Thursday, 28 July 2016

#1 Empat Bulan Pertama di Amerika :-)

Tahun ini kami berada di negeri yang disambungkan oleh samudera pacific. Yes, tantangan di paruh kedua dasawarsa bahtera pernikahan ini bernama : Amerika. Meskipun saya pernah tinggal di luar Indonesia, system yang berlaku di Negara ini kadang-kadang membuat gagal paham. Ah yah, saya ditempatkan di Los Angeles, California. Kota terbesar kedua setelah New York di Negara ini. Tempat baru selalu memberikan nuansa baru dan gejolak-gejolak dalam jiwa : semangat, kerisauan, peluang, tantangan,... pastinya orang-orang baru yang sama sekali tidak beririsan dengan kita sebelumnya.
 
Yang menarik ketika berkenalan atau basa-basi dengan orang di sini, komentarnya: "Wow, orang Indonesia, pasti pintar dan jago IT!" wkwkwk. Silicon valley ada di San Jose, dekat San Fransisco dan sepertinya banyak pekerja IT dari Indonesia yang tinggal di sana. Sayangnya saya bukan salah satu dari orang-orang pintar dan jago IT itu, biarpun sama-sama tinggal di California. Tapi saya cukup senang karena kesan terhadap orang Indonesia cukup bagus. Banyak dari WNI yang bekerja di perusahaan bergengsi dan gajinya tinggi. (San Fransisco itu biaya hidupnya tinggi! )
 
Karena ini menjadi awal-awal saya longstay di Negara bagian ini, adaptasi diperlukan disana-sini....
 
1.Mobil menjadi alat transportasi utama. Ini bukan hal baru bagi saya. Alhamdulillah, transaksi jual beli mobil ini berlangsung mudah. Riba bisa dihindari, harga yang sama untuk dicicil selama 5 tahun. Tapi…. Asuransi memang terkesan mafia! Di California setiap mobil dan pengemudinya WAJIB diasuransikan. Bagi saya yang baru mendarat di sini, tidak memiliki track record, biaya asuransinya 2 kali lipat cicilan bulanan. Apa?! Biaya asuransi bisa lebih mahal dibandingkan biaya untuk membeli mobil dan harus diambil! *Pusing* Dua bulan pertama saya ke kantor dengan bus+sepeda, dan orang sekantor pada heran, karena tidak terbiasa memakai angkutan umum. Saat saya PP ke Washington dengan naik kereta ke bandara, lagi-lagi temen di kantor baru tau kalau ADA kereta yang menuju Bandara. wew.....
 
2.Jasa sangat dihargai. Terkadang membeli barang baru lebih murah daripada memperbaiki. Makanya biasanya orang Amerika cukup terampil dengan urusan pertukangan seputar rumah atau mereka rela bayar asuransi untuk apapun. APAPUN, sehingga kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, tidak terjadi kehilangan 100%. Bagi saya pribadi, kemampuan survival saatnya diberdayakan. Urusan seputar rumah tangga seperti memasak, menjahit, membetulkan perangkat rumah sebisa mungkin dikuasai.
 
3.California menjadi salah satu state dengan penduduk terbanyak. Apalagi di greater LA, sudah mirip-mirip NYC katanya. Di sini ada peraturan untuk tempat tinggal bahwa jumlah penghuni maksimal suatu rumah/apartemen adalah 2 kali jumlah kamar tidur + 1. Jadi saya yang sudah punya 2 anak “terpaksa” harus mencari 2 bedroom property, dimana harganya bikin garuk-garuk rekening. Mencicil rumah/apartemen dengan menyewa, biayanya tidak jauh berbeda.
 
4.Credit Score. Makanan apa ini? Hehe. Karena ekonomi disini disetir oleh kredit, maka kalau ingin menyewa apartemen, membeli property (mobil, rumah, elektