ambil. Selama ini silaturahim nyaris selalu menjadi korban alasan kesibukan. Kesibukan? Uhm, sepertinya silaturahim harus dijadwalkan supaya tidak pupus hingga saat berjumpa lagi bukanlah saat berpisah.


ReAD MoRE・・・

Wednesday, 23 March 2011

Before and after Tsunami 2011

File yang disediakan oleh CNN berikut sangat mempermudah perbandingan. Cekidot :
http://edition.cnn.com/interactive/2011/03/world/slider.japan.photos/index.html

Type rest of the post here


ReAD MoRE・・・

Saturday, 19 March 2011

Pondok Ban Tan

Tahun lalu saya mendapat forward tulisan ini dalam sebuah email dengan tambahan untuk tidak meneruskannya tanpa ijin. Alhamdulillah tanggal 9 maret 2011 yang lalu, tulisan ini diunggah di FB yang artinya bisa dikonsumsi oleh umum. Jadi, selamat menikmati tulisan bergizi ini.

Hal yang saya garisbawahi dari tulisan ini adalah kepercayaan diri sang kakek dengan kualitas pendidikan islam yang telah ia tanamkan. Pembentukan karakter seorang anak itu memang harus dibentuk sebelum usia belasan. Dimana? Yah di rumah lah yah, meski masih ada saja orang tua yang kadang melepas tanggung jawab dengan menyerahkan SEPENUHNYA ke sekolah. Deuh deuh. Anak adalah titipan dan waktu bersama mereka sebenarnya sangat terbatas. Sebab, begitu menginjak usia belasan mereka sudah baligh dan mengejar mimpi-mimpi yang beterbangan tanpa kenal batas.

*Kebayang dengan anak seorang Akang yang dulu suka saya gendong, cium-cium, timang-timang, eh, dalam hitungan kurang dari 3 tahun anaknya sudah lari-lari dan tidak bisa digendong lama-lama (karena berat! huehue), tidak bisa dicium-cium lagi (karena udah menjelma jadi gadis cilik), boro-boro ditimang-timang lah anaknya aktif sekali susah disuruh tenang :-P *

*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+

Pondok Ban Tan
oleh Anies Baswedan

Ya Nabi salam alaika . . .
Ya Rasul salam alaika . . .
Ya habibie salam alaika . . .
Shalawatullah alaika . . .


Sekitar seribu anak-anak menghampar di lapang rumput depan pondok. Lautan kerudung dan peci putih, melafalkan shalawat, khusuk dan menggema. Suasana pondok Pesantren Ban Tan malam ini terasa unik. Pondok kecil ini dibangun di pedalaman Thailand Selatan. Utk mencapai-nya harus terbang dari Bangkok, jaraknya sekitar 750 km ke kota kecil Nakhon Si Thammarat lalu dari airport yang kecil itu, naik mobil kira2 satu jam ke pedalaman. Masuk di tengah2 desa-desa dan perkampungan umat Budha, disitu berdiri Pondok Ban Tan. Dibangun awal abad lalu dengan beberapa orang murid. Niatnya sederhana, menjaga aqidah umat Islam yg tersebar di kampung2 yang mayoritas penduduknya beragama Budha.Melihat wajah anak-anak pondok, seperti kita sedang menatap masa depan. Anak-anak yang dititipkan orang tua-nya untuk sekolah ke Pondok, untuk menjaga sejarah kehadiran Islam di kerajaan Budha ini. Di propinsi ini mereka berdampingan dengan damai. Sebuah tradisi yang harus dijaga terus.Malam ini, setelah berliku perjalanannya, seakan jadi salah satu event puncak utk keluarga pengasuh pondok ini. Di awal tahun 1967 terjadi perdebatan panjang diantara para guru di Pondok ini. Anak tertua Haji Ismail, pemimpin pondok ini, jadi bahan perdebatan. Anak usia 17 tahun itu memenangkan bea-siswa AFS untuk sekolah SMA setahun di Amerika Serikat.

Pondok Ban Tan seakan goyah. Tak terbayangkan bagi mereka, dari perkampungan Muslim yang kecil, jauh dari keramaian, dan di pedalaman Thailand di tahun 1960an, cucu tertua pendiri Pondok akan dikirimkan ke Amerika. Umumnya santri-santri cerdas dikirim melanjutkan sekolah ke Jawa atau Kedah atau Kelantan; jika ada dana mereka akan dikirim ke Makkah atau Mesir. Tapi Amerika ?!?; tidak pernah terlintas di benak mereka akan mengirim santri belajar ke Amerika. Saat itu para guru di pondok terpecah pandangannya: separoh takut anak ini akan berubah bila dikirim ke negeri kufar (istilah yang digunakan dalam perdebatan itu), mereka tidak ingin kehilangan anak cerdas itu.

Setelah perdebatan panjang, Si Kakek, pendiri Pondok itu, mengatakan, "Saya sudah didik cucu saya ini, saya percaya dia istiqomah dan saya ikhlas jika dia berangkat". Ruang musyawarah di pondok itu jadi senyap. Tidak ada yang berani melawan fatwa Sang Guru. Haji Ismail, sang ayah, mengangguk setuju. Tidak lama kemudian berangkatlah anak muda tadi ke Amerika.

Tahun demi tahun lewat. Dan dugaan guru-guru Pondok itu terjadi: anak itu tidak pernah kembali jadi guru pondok. Dia tidak meneruskan mengelola warisan kakek dan ayahnya itu. Dia pergi jauh. Anak muda itu terlempar ke orbit lain.

Malam ini anak yang dulu diperdebatkan itu pulang. Dia pulang bukan sebagai orang asing, dia pulang membawa kebanggaan untuk seluruh keluarga, seluruh pondok dan seluruh rakyat di propinsi kecil ini.

Dia pulang sebagai Sekretaris Jendral ASEAN. Pondok Ban Tan jadi terkenal, kampung halaman jadi perhatian dunia. Sebelumnya dia adalah menteri luar negeri Thailand, muslim pertama yang jadi Menlu di Negara berpenduduk mayoritas Budha.

Namanya dikenal oleh dunia sebagai Surin Pitsuwan; dikampungnya dia dikenal sebagai Abdul Halim bin Ismail.

Malam ini Surin pulang kampung membawa teman dan koleganya. Sekarang seluruh bangunan Pondok ini nampak megah. Setiap bangunan adalah dukungan dari berbagai negara. Anak ini pulang dengan membawa dukungan dunia utk Pondok mungil di pedalaman ini. Semua adiknya menjadi guru, meneruskan tradisi dakwah di kampung halamannya.

Saya menyaksikan bahwa sesungguhnya, Surin selalu "hadir" disini, dia membawa dunia. Dia menjadi jembatan lintas peradaban, dia jadi duta Muslim Thailand di dunia.

Dia tidak pernah hilang seperti ditakutkan guru-gurunya. Dia masih persis seperti kata Kakeknya. Sejak pertama kali saya ngobrol dengan Surin, 3 tahun lalu di Hanoi, tutur kata dan pikirannya seakan mengatakan: isyhadu bi ana muslimin.

Ramadhan kemarin, saat kita makan malam -Ifthar bersama- di Bangkok, Surin cerita tentang ASEAN Muslim Research Organization Network (AMRON) conference di Walailak University dan ingin undang ke Pondoknya awal Oktober. Saya jawab tidak bisa karena ada rencana acara di Bandung. Sesudah itu, dia kirim beberapa sms meyakinkan bahwa ke "Ban-Tan" lebih utama daripada ke "Ban-Dung".

Saat duduk di Masjid Al-Khalid, bersama ratusan santri, bersyukur rasanya merubah jadwal, dari ke Bandung jadi berangkat ke Ban Tan. Saya sholat Isya’ berjamaah duduk disamping Surin, selesai sholat ratusan tangan mengulur, semua berebut salaman dengannya. Wajah takjub santri-santri itu tidak bisa disembunyikan, mereka semua seakan ingin bisa seperti Surin. Dia seakan jadi visualisasi nyata, dari mimpi-mimpi para santri di kampung kecil di pedalaman Thailand.

Malam itu, di pelataran Pondok Ban Tan dibuatkan panggung utk menyambut. Santri-santri bergantian naik panggung. Mereka ragakan kemahiran bercakap melayu, inggris dan arab. Sebagai puncak acara mereka tampilkan Leke Hulu (Dzikir Hulu). Tradisi tarikat yang sudah dijadikan seni panggung. Seluruh santri ikut berdzikir, gemuruhnya menggetarkan dada.


Besok paginya Syaikhul Islam Thailand, pemimpin Muslim tertinggi di Thailand khusus datang dari Songklah, kota di sisi selatan, untuk sarapan pagi bersama di Pondoknya. Kita ngobrol panjang dan saya tanya asal keturunannya, karena garis wajahnya berbeda; dia jawab kakek saya dari Sumatera, tapi dia keturunan Hadramauth.

Hari itu saya bersyukur. Saya katakan itu pada Surin bahwa ini perjalanan luar biasa. Tapi dia belum puas, Surin panggil salah satu alumni pondoknya (seorang doktor ilmu management) untuk antarkan saya ke Masjid di kampung-kampung pesisir pantai untuk dikenalkan dengan Ustadz keturunan Minang.

Setelah melewati kampung-kampung dan pasar yang sangat-sangat sederhana, saya sampai di rumahnya yang sangat sederhana, di belakang Madrasah yg dipimpinnya. Kita berdiskusi tentang suasana disini, tentang Minang, dan tentang kemajuan. Lalu dia ambil bingkai-bingkai dari lemari, dia tunjukkan beberapa foto-foto orang tuanya, ayahnya dipaksa hijrah dari Maninjau di Ranah Minang karena perlawanan pada Belanda. Kira-kira 90 tahun yang lalu, dia sampai di Thailand Selatan dan jadi guru agama. Mengagumkan, anak-anak muda pemberani memang selalu jadi pilar kokohnya Dienul Islam. Mereka hadir dan hidup berdampingan penuh kedamaian.

Lengkap sudah perjalanan kali ini. Dalam satu rotasi ditemukan dengan komunitas yang kontras. Di Kuala Lumpur, berdialog dengan kalangan bisnis dan politik dalam ASEAN 100 Leadership Forum dengan suasana megah, di Thailand Selatan berdialog dengan kaum Muslim minoritas dengan suasana sederhana, sangat bersahaja.

Sekali lagi kita ditunjukan betapa hebatnya efek pendidikan. Beri fondasi aqidah, bekali dengan modal akhlaqul karimah lalu biarkan anak muda terbang mencari ilmu, membangun network, merajut masa depan. Anak muda tidak takut menyongsong masa depan. Kelak ia akan pulang, menjawab doa ibunya, menjawab doa ayahnya dengan membawa ilmu, membawa manfaat bagi kampung halamannya, bagi negerinya dan bagi umatnya.

Di airport kita berpisah. Saya pulang kampung ke Jakarta dan Surin berangkat ke Brussel, memimpin delegasi para kepala pemerintahan ASEAN dalam ASEAN-European Summit.

Hari ini anak yang dulu ditakutkan hilang itu akan memimpin delegasi pemimpin se-Asia Tenggara. Dan, pada hari ini juga Ibunya masih tetap tinggal di pondok Ban Tan, sekitar 90 tahun, tetap mendoakan anaknya seperti saat melepasnya berangkat sekolah SMA ke Amerika dulu.

Barakallahu lakum . . . .

Just landed in Jakarta; Oct 4, 2010; 00.30 am.(Sekadar catatan pendek, sebuah perjalanan singkat. Ditulis di pesawat dalam perjalanan pulang ke Jakarta)




ReAD MoRE・・・

Wednesday, 16 March 2011

Ledakan PLTN Fukushima dan Radiasi

Errr, mumpung sedang hangat-hangatnya PLTN meledak di Fukushima.

Sedikit yang saya tahu tentang kadar maksimal radiasi yang boleh diterima tubuh manusia.
Selama satu tahun, secara medis, manusia diijinkan menerima radiasi sebanyak 100 micro Sievert. Satu kali rontgen sewaktu medical check up radiasinya sekitar 50 micro Sievert, makanya kita baru boleh ambil rontgent lagi setelah 6 bulan. (Setahun max 2 kali ambil rontgen).

*Btw, batas maksimal radiasi yang dijinkan diterima sebenarnya adalah 1 mili Sievert ( 1 mSV)(karena kita juga terkena radiasi secara alami) dan gangguan kesehatan baru terjadi bila radiasi yang diterima lebih dari 100 mili SV... *


Informasi dari nikkansports.com tanggal 15 Maret 2011 jam 21:31 waktu Jepang :


Ledakan reaktor 3 , radiasi pada pukul 9 pagi di Fukushima adalah 11,9 mili Sievert (kalau langsung kena = rontgen 20 kali dalam sehari, jatah sepuluh tahun dirapel sehari). Diiumumkan bahwa penduduk yang tinggal dalam radius 20 kilometer wajib mengungsi.

Pada pukul 10 pagi, dikonfrimasi radiasi per jam dari Reaktor satu sebesar 400 mili Sievert (naik sekitar 40 kali lipat! artinya, jatah rontgen selama 400 tahun (wew!) dirapel dalam sejam! )
Radius wajib mengungsi semakin luas : dari 20 km menjadi 30 km (kata pak Perdana Menteri di TV sekitar jam 11 siang tadi. Err, radius 20-30 km, warga disarankan untuk tidak keluar rumah, menutup ventilasi agar zat radioaktif tidak terbawa masuk rumah)

Well, itu radiasi di lokasi sekitar PLTN. Nah, kalau daerah lain gimana? Tokyo? Yokohama? Chiba? Saitama?
Pada sumber di atas tidak ditulis detail, jadi beburu sumber lain...

dari situs NHK, artikel jam 18:04
Tochigi : 0.86 mikro Sievert/jam
Tokyo, saitama, Chiba, Kanagawa--> Tidak disebutkan nilainya, hanya saja radiasinya hanya 1/100 dari batas yang diijinkan selama setahun, jadi disinyalir BELUM membahayakan kesehatan.

(1 tahun = 8760 jam)
(radiasi max 1 mili Sievert/tahun , bila dirapel dalam satu jam = 8760 mili Sievert= 8.760.000 mikro Sievert --> kalau di Tochigi setelah mandi radiasi selama sekitar 10 juta jam baru gaswats, artinya selama tidak tinggal berpuluh tahun di t4 tsb, gpp kali....., )

Kesimpulannya : Sampai sekarang masih AMAN dari radiasi, terkadang hoax atau informasi yang didramatisir membuat keluarga di Indonesia lebih panik *daripada saya yang di Jepang*

**[intermezo]Jepang yang mengambil pilihan Nuklir sebagai Sumber Energi Baru memiliki banyak PLTN yang tersebar hampir di setiap kawasan. Negeri rawan gempa ini sudah menyiapkan sistem tahan gempa unntuk tiap fasilitas PLTNnya. Menurut penjelasan yang kami terima saat itu, umur PLTN antara 20-30 tahun, dengan masa pembangunan 20 tahunan (mungkin bisa lebih cepat). Tahun lalu saya mengunjungi PLTN yang tengah dibongkar setelah beroperasi selama 25 tahun sekaligus PLTN yang sedang dibangun. Alhamdulillah dengan koneksi yang kuat, rombongan kami bisa masuk sampai ke core reaksi yang orang umum tidak diperbolehkan mendekat. Jadi, kondisi sekitar core reaktor, ketatnya sistem keamanan, mekanisme 'membersihkan' pengaruh radiasi, bisa kami rasakan... [intermezo]**

PLTN Fukushima memiliki 6 reaktor, masing-masing mulai beroperasi sejak tahun 1971, 1974, 1976, 1978 (2), dan 1979. Secara umur, sudah saatnya menjalani proses decomissioning.....

Berikut informasi yang diperoleh untuk masing-masing reaktor (15 maret 2011, 17:00, sumber : Tokyo denryoku ) :
1. Semua reaktor sudah tidak dioperasikan.

2. Reaktor 1. Tanggal 12 Maret 2011 pukul 15:36 terjadi goyangan yang menyebabkan asap putih dan ledakan oleh gas hidrogen. Sekarang air laut dimasukkan ke dalam reaktor ini. Tidak dilaporkan adanya kebocoran radioactiv.

3. Reaktor 2. Setelah operasi dihentikan, proses pendinginan berlangsung, namun pompa pendingin terhenti mengakibatkan tekanan dalam reaktor naik, pendinginan kemudian dilakukan dengan menggunakan air laut.

4. Reaktor 3. Terjadi ledakan. Air laut dimasukkan ke dalam reaktor. Radiasi dalam bangunan reaktor 400 mSV!

5. Reaktor 4. Terjadi kebakaran, api padam pada pukul 11. Radiasi 100 mSV!!

6. Reaktor 5, tidak ada masalah.

7. Reaktor 6, tidak ada masalah.


(InsyaAllah diedit lagi setelah ada info baru...)
(kalau ada yang salah mohon koreksinya..)


ReAD MoRE・・・

Melebihi Hitungan

Yang tercatat dalam memori saya dalam 4 hari ini setelah gempa dan Tsunami di Jepang...

1. PLTN dibuat tahan gempa sampai magnitude 8.2, Gempa Sanriku terjadi dengan Magnitude 9.0. Radiasi nuklir jadi isu hangat....



2. Tembok anti tsunami dibuat setinggi 10 meter, 2 lapis. Tsunami yang terjadi melewati tembok dan melumatkan isi kota. "menghilangkan orang-oarang yang terlambat mengungsi karena merasa aman denagn keberadaan 2 lapis tempok anti tsunami ini.




3. Listrik mati. Kota-kota gemerlap saat malam menjadi gelap gulita. Kombini yang biasa buka 24 jam, banyak yang tutup. Masih tetap ada toserba yang buka, listrik diambil dari aki mobil untuk kasir saja, orang berbelanja dalam gelap.

Musim dingin, hujan, gelap gulita...




4. Arus orang di supermarket melebihi saat tahun baru. Suplai makanan untuk kawasan Tokyo dan sekitarnya terhambat karena tranportasi yang terputus. Bahan bakar minyak diperkirakan hanya bertahan selama 2 jam. Bensin susah diperoleh... (daerah sekitar gempa gimana yah...)

5. Shinkansen dibuka sebagai hotel gratisan (Di Nagoya dan Yokohama) bagi mereka yang tidak sempat naik kereta terakhir karena Gempa Shizuoka (15 Maret 2011, 22:31)

6. Jepang bersiap untuk Gempa Tokai-Nankai (dengan pusat antara Shizuoka dan Wakayama, Jepang Tenggara), ternyata gempa yang terjadi di kawasan Jepang Timur Laut. Gempa dengan kekuatan yang sama dengan Gempa Aceh, Yogya, Selandia baru, terjadi susul menyusul berkali-kali hanya dalam 4 hari ini!!

Ya Allah....


ReAD MoRE・・・

Saturday, 12 March 2011

Sanriku Magnitude 8.8

Gempa besar diperkirakan terjadi di Jepang pada abad ini. Terjadi, maka terjadilah. Kemarin, Jumat 11 maret 2100 sekitar jam 3 sore sebuah gempa besar dengan pusat di bawah laut mengguncang Jepang.

Well, Karena akhir-akhir ini gempa kecil sering kali terjadi, sewaktu gempa terjadi saya tidak terlalu panik. Namun gempa kedua kekuatannya cukup besar dan lama, sehingga saya dan teman yang sedang diskusi di Lab diteriaki supaya segera turun ke lantai 1. Gempa kali ini tidak main-main. Gempa dengan magnitude terbesar sepanjang sejarah Jepang. Gempa susulan terjadi lebih dari 100 kali dan mengakibatkan bencanna tambahan berupa kebakaran, tsunami, matinya trannsportasi, asupan listrik, air dan gas. Yang parah, sekitar pusat gempa masih menjalani musim dingin dimana suhu terendah bisa minus dan para pengungsi tidak memiliki akses listrik. Artinya? Kedinginan, pasti. HP kerabat/teman pun akan susah dihubungi karena gangguan gelombang telekomunikasi atau habis batere.



Anime dengan simulasi gempa magnitude 8.0 di Tokyo bisa disimak di sini.
Bagimanapun yang terjadi sekarang lebih parah daripada yang di anime tersebut. :-(((


Semoga kondisi segera kembali normal


ReAD MoRE・・・

Tuesday, 1 March 2011

[Kyushu]Merasai Eropa di Pojok Asia

Masih terbayang petualangan di Eropa summer 2010 lalu. Kalau sedang berada di Jepang dan ingin merasakan suasana Eropa tanpa harus mengurus visa ke sana, maka Huis Ten Bosch (House in Forest) di Kyushu bisa menjadi alternatif yang direkomendasikan.

Well, asyicknya kalau ke sini dengan pasangan masing-masing biar romantis. Hiks. Kalau sekarang (bujang) kok terasa sayang yah..... :-(((
Secara pribadi saya lebih memilih resort ini daripada Disney :-P


Sayang sekali waktu ikut conference di Nagasaki tahun 2009 yang lalu tidak cukup waktu untuk memanjangkann kaki sampai sini. Tapi alhamdulillah deh, ada tempat selain Hokkaido dan Okinawa yang bisa dijadikan terget wisata murah selanjutnya :-D




ReAD MoRE・・・