Kali ini ringkasan dari kajian Ust. Budi Ashari di Masjid Raya Bogor, 29 November 2015.
Bogor diguyur hujan deras, jalanan macet karena banyak acara berlangsung di hari dan kota yang sama. Sedang berlangsung festival bunga buah nusantara, ada pula seminar wirausaha di salah satu hotel, belum aliran mobil yang hendak menuju Puncak maupun Jakarta.
Saya sendiri naik kereta dilanjut angkot, PP hanya 14 ribu rupiah saja. Dari stasiun Bogor naik 03 turun di depan Masjid Raya. Pulangnya naik angkot 03 juga jurusan ke stasiun. Ongkosnya 4000 perak sekali jalan.
Berikut ringkasannya :
Kategori pendidikan dalam islam ada 5.
1. Pendidikan spiritual.
Ini yang paling utama, kata beliau. Pendidikan itu tidak hanya fokus pada IQ dan fisik saja, tapi juga soal ruh. Malaikat diperintahkan sudjud kepada Nabi Adam setelah ruh ditiupkan ke dalam jasadnya. Manusia itu baru lengkap saat ruhnya lengkap. Contohnya, belajarlah soal iman baru kemduian belajar al quran, sehingga dengan mempelajari Al Quran maka bertambahlah iman.
2. Pendidikan akhlak
Apa itu akhlak? Bisa dikatakan sebagai reaksi/tindakan spontan yang PERTAMA kita lakukan terhadap sesuatu. Jadi lebih mudah untuk evaluasi. (?). Bisa jadi beberapa waktu setelah reaksi itu kita menyesal, tapi potret akhlak kita adalah reaksi pertama kita. Apakah itu yang tercetus dihati atau keluar sebagai lisan ataukah terpancar dari ekspresi di wajah. --Yang ini cukup JlebBbB---
Adab sebelum ilmu. Terkedang kita lebih memerlukan segelas adab daripada seember ilmu, supaya tidak menjadi orang pintar yang punya banyak ilmu tapi miskin adab.
3. Pendidikan sosial
Bekali anak agar punya karakter yang kuat, berprinsip, tidak mudah terbawa lingkungan. Kenapa? Supaya tidak mudah ikut-ikutan.
4. Pendidikan ekonomi
Salah satu yang dikhawatirkan rasullah bukanlah saat umatnya menjadi kaum fakir, tapi justru saat akses harta dunia dibuka seluas-luasnya, lalu orang-orang itu dibinasakan oleh (harta) dunia sebagiaman orang-orang terdahulu. Korupsi? Bisa jadi karena ada yang salah tentang pendidikan ekonomi dalam keluarga. Biasakan melakukan evaluasi.
Nak itu uang darimana? Mau dipakai buat beli apa?. Well, nampaknya bisa dibiasakan untuk menanyakan DARIMANA dan UNTUK APA uang itu diperoleh. InsyaAllah akan tumbuh pola pikir yang betul tentang uang. Mau korupsi? mikir-mikir dulu....
5.Pendidikan Militer
Dimaksudkan agar anak punya fisik yang kuat dan siap berjihad. Tapi tentunya bukan untuk jadi teroris.
Kurang lebih ringkasannya seperti di atas.
Setelah didiskusikan dengan istri, maka kami setuju untuk lebih fokus untuk membentuk akhlak anak terlebih dahulu. Ini yang paling berat. Contohnya sudah ada, Muhammad SAW, tapi untuk bisa seperti beliau, adakah jalan yang mudah? Sebelum menjadi Rasul, Muhammad SAW sendiri sudah dikenal memiliki akhlak yang mulia. Lah, kami pegimane? Memperbaiki akhlak sendiri jadi PR besar sebelum bisa dicontoh oleh anak.
Saya teringat salah satu kisah saat beliau berkumpul di Masjid lalu datanglah seorang badui menghadiahkan anggur. Rasulullah memakan anggur itu sambil tersenyum. Lalu, diambil lagi satu anggur, dimakan sambil tersenyum. Begitu seterusnya sampai anggurnya habis. Para sahabat yang ada di masjid heran, karena mereka tidak kebagian. Penjelasan Rasulullah sangat menyejukkan, anggur yang dihadiahkan tadi rasanya tidak enak, sehingga beliau khawatir kalau dibagikan ke sahabat ada yang masam mukanya atau mengeluarkan perkataan yang menyakitkan si pemberi hadiah. MasyaAllah. Rupanya begitu caranya kita menghargai seserorang akan pemberiannya.
Tentunya masih banyak contoh lain. Namun saat ini saya mendapat bahan introspeksi yang baik :hati-hati dengan ekspresi, kata-kata yang keluar pertama kali dan celutukan yang menjerit dalam hati.
No comments:
Post a Comment