Friday, 30 January 2009

Seiring Kemudahan

Anak sulung wanita itu mengirimkan pesan. Ada kemudahan. Alhamdulillah. Sederetan angka yang menjadi tanggungan kepala keluarga itu dilunakkan oleh perpanjangan tangan-Nya. Inilah jalan keluar. Jalan terbaik saat ini yang harus ditempuh meski mendaki dan penuh kelokan.

"Dua ratus juta, sekitar itu. Kamu punya?"
Lelaki di seberang lautan itu tak segera menjawab. Nominal itu bukan main-main.
"Kalau sebanyak itu aku tidak bisa mengirimkan sekaligus. lagipula tabungan itu rencananya akan dipergunakan untuk kelanjutan kuliahku nanti."
"Tapi ini mendesak. Bukankah peluang S2 itu tetap terbuka meskipun kamu telah bekerja?"
"Huhu... artinya aku harus menunda dulu niat S2 ku? Well, rasanya aku ingin pemecahan lain yang tidak menjadikanku mengorbankan impian sendiri."
Anak sulung itu diam mendengar kata-kata ini.
"Baiklah semoga saja Allah memberikan kemudahan, sehingga kamu tidak perlu menguras tabungan."
"Amin. Semoga saja."

Hari demi hari berlalu. Lelaki di seberang lautan berpikir keras. Sejumlah uang itu diperlukan untuk menjaga kehormatan keluarganya. Supaya mereka tidak terusir dari rumahnya. Supaya mereka tidak terlunta mencari tempat berteduh. Supaya mereka bisa hidup dengan tenang bertetangga dengan orang-orang yang sudah dikenal selama puluhan tahun.

Lelaki itu masih muda. Dia baru saja berusaha habis-habisan memenuhi syarat naik ke tingkat akhir dan masuk ke lab asuhan seorang profesor yang dia suka. Hasilnya belum ada yang tahu. Dalam pengumuman hanya tertulis pertengahan Februari. Ujian akhir semester pun masih menunggu, belum lagi dia harus mencari tempat tinggal baru karena jatah asrama murah segera berakhir dalam satu bulan lagi. Kini dia takut. Takut mendapat telepon dari seberang lautan. Takut tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan. Takut tidak bisa masuk lab yang dia impikan. Entah sejak kapan dia jadi begitu pengecut.

Akhirnya dia membuat prioritas. Batas aman untuk naik tingkat adalah yang utama. Setelah itu pikirkan bagaimana caranya mendapat uang sebanyak itu. Bismillah. Rasa takut berangsur surut.

Pada hari Jumat di akhir Januari, anak sulung wanita itu mengirimkan pesan kepada lelaki di seberang lautan. Ada kemudahan. Ternyata Tuhan mengirimkannya melalui tetangga wanita itu. Lalu, lelaki di seberang lautan bergegas menelepon wanita itu, memastikan berita dari anak sulungnya. Benar. Sang tetangga yang lembut hati bersedia memberikan bantuan yang boleh dikembalikan kapan saja. Alhamdulillah.

Lelaki di seberang lautan lalu berjanji untuk mengembalikan bantuan itu dalam setahun lagi. Satu tahun, sampai jatah beasiswa yang dia terima berakhir masanya. Satu tahun, yang mungkin jadi tahun terakhir di negerinya berpijak sekarang. Satu tahun yang nampaknya akan banyak diisi dengan baito pagi dan malam. Lelaki itu merasa sedikit tenang, setidaknya keluarganya boleh menghembuskan nafas lega. Selanjutnya adalah giliran tanggung jawabnya.


ReAD MoRE・・・

Monday, 26 January 2009

Enchou Kedua

Terkadang harus mengakui bahwa menjadi penerima beasiswa tak selalu nyaman.. Salah satunya adalah harapan berlebih dari orang lain tentang prestasi si scholar. Dan hey, tiba-tiba saja seorang kawan bercerita tentang kisah senior yang lolos sampai wawancara untuk perpanjangan beasiswa (untuk kedua kalinya! Dari tahun ke tahun yang benar-benar mengalami perpanjangan beasiswa dua kali tak lebih dari jumlah jari tangan kanan anda!).

"Apa?? Dia bilang begitu? Kapan?"

"Humm... 3 hari yang lalu."

"Wah itu salah. Begini neeh yang bener. Senior itu bukan satu-satunya yang lolos wawancara. Ada empat orang. Dua orang Vietnam, seorang Paskitan, dan seorang Indonesia. "

"Trus, trus.."

"Katanya sih, Monbusho udah gak niat ngasih beasiswa lagi."

"Kenapa dia bilang gitu?"

"Pertanyaan pertama, kenapa kamu milih D3, bukan S1."

"Yahaha, ketebak. Pasti maunya monbusho, kita bakal nyebutin kelebihan2 program D3 dibanding S1 khan? Lalu disaangkutpautkan dengan keinginan lanjut sampai S2."

"Yah, intinya begitu. Selain itu dia juga ditanya apa pernah baito, pernah kirim uang ke negaranya..."

"Yay, soal kirim duit khan urusan pribadi!!"

"Hhmmpph, kayaknya emang susah kok, klo mo perpanjangan dua kali. Pewawancara terlihat gak ngasih harapan. Terakhir dibilang, Yah, kalian boleh berbangga bisa tersaring sampai tahap ini. Tapi sudah cukup khan menikmati beasiswa selama ini?"

"Nanja sore!! Tapi bagaimana ceritanya yang lolos wawancara cuman 4 orang saja? Bukannya yang memenuhi syarat lebih dari itu?"

"Kayaknya yang dipilih untuk lolos adalah yang nilainya buta huruf B,C,D. Hanya A saja. Dari yang IP nya sempurna pun dipilih yang perolehan nilai di atas 90 nya paling banyak."

"Waks. Pupus sudah harapan bagi yang mengoleksi B macam aku. Hiks hiks."

"Hehehe, yang A semua juga belum tentu dipanggil wawancara kok."

"Trus rencanamu gimana?"

"Hmm... cari beasiswa lain lah, rotary mungkin. Sambil baito..."

"Yahahaha. Klo info beasiswa aku ada beberapa sih yang cukup lezat, ini neh...."

Kesan terhadap Monbusho langsung berubah. Pelit! Oopps. Padahal memang betul kalau jumlah beasiswa selama ini amat sangat patut disyukuri. Perpanjangan beasiswa untuk kali pertama juga jauh dipermudah dari era angkatan 2 tahun di atas. Ingat syukur, Nu!


ReAD MoRE・・・

Tuesday, 20 January 2009

アパート探し

Jatah tinggal di asrama murah berakhir bulan Maret. Karena tidak yakin akan bisa mendapat tempat tinggal baru yang nyaman, murah, strategis, dan dekat dari kampus dengan mendadak, maka perburuan dimulai bulan ini. Alhamdulillah langsung menemukan satu yang cocok. Sebelumnya, saya berkonsultasi dahulu dengan rekans yang sudah berburu apartemen setahun lalu berkenaan tips, dan aturan-aturan umum dengan agen. Hasilnya sebagai berikut :

1. Uang terima kasih buat agen = harga sewa rumah selama satu bulan. Ingat, masih ditambah pajak 5% yang ditanggung oleh kita. Perlu guarantor/Penjamin. Universitas bersedia sebagai penjamin kok.

2. Owh, ternyata saya mendapat mansion! Dengan harga terjangkau tentu saja. Satu bulannya 63000 ribu yen, dibagi berdua. Saya berencana tinggal bersama seorang kawan dari Indonesia. Dihitung-hitung, apartemen sekitar kampus harganya berkisar 40ribu yen/bulan dengan standar biasa. Mending share mansion, menikmati kemewahan yang murah.

3. Mansion terletak antara 2 stasiun subway, jalan kaki dari exit di permukaan bumi memakan waktu sekitar 5 menit. 1 Menit dari taman umum. 7 menit dari kampus.

4. Mansion punya 2 ruang tidur dengan pintu masing-masing. Kebanyakan apato/mansion dg harga miring kamarnya berjajar memanjang ke dalam, sehingga untuk keluar masuk, harus lewat kamar yang lain. Itu mengganggu privasi.

