Kenapa saya memilih untuk melanjutkan sekolah di Nagoya? Tiba-tiba seorang kawan kembali menanyakan hal ini. Hehe, kenapa yah?Hmm, Mungkin sudah menjadi pilihan jalan yang harus saya tempuh. Daripada berpikir ke belakang, lebih baik saya segera berusaha menikmati kehidupan di tempat baru. Yey! Mengawali hari-hari pertama di Nagoya, saya memprogramkan orientasi kota setiap akhir pekan. Tujuannya ada tiga :
1. Supaya tidak tersesat
2. Menemukan jalan ke kampus, toko halal, kediaman orang-orang Indonesia.
3. Bisa memandu orang
Sabtu lalu, saya bersepeda seharian dan alhamdulillah tujuan ke-2 berhasil tercapai, masih ditambah sebuah ricecooker yang saya dapatkan dengan harga miring sehingga tak perlu numpang makan di tempat senior. Hihi... Oh iyah, satu yang dicatat, keliling Nagoya dengan sepeda lebih menyenangkan dibandingkan dengan subway. Alasannya? Tentu saja karena bisa melihat dan memandangi Nagoya. Satu lagi : Sensasi petualangan.
Beberapa foto yang saya ambil dengan kamera (ponsel), seputar sakura, hanami, dan taman yang saya lewati saban hari karena terletak antara stasiun dan kampus.
Di taman ini banyak kejadian yang menarik. Ada ibu-ibu yang membagikan bibel gratisan sehingga saya merasa bertualang dalam The Davinci Code II dan Tom Hanks tinggal beberapa langkah untuk menepuk pundak ini. Yahaha. Tapi maaf, saya menolak barang gratisan kali ini.
Sebenarnya salah satu foto di atas diambil karena saya salah mengambil jalan. Yang mana? Itu tuh, saat orang-orang hanami pada malam hari. Mungkin ini pertama kalinya saya menyaksikan langsung orang-orang duduk beralaskan tikar sambil memandangi (?) sakura bermekaran di malam hari. Saya sangsi apakah mereka benar-benar ingin memandang sakura yang hanya mekar dua pekan, atau sekedar mencari kesempatan minum beramai-ramai di tempat terbuka? Makanya sertelah mengambil foto, saya segera kembali ke jalan yang benar agar terbebas dari orang yang terlalu berjubel dan aroma sake yang menari-nari.
Oh iya. Minggu lalu para senior di nagoya mengadakan pesta penyambutan untuk orang-orang yang baru datang. Saya terlambat hadir. Acara perkenalan terlanjur selesai, sehingga saya langsung terjun ke agenda selanjutnya: Main bola dan makan -tentu saja-. Sebagai anggota bujangers, saya berkesempatan membawa pulang beberapa ekor ikan bakar lengkap dengan sambalnya. Nyummy... untung saja ikan itu tahan lama, karena baru berhasil saya habiskan 5 hari kemudian. Bukan saya tak doyan ikan, porsi makan saya memang dikit koq. Huhu
Hmm, entah kejadian apa lagi yang bakal saya temui, musim semi tahun ini memang harus disemai agar menjadi awal yang membawa arti.
Hmm, entah kejadian apa lagi yang bakal saya temui, musim semi tahun ini memang harus disemai agar menjadi awal yang membawa arti.
No comments:
Post a Comment