Hari ini Nagoya bedol desa. Wisudawan/wati yang lulus tahun ajaran 2010 di Nagoya University, kembali ke tanah air tercinta dengan mengendarai Garuda.
Perpisahan. yah. Dalam momen ini akan banyak cermin-cermin berjalan. Setiap cermin punya pantulan tentang perjuangan, persahabatan serta ikatan kasat mata yang entah sejak kapan begitu kuat adanya. Maka tak heran, ada banyak air mata yang saya rekam lewat retina pagi tadi. Mendadak saya tersadar bahwa selama satu tahun ini (dan mungkin saja selama ini) saya kurang cerdas menjaga silaturahim. Yah, betul. Silaturahim. Mengurung diri dalam lab atau tempat baito benar-benar membuat tabungan silaturahim saya tipis. Saya tidak ingat kapan terakhir kali saya menelepon, mengirim sms, atau sekedar komentar di FB mereka. Yang pasti sudah lama...
Lalu momen inilah, perpisahan, yang membuat saya kembali bertemu wajah-wajah lama yang jarang dijumpai di hari-hari biasa. Momen yang juga membuat saya merasa sedikit berguna. Secara materi saya tidak perlu membantu karena mereka sudah berkecukupan. Secara pikiran, orang-orang ini adalah tinggi intelijensinya. Yang bisa saya sumbangkan hanyalah sedikit waktu dan tenaga. Ternyata barang pindahan yang dibawa ke tanah air lumayan banyak (dan berat) dan alhamdulillah saya berkesempatan memberikan bantuan saat-saat interaksi terakhir menjelang kepulangan paska kelulusan.
Hari ini menjadi 'break point' dan pengingat, betapa silaturahim itu membuka hati, pikiran, jalan masuknya rejeki serta memanjangkan usia. kata teman saya, selalu ada trade-off dalam pilihan yang kita ambil. Selama ini silaturahim nyaris selalu menjadi korban alasan kesibukan. Kesibukan? Uhm, sepertinya silaturahim harus dijadwalkan supaya tidak pupus hingga saat berjumpa lagi bukanlah saat berpisah.
No comments:
Post a Comment