5. Ada dapur sekaligus ruang kumpul yang cukup luas. Kamar mandi dan WC terpisah, cahaya matahari bagus. Kamar ada di lantai 11, tidak terhalang gedung lain. Ada lift, sehingga kalau malas naik turun tangga (11 lantai BO!) bisa memanfaatkan fasilitas yang ada.

6. Ada deposit sebanyak 3 kali sewa bulanan. Akan dikembalikan saat keluar setelah dikurangi biaya bersih-bersih.pengganti kerusakan. Kalau kita makai kamarnya dengan baik, katanya sih sebagian besar duitnya balik. ^0~.

7. Pemilik Mansion berbaik hati memberikan AC dan lampu. Agen berbaik hati memberikan tempat tidur, meja, kursi, penghisap debu, rak, mesin cuci., alat masak. Berarti masih harus berburu kulkas dan kompor. Hum... karpet, gorden.Ah iyaaa... saya tidak punya kasur!

8. Karena sudah tanda tangan kontrak sejak Januari, seharusnya kami harus mulai bayar sewa sejak februari.Tapi karena kami baru mau pindahan bulan Maret, saya minta tolong agen untuk menjelaskan kondisi ini. Alhamdulillah pemilik Mansion bersedia menggratiskan sewa bulan Februari. Free Rent untuk sebulan! Dalam jangka waktu itu akan dipasang AC dan saluran internet, sehingga saat pindahan ntar, sudah siap semuanya. Sounds perfect!

9. Selain mansion ini, agen tentu saja menawarkan alternatif lain. Tapi banyak kekurangannya. Misalnya, luas kamarnya berbeda, jauh dari kampus, tangganya di luar -klo hujan, basah!-, cahaya matahari kurang bagus, jauh dari stasiun, terlalu mahal, de el el. Untung saja saya berhasil ngotot dg pilihan pertama.


Oh ya. Pastikan bahwa mansion/apartemen nya tahan gempa. Klo tidak salah ingat, sejak tahun 1987 ada jaminan bahwa gedung lebih dari 5 lantai wajib menyediakan lift dan konstruksi tahan gempa. Survey ke calon tempat tinggal semuanya diantar oleh agen dengan mobil, jadi gak perlu buru-buru memutuskan juga kok.


ReAD MoRE・・・

Saturday, 17 January 2009

Manpuku Taro

Lokasi : Tokaidori.
Akses : Subway, tokaidori station, exit 4, jalan 5 menit ke arah Tokai-hashi.
Biaya : Lunch weekdays 1000 yen. Dinner 1780 yen. Lunch weekend 1480 yen. Drink bar nambah 158 yen.
Lunch Time : 11:00-15:00

Akhirnya terwujud juga untuk mencoba warung all you can eat (食べ放題)di Nagoya. Manpuku Taro. Hari biasa hanya dengan 1000 yen kita bisa menikmati menu sukiyaki, shabu-shabu, sushi, beragam salad, crepes, pizza, softcream, icecream, takoyaki, bubur kacang merah, mie-soba-udon-ramen.... Lengkap! Mulai rerumput, seafood sampai menu buat karnivor. Dengan 1480 yen di akhir pekan pun masih terhitung murah untuk menu yang lengkap. Kalau ada tetamu yang hendak dijamu, tapi tidak PD dengan kemampuan di dapur, malas membereskan piring gelas, dan punya niatan sekaligus jalan-jalan dengan 1-day-freepass (600 yen doang u/ subway n bus kota) di Nagoya, rasa-rasanya restoran itu patut dikunjungi.


ReAD MoRE・・・

Monday, 5 January 2009

Perpanjang Paspor

Hampir saja terlupa kalau masa berlaku paspor saya tinggal 2 minggu lagi. Mau tak mau harus diperpanjang agar tidak berbuntut masalah. Sayangnya proses pengurusannya tidak bisa dilakukan lewat surat-menyurat, formulir permohonan perpanjangan paspor BELUM bisa didownload -emang gak ada-, sehingga satu-satunya cara hanyalah datang langsung ke KBRI Tokyo. Sebelumnya saya memastikan dulu kemungkinkan mengurusnya di KJRI Osaka yang lebih dekat dari Nagoya. Ternyata memang tidak bisa dengan alasan wilayah kerjanya sudah dibagi dan KJRI OSaka sendiri kekurangan orang untuk mengurusi hal ini. Oke. Tinggal ke Tokyo aja kok repot.

Beberapa dokumen, benda, tindakan yang diperlukan :

1. Mengisi formulir permohonan paspor RI ( @ KBRI )
2. Melampirkan fotocopy persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
a. Bukti domisili (contoh: KTP Jepang)
b. Identitas diri, antara lain:
- Akte kelahiran
- Ijazah
- Bagi yang sudah menikah : Surat nikah/akte perkawinan
c. Paspor lama
d. 4(empat) lembar foto ukuran 3x4 cm dengan latar belakang warna merah dan mengenakan baju warna terang. Kalau mau print sendiri, pastikan resolusinya yang besar supaya jelas sewaktu discan n dicetak. Kalau pun gak sempat di KBRI ada photobox, 800 yen untuk 5 helai foto. -mahal!-
3. Biaya paspor RI sebesar 4000 Yen (empat ribu yen)
4. Ex-pack kantor Pos Jepang. Saya pakai yang harganya 110 yen, untuk pengiriman paspor baru yang sudah jadi ke alamat kita, jadi bagi yang kediamannya jauh dari Tokyo macam saya tidak perlu memanjangkan langkah lagi untuk ambil paspor baru. Paspor baru tidak jadi seketika. Tiga hari setelah pengajuan perpanjangan, paspor akan dikirimkan ke alamat pemohon.

*Identitas diri yang penting adalah KTP Jepang. Akte kelahiran bisa diganti dengan Ijazah SMA. Kalau tidak ada di Jepang, scan dari Indonesia, print sendiri. Bagi muslimah yang baru berhijab saat hendak mengurus paspor kedua pun tidak diintimidasi untuk buka Jilbab buat Foto paspor.

**Hal-hal lain yang perlu dicatat, KBRI itu banyak liburnya. Hari libur nasional Jepang dia tutup, hari libur nasional Indonesia pun tidak buka. Untuk itu bisa menghubungi KBRI urusan imigrasi dengan nomor berikut : 03-3441-4201 EXT 418 atau 417 agar tidak kecewa.

***Karena 18 kippu masih berlaku hingga tanggal 20 Januari, maka saya pun hendak menghemat beberapa ribu yen dengan memanfaatkan tiket ini PP Nagoya-Tokyo. Untuk harga yang bersaing bisa coba keberuntungan di link berikut (Pastikan kemampuan baca-tulis dalam bahasa Jepang ) http://www3.big.or.jp/~ikeda/18kip/

****Wilayah Kansai ke bawah (kansai, chugoku, shikoku, kyushu, Okinawa) bisa mengurus ke KJRI Osaka. Tidak perlu ke Tokyo kecuali memang ingin turun ke ibukota.



ReAD MoRE・・・

Friday, 2 January 2009

Emangnya Ngefek?

"Ya Allah sebagaimana Engkau pernah menghantar burung-burung ababil menghancurkan tentara bergajah musyrikin, maka kami memohon kepadaMu ya Allah turunkanlah bantuanMu kali ini di Gaza"

*****

"Ini Dadaku, mana dadamu?!!"

Ada yang ingat bahwa kata-kata di atas diucapkan oleh Soekarno saat menolak (dan menantang!) iming-iming "damai" oleh Ratu Wilhelmina?

Setelah Indonesia memprokamirkan kemerdekaannya, Belanda tentu saja tidak tinggal diam kehilangan tanah Jajahan. Para pejuang juga tidak diam saja untuk mempertahankan kemerdekaan. Untung saja pemerintah dan para pejuang jaman itu sepakat satu tekad, sehingga ajakan berbagai perjanjian yang menguntungkan sebelah pihak tidak terjadi dengan mudah. Apa jadinya kalau para pendiri negara waktu itu menuruti kemauan asing rela saja menandatangani perdamaian palsu?

Perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia sendiri terus berlangsung meski terjadi beberapa kali perubahan wilayah via perjanjian Linggarjati sampai KMB. Sehubungan dengan Kemerdekaan Indonesia, nama Al-Hajj Amin Al Husaini, tentunya tidak boleh dilupakan. Heh? Tidak kenal siapa orang ini? Beliau adalah Mufti Palestina waktu itu, orang pertama yang menyiarkan kemerdekaan Indonesia di radio internasional.


Nah, sekarang giliran Palestina yang sedang mengalami penjajahan oleh Zionist laknatullah. Rasanya tidak pantas bagi orang yang masih mengaku sebagai warga negara bangsa yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan untuk tinggal diam. Apa yang bisa kita lakukan?


1. Tanda Tangan Petisi Online.

Mudah dan cepat. Biaya juga tidak banyak.
http://petition.cair.com/

Emangnya ngefek?
Jawabaannya : Ngefek dunk!

Contoh riilnya saat pengesahan UU anti pronografi dan pornoaksi. Alhamdulillah, aksi via net dan sms bisa mengGOLkan UU anti pornoaksi dan pornografi di negeri kita.
Saat muslim di Jerman diintimidasi soal jilbab serta beberapa negera lain, juga saat terjadi pelecehan Rasul Muhammad di beberapa situs dan blog, semua mengumpulkan dukungan via petisi, akhirnya pemilik blog diblokir.

Memang kalau sendirian gak bakal didengar tapi kalo rame-rame insyaAllah bermanfaat.
Soalnya yang didengar khan opini publik, kalau banyak orang berpendapat yang sama, kekuatan opini bisa untuk menekan kepentingan lain.

2. Sumbangan Uang

Salah satunya :
http://mer-c.org/donasi.html


Salah dua, tiga dan seterusnya bisa dicari di sekitar kita.
Beberapa organisasi islam di Jepang juga giat mengumpulkan sumbangan.

Emangnya ngefek? Bukankah buat Jurnalis dan tenaga medis saja dilarang masuk ke Palestina?
Meskipun tidak ngefek pun, paling tidak, kelak ketika ditanya oleh Allah apa keperulian kita kepada saudara muslim kita di Gaza sebagai bentuk cinta, InsyaaAllah kita bisa menjawabnya. Keikutsertaan kita pada beragam bentuk aksi (petisi online, fund rising, dll), substansinya ada pada "rasa keperdulian" itu sendiri, sementara hasil, hanya Allah yang lebih tahu.

Sebagai seorang muslim, masak tidak percaya kalau ulah bangsa yang menantang kemurkaan Allah akan mendapat balasannya? Mana kepedulianmuuu...

3. Terjun Langsung ke Medan Laga.

Emangnya ngefek?
Silakan bertanya kepada laskar jihad FPI, salah satunya.

4. Doa

Setidak-tidaknya sumbangkanlah doa. Kebetulan mulai tgl 6 Januari, insyaAllah mulai hari-hari yang disunnahkan puasa Asyura, manfaatkan waktu mustajab yang ada.

Emangnya ngefek?
Loh, masih percaya sama kekuasaan Allah gak sih??

5. Boikot Produk Yahudi.
Mantan PM Malaysia, Mahattir Muhamad pun menyerukan hal serupa : Boikot produk Amerika! Secara produk Yahudi bukan cuma made in Amerika, jangan tertipu samarannya dalam bentuk apapun, mulai celana dalam sampai tas seharga puluhan juta rupiah.

Berikut list -hanya nemu dlm bhs Inggris- perusahaan yang terkait dengan Israel (terlalu banyak!) :
http://www.inminds. co.uk/boycott- brands.html

Emangnya ngefek?
well, Mengutip kata-kata Mahattir : Tanpa minum Coca Cola pun kalian tidak akan mati kehausan!
Kalau mereka kehilangan konsumen, otomatis sumbangan peluru untuk membunuh rakyat sipil di Gaza akan hilang juga. IMHO, ini saja tidak cukup, karena beberapa perusahaan mereka juga eksis di Indonesia dan beberapa teman saya tercataan sebagai employee di sana T_T, kalau perusahaan ini bangkrut, pengangguran juga meningkat. Makanya sebagai muslim yang kuat, harus bisa memunculkan alternatif industri serupa yang menguasai pasar, mendunia! Bukan hanya di Palestina, sampai kapan jati diri muslim dihinakan tanpa daya?




Lain-lain:
Seorang kawan dari Maroko, memberikan link berikut : http://www.interpal.info/get-involved/donate-for-palestine.

InsyaAllah sumbangan dalam bentuk apapun bisa sampai ^_^


ReAD MoRE・・・

Thursday, 1 January 2009

Shin-Nen OmedetowW

Selamat Tahun Baru Masehi 2009
Selamat Memasuki minggu pertama bulan Muharam sekaligus bersiap puasa As-syura minggu depan ^_^



Well, mengawali tahun baru, ada baiknya dengan introspeksi diri tentang apa-apa yang telah dilakukan tahun lalu. Berikut kutipan dari: Tazkiyah An-Nafs, Konsep Penyucian Jiwa Menurut Para Salaf; Ibnu Qoyyim al-Jauziyah, Ibnu Rajab al-Hambali, Imam Ghazali; Penerbit Pustaka Arafah. Cukup panjang, niatkan kalau mau membaca ^_^ :

Metode untuk mengatasi kekuasaan nafsu ammarah atas hati seorang mukmin adalah dengan selalu mengintrospeksi dan menyelisihinya. Imam Ahmad meriwayatkan, Umar bin Khaththab berkata, "Hisablah dirimu sebelum dihisab! Sesungguhnya berintropeksi bagi kalian pada hari ini lebih ringan daripada hisab di kemudian hari. Begitu juga dengan hari 'aradl (penampakan amal) yang agung."

Hasan al-Bashri berkata, "Seorang mukmin itu pemimpin bagi dirinya sendiri. Ia mengintrospeksi dirinya karena Allah. Sesungguhnya hisab pada hari kiamat nanti akan ringan bagi mereka yang telah mengadakannya di dunia. Dan sebaliknya hisab akan berat bagi kaum yang menempuh urusan ini tanpa pernah berintrospeksi. Seorang mukmin itu bisa saja dikejutkan oleh sesuatu dan ia takjub kepadanya. Lalu berkatalah ia, 'Demi Allah, aku benar-benar menginginkanmu. Begitupun kamu adalah bagian dari kebutuhanku. Tetapi, allah tidak memberi alasan bagiku untuk mencapaimu. Duhai, ada jurang diantara kau dan aku!' Maka sesuatu itu pun lenyap dari hadapannya. Kemudian si mukmin akan kembali kepada dirinya dan berkata, 'aku tidak menginginkan hal ini! Apa peduliku dengan semua ini! Demi Allah aku tidak akan mengulanginya selama-lamanya!' Orang-orang yang beriman adalah orang-orang yang ditopang oleh Al-Qur'an. Al-Qur'an menghalangi kehancurannya. Seorang mukmin adalah tawanan di dunia yang berusaha membebaskan diri (menuju negerinya: akhirat). Dia tidak merasa aman sampai berjumpa dengan Allah. Dia tahu bahwa pendengaran, penglihatan, lisan, dan anggota badan, semuanya akan dimintai pertanggungjawaban."

Malik bin Dinar bertutur,"Semoga Allah merahmati seseorang yang berkata kepada diri (nafsu)nya, 'Bukankah kamu pelaku ini? Bukankah kamu pelaku itu?' Lalu ia mencelanya dan mengalahkannya. Kemudian dia memulazamahkan dirinya kepada kitab Allah, sehingga menjadi pemimpinnya."

Adalah benar bagi setiap orang yang beriman kepada Allah subhanahu wa taala dan hari akhir untuk tidak melupakan introspeksi kepada nafsunya, menyempitkan ruang geraknya, dan menahan gejolaknya. Sehingga, setiap hembusan nafas adalah mutiara yang bernilai tinggi, dapat ditukar dengan perbendaharaan yang kenikmatannya tak akan pernah sirna sepanjang masa. Menyia-nyiakan nafas ini, atau menukarnya dengan sesuatu yang mendatangkan kecelakaan adalah kerugian yang sangat besar. Tidak dapat mentolerirnya kecuali manusia paling bodoh dan paling tolol. Hanya saja, hakekat kerugian ini baru benar-benar tampak nanti di hari kiamat.

"Pada hari setiap jiwa mendapati segala kebaikan yang dilakukannya dihadirkan dan juga segala kejahatan yang dilakukannya. Ia ingin ada penghalang yang panjang antara dia dan kejahatannya."(QS Ali Imran: 30)

Muhasabah (menginstrospeksi diri) itu ada dua macam, sebelum beramal dan sesudahnya.

Muhasabah sebelum beramal yaitu hendaknya seseorang berhenti sejenak, merenung di saat pertama munculnya keinginan untuk melakukan sesuatu. Tidak bersegera kepadanya sampai benar-benar jelas baginya bahwa melakukannya lebih baik daripada meninggalkannya.

Hasan al-Bashri berkata, "Semoga Allah merahmati seorang hamba yang berpikir di saat pertama ia ingin melakukan sesuatu. Jika itu karena Allah ia lanjutkan dan jika bukan karena-Nya ia menangguhkannya."

Sebagian ulama menjelaskan penuturan al-Hasan ini dengan, 'Apabila diri tergerak untuk melakukan sesuatu, pertama-tama ia harus merenung, apakah amalan itu mampu ia kerjakan atau tidak. Jika tidak ada kemampuan untuk itu hendaknya ia berhenti. Tetapi jika ia mampu, hendaknya ia berpikir, apakah melakukannya lebih baik daripada meninggalkannya, ataukah sebaliknya. Jika yang ada adalah kemungkinan kedua, maka ia mesti meninggalkannya. Tetapi jika yang pertama, hendaknya ia bertanya, apakah faktor pendorongnya adalah untuk mendapatkan wajah Allah subhanahu wa ta'ala dan pahalanya, ataukah untuk mendapatkan kehormatan, pujian dan harta benda. Jika jawaban yang kedua yang muncul, hendaknya ia meninggalkannya. Meskipun jika ia melakukannya ia akan mendapatkan apa yang dicarinya. Ini sebagai pelatihan bagi diri agar tidak terbiasa dengan kesyirikan dan supaya takut beramal untuk selain Allah.

Semakin takut seseorang untuk beramal karena selain Allah, semakin ringan baginya untuk beramal karena Allah subhanahu wa ta'ala. Tetapi jika yang muncul adalah jawaban yang pertama, sekali lagi ia harus bertanya, apakah dia mendapatkan bantuan untuk itu? Atau adakah teman-teman yang akan membantu dan menolongnya- jika amalan itu tidak bisa dikerjakan sendirian? Jika tidak ada, ia harus menahan diri sebagaimana Nabi shalallahu alaihi wa sallam telah menahan diri dari memerangi musyrikin Mekah sampai terkumpul kekuatan dan kaum penolong. Adapun jika ia dibantu, hendaknya ia maju beramal, dengan izin Allah subhanahu wa ta'ala ia akan mendapat kemenangan. Dan adalah kemenangan itu tidak akan terlepas kecuali jika salah satu dari perkara-perkara di atas terlepas. Sekali lagi, dengan mengadakan hal-hal di atas kemenangan tidak akan terlepas. Itulah empat perkara yang harus dicermati oleh seorang hamba sebelum ia beramal.

Muhasabah sesudah beramal itu ada tiga:
1. Introspeksi diri atas berbagai ketaatan yang telah dilalaikan, yang itu adalah hak Allah subhanahu wa ta'ala. Bahwa ia telah melaksanakannya dengan serampangan, tidak semestinya. Padahal hak Allah subhanahu wata'ala berkaitan dengan satu bentuk ketaatan itu ada enam. Yaitu, ikhlas dan setia kepada Allah subhanahu wa ta'ala di dalamnya, mengikuti Rasulullah shalallahu alaihi wa salam, menyaksikannya dengan persaksian ihsan, menyaksikannya sebagai anugerah Allah subhanahu wa ta'ala baginya, dan menyaksikan kelalaian dirinya di dalam mengamalkannya. Demikian, ia harus melihat apakah dirinya telah memenuhi keseluruhannya?

2. Introspeksi diri atas setiap amalan yang lebih baik ditinggalkan daripada dikerjakan.
3. Introspeksi diri atas perkara yang mubah, karena apa ia melakukannya. Apakah dalam rangka mengharap Allah subhanahu wa ta'ala dan akhirat, sehingga ia beruntung? Ataukah untuk mengharapkan dunia dan keserbabinasaannya, sehingga ia merugi?

Akhir dari perkara yang dilalaikan, tidak disertai dengan muhasabah, dibiarkan begitu saja, dianggap mudah dan disepelekan adalah kehancuran. Ini adalah keadaan orang-orang yang tertipu. Ia pejamkan matanya dari berbagai akibat kebejatannya sambil berharap Allah subhanahu wa ta'ala mengampuninya. Ia tidak pernah peduli kepada muhasabah dan akibat kejahatannya. Pun jika ia melakukannya, dengan segera ia akan berbuat dosa, menekuninya dan ia akan sangat kesulitan meninggalkannya.

Kesimpulan dari uraian ini, hendaknya seseorang itu mengintrospeksi diri lebih dahulu pada hal-hal yang fardlu. Bila ia melihat ada kekurangan padanya, ia akan melengkapinya dengan qadla' (penggantian) atau ishlah (perbaikan). Lalu kepada hal-hal yang diharamkan. Bila ia merasa pernah melakukannya, ia pun bersegera untuk bertaubat, beristighfar, dan mengamalkan perbuatan-perbuatan baik yang dapat menghapuskan dosa. Kemudian kepada kealpaan. Bila ia mendapati dirinya telah alpa berkenaan dengan tujuan penciptaannya, maka ia segera memperbanyak dzikir dan menghadap Allah subhahanu wa ta'ala. Lalu kepada ucapan-ucapannya, atau kemana saja kakinya pernah berjalan, atau apa saja yang tangannya pernah memegang, atau telinganya pernah mendengar. Apa yang diinginkan dari semua ini? Mengapa ia melakukannya? Untuk siapa? Dan sesuaikah dengan petunjuk?

Sesungguhnya setiap gerakan atau ucapan itu akan dihadapkan pada dua pertanyaan, untuk siapa dikerjakan? dan bagaimana cara pengerjaannya? Pertanyaan pertama tentang ikhlas dan yang kedua tentang mutaba'ah (kesesuaian dengan sunnah)

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman,
"Supaya (Allah) memintai pertanggungjawaban orang-orang yang benar tentang kebenaran mereka." (QS Al-Ahzab 8).

Apabila orang-orang yang benar saja dimintai pertanggungjawaban atas kebenarannya, dan dihisab atasnya, lalu bagaimana dengan orang-orang yang dusta?

Faedah Muhasabah

1. Mengetahui aib diri
Barangsiapa tidak mengetahui aib dirinya sendiri, tidak mungkin mampu membuangnya. Yunus bin 'Ubaid berkata, "Aku benar-benar mendapati seratus bentuk kebajikan. Tetapi kulihat, tidak ada satu pun yang ada pada diriku."

Muhammad bin Wasi' berkata, "seandainya dosa-dosa itu mempunyai bau, sungguh tidak ada seorang pun yang sanggup duduk di dekatku."

Imam Ahmad meriwayatkan, Abu Darda' berkata, "Seseorang itu tidak memahami agama ini dengan baik sampai ia membenci orang lain karena Allah subhanahu wa ta'ala, kemudian ia kembali kepada nafsunya dan ia lebih membencinya lagi."

2. Mengetahui hak Allah terhadapnya.

Hal itu akan membuatnya mencela nafsunya sendiri serta membebaskannya dari ujub dan riya'. Juga membukakan pintu ketundukan, penghinaan diri, kepasrahan dihadapan-Nya, dan keputusasaan terhadap dirinya sendiri. Sesungguhnya keselamatan itu hanya dapat dicapai dengan ampunan dari Allah subhanahu wa ta'ala dan rahmat-Nya. Merupakan hak Allah subhanahu wa ta'ala untuk ditaati dan tidak dimaksiati, diingat dan tidak dilupakan, serta disyukuri dan tidak dikafiri.


ReAD MoRE・・・