Wednesday, 29 December 2010

Kali ini Mulyadi

Mulyadi, selamat! Anda sudah berhasil mengacaukan jadwal saya sore ini.
Eh? Siapa Mulyadi? Sekitar 4 jam yang lalu, dia adalah anggota intel anti terorisme. Sejam kemudian dia menjadi dokter, lalu saya tidak tahu sekarang dia mengaku sebagai apa. Kalau kata saya, Mulyadi ini dedengkot sindikat penipuan via telepon, masih sewarna dengan ore-ore sagi di Jepang.

Ceritanya 7 bulan yang lalu, kakak dan ibu saya kecelakaan motor dalam perjalanan melayat. Hari ini, kembali kakak dan Ibu melayat ke luar kota. Entah bagaimana ceritanya, sindikat Mulyadi tahu informasi ini dan dia menelepon saya mengabarkan kalau ibu dan kakak saya sedang dalam kondisi kritis karena mengalami kecelakan. Loh? Tahu darimana dia nomor HP saya? Saya merasa tidak pernah menuliskan informasi pribadi secara lengkap dimana pun di forum umum. Jangan-jangan bener lagi, tapi kok.... errr, bisa jadi....

Praduga bermunculan. Namun alhamdulillah akal sehat saya masih berjalan dan *tarararng.....* saya menghabiskan sore ini untuk meyakinkan diri bahwa saya hanyalah calon korban penipuan. Meski perlu diakui, saya sudah melakukan aksi penggalangan dana buat jaga-jaga kemungkinan terburuk :-D :-D

Kenapa saya tidak langsung 100% percaya dg Mulyadi :
1. Orang Madiun kok logatnya gak kayak orang Jawa. Hayo sini ngomong krama inggil sama saya!
2. Ditanya detail kejadian, malah mengarang bebas yang tidak menjawab pertanyaan. Mau bikin panik? *Maaf yah.... saya sudah punya antibodi panik mendadak karena berita buruk. Tahun ini saya sudah divaksinasi dengan berbagai kejadian*
3. Dia gencar sekali menelepon. Pakai nanya : "Sudah nelpon ke nomor HP yang saya berikan? Kondisi ibu kritis loh."
Yay. Kok sepertinya situ lebih panik dari saya. Kalau ada kejadian apa-apa saya hubungi dulu sanak keluarga yang lain lah yah.

Beberapa bulan lalu ada kejadian serupa. Seseorang mengaku Staf KBRI Tokyo dan menelepon ke keluarga di Indonesia bahwa kerabat mereka yang sedang kuliah di Jepang mengalami kecelakaan dan perlu bantuan uang.

Hari geneee masih pakai modus ginian?
*Well, saya khan gak punya uang. Gaji sebulan sudah habis dibagi kesana kemari dan menyisakan dua atau tiga digit doang. Hush, sana jauh2. Cuman ada receh nih!*

Pelajarannya :
1. Hati-hati menuliskan informasi pribadi. Termasuk status di FB :-P
*Soal ini salut ama orang Jepang yang ketat banget soal kojin joho*
2. Menjaga komunikasi dengan kerabat
3. Cek dan Ricek. Jangan tertelan arus lawan bicara, siapkan segala negasi yang mungkin dari tiap pernyataannya.
4. Jangan melakukan semua aksi yang diminta dalam waktu singkat oleh orang yang tidak dikenal.
*salah satu alasan saya suka komunikasi tertulis--> ada buktinya*
5. Punya banyak anggota keluarga itu penting * bwahaha :-D *

No comments: