Ritme hidup ini berawal dari tema penelitian yang diberikan oleh profesor di Lab saya. Entah apakah ini resiko sebagai Mahasiswa asing yang dibiayai Monbusho atau estimasi dan harapan berlebih terhadap kemampuan saya, sang Profesor memberikan sebuah tema yang cukup (baiklah, SANGAT) sulit. Seribu Tahun Penelitian, begitu kata beliau mengenai perkiraan waktu yang diperlukan untuk membuat tujuan research ini tercapai. Sebuah tema baru yang membuka peluang nobel. (well, well... tentu saja kalau berhasil. Perlu dicatat bahwa seorang penerima nobel yang saat tulisan ini diketik masih bernafas menyatakan pengunduran diri dari penelitian bertema serupa!!! ほら!!無理じゃん!!難っ!!)
Saat saya bertanya kenapa memilihkan tema ini, jawaban beliau :
1. Saya nampak kuat secara psikis. Tahan banting dan teguh mengahadapi kegagalan.
2. Saya punya willpower, motivasi dan bakat alami.
Dalam hati, saya hanya berdoa semoga kata-kata beliau ini (menjadi) benar.
Di sela-sela waktu eksperimen, beliau bertanya tentang hasil aplikasi master saya ke KAUST yang sampai sekarang pun entahlah tiada kabar berita. Beliau menawarkan peluang penelitian di Jepang dan meminta saya untuk memertimbangkan kemungkinan PhD di sini. Wew. Senang sih dengan tawaran ini, tapi kata 「はい、喜んで!」 tidak begitu mudah keluar. Memang betul bahwa sebagian besar penghuni Lab saya sekarang mendapat beasiswa dari berbagai tempat, dana research juga tersedia, peralatan analisis termasuk yang paling lengkap. Tapi... yah... tidak mudah. Jujur saja pilihan ini tercatat dalam rancangan peta masa depan saya. Sayangnya sekarang saya berada dalam percabangan pilihan dan belum bisa memutuskan. :D :D
Biasanya sekitar pukul 09:30, saya berangkat dari tempat partime ke kampus dengan bersepeda ria. Waktu seblum coretime Lab (start 10:00) ada sekitar 15 menit. 15 menit waktu itu saya pergunakan untuk : sikat gigi (setelah sarapan di tempat partime)--> buka email-> skipping subyek, baca yang kira-kira penting-->ganti kostum lab dan sarung tangan karet.
Setelah sampai dalam Lab maka flowchart eksperimen yang saya tulis kemaren malam menjadi panduan utama. Ah, yah. Saya ber-eksperimen bersama 2 orang supervisor sehingga kalau mau sholat atau menghilang sejenak harus ijin mereka dulu. Saya berusaha agar target hari itu bisa tercapai pada pukul 5 sore. Tapi yah begitulah, peneliti amatir macam saya belum bisa memperkirakan berapa lama waktu yang diperlukan selain yang tercatat dalam flowchart. Sebenarnya tidak masalah dengan aktivitas ibadah, hanya sajaaaaaa... jadwal makan benar-benar digerus habis. +_+ Belakangan saya menyadari bahwa lebih baik membawa bento, lauk-pauk, makanan ringan, kue, minuman ke ruang duduk, menyimpannya dalam kulkas dan laci meja kerja! Dan itulah yang dilakukan para senior di Lab saya. Sebelumnya saya heran kenapa orang-orang di Lab ini begitu tahan lapar namun berkomentar tentang betapa beratnya puasa ramadan! Ternyata simpanan ransum ada dalam laci meja kerja toh!!
Setelah aktivias di Lab selesai bukan berarti saya bebas bertualng ke facebook, Yahoo atau situs-stus lainnya. Hal-hal berikut harus dikerjakan :
1. Laporan perkembangan research yang dikumpulkan seminggu sekali.
2. Rencana eksperimen besok pagi -> baca jurnal (kadang bahasa Jepang, Inggris, Perancis, Jerman... fyuhh.. untungnya ada banyak translator OL yang bisa dimanfaatkan. huehue)
3. Menunggu senior pulang. Ini diaaa yang menyiksaaaaaa!! Orang paling senior baru pulang paling cepat sekitar 10:00 malam. Dan posisi saya di Lab adalah paling bontot! Masih ada supervisor, senior #1, senior #2....Kalau dua kerjaan saya di atas sudah selesai, maka saya akan pura-pura sibuk baca buku referensi. Pokoknya tidak terlihat menganggur. Naah, saat seperti inilah bisa dimanfaatkan untuk membalas email, baca komik OL (biar gak stress!!), chatting... -> eh, ternyata ada waktu yang bisa dimanfaatkan yak! Alhamdulillah. Kadang saya berniat nekad pulang tanpa peduli tatapan sipit penuh makna orang-orang di Lab. *gyahahuhahuha*
Sampai di rumah paling cepat jam 11. Mandi, makan tengah malam (yang sebenarnya sangat saya hindari, tapi terpaksa demi melangsungkan kehidupan *haiyyahh*), lalu tidur hingga alarm subuh berdentang sekitar 04:30. Setelah memenuhi panggilan alam dan sholat, segera kukayuh sepeda ditemani matahari yang hendak memunculkan wajahnya menuju tempat kerja demi kebahagiaan keluarga.
Yay... begitulah sekilas pola hidup seorang Final Year Student di Jepang yang mendalami bio-inorganic dan metalorganic chemistry, Senin-Sabtu. Kalau dipikir berat, maka menjadi berat. Maka saya memilih untuk menerima kondisi ini, menyesuaikan diri, dan mengambil celah untuk mempertahankan identitas. InsyaAllah bisa. Bukankah selalu ada Dzat yang bisa dimintai tolong dan dijadikan tempat mengadu kapanpun, dimanapun?
Dann.. Iyeyy!! Goldenweek tiba, artinya saya libur selama seminggu dan bisa menikmati dan mengatur jadwal pribadi tanpa perlu terikat dengan kampus!!
No comments:
Post a Comment