Saturday, 11 December 2010

Sekeping Yen di Musim Dingin

Cecabang pohon masih gagah menentang gravitasi, menjulang ke langit meski gundul tannpa daun. Yah. Ini bulan Desember, masa memasuki tanjakan menuju puncak musim dingin. Siang ini cakrawala gelap. Tetesan air masih bertahan jatuh dari langit tanpa mengkristal. Suhu perlu turun sedikit lagi untuk memaksanya memutih menjadi salju.

Lelaki itu tercenung di depan mesin ATM. Saldonya tinggal 3 digit. Dia ingin makan. Ditekannya sejumlah nominal. Angka satu tertera di saldo setelah dia mengambil alat tukar makan siang hari ini. Satu yen, sekeping terakhir agar masih ada uang dalam rekeningnya. Sekeping terkahir yang tak bisa ditukar hampir dengan makanan di toko manapun di negeri itu.

Di negeri itu Allah masih memberikan berkah melalui perantaraan manusia-manusia lembut hati. Yah. Tak ada lagi uang untuk makan malam hari ini, tak ada pula untuk sarapan dan makan esok hari. Tapi, lelaki itu insyaAllah masih bisa mengganjal perutnya.


Dan dia tak hanya kenyang dengan makanan. Malam ini dia mendapat santapan ruhani dari Surat Al Qolam. Syekh Achmad menjelaskan riwayat orang-orang dalam surat itu. Keturunan orang kaya yang enggan bersedakah lagi, lalu mendapatkan peringatan dari Allah. Namun lelaki itu lebih memikirkan soal cerita sampingan: sedekahlah biarpun cuma dengan satu yen, insyaAllah Allah akan memberikan barokah melalui uang tersebut.

Satu yen. Sekeping terakhir di rekening lelaki itu. Dia merasa satu koin itu begitu berharga saat ini. Pikirannya melayang kembali. Seorang sahabatnya pernah mengatakan : "Jangan coba-coba berbuat yang tidak-tidak, peringatan Allah buat orang yang tahu ilmunya biasanya instant, loh!" Tak perlu berbuat yang tidak-tidak, lalai dalam beribadah atau meninggalkan keutamaan yang dia ketahui dengan baik bisa jadi mendatangkan peringatan dari Allah. Tapi lelaki itu baru ingat, baru sadar, baru terbuka pikirannya dengan perantaraan kata satu yen dari Syekh Achmad.

Bisa jadi kegagalan, rintangan yang dia temui, usaha yang tak berbuah di tahap akhir, kegelisahan hati dan berbagai masalah yang dia hadapi akar masalahnya adalah dia sendiri! Tapi sampai detik ini dia merasa sumber masalah ada di sekitarnya. Supervisor yang terlalu sibuk, situasi yang tidak mendukung, tuntutan yang datang tidak tepat pada waktunya. Oh la la. Kalau direnungkan lagi, masalahnya memang ada pada dirinya. Tidak efektif menggunakan waktu! Pikiran negatif melulu!

Padahal kata orang : Keep your thoughts positive because your thoughts become your words. Keep your words positive because your words become your behaviors. Keep your behaviors positive because your behaviors become your habits. Keep your habits positive because your habits become your values. Keep your values positive because your values become your destiny.

Tuh, khan! Dia tahu teori tentang berpikir positif, tapi kenyataannya tidak dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari! Deuh. Cuci bersih tuh pikiran negatif dan hati yang penuh noda!!

Di tengah dinginnya Desember lelaki itu bertambah yakin, Allah memberikan peringatan dan pelajaran dengan cara yang tak disangka-sangka. Kali ini hanya dengan sekeping uang satu yen. Nominal saldo di rekeningnya sampai entah untuk berapa lama.








No comments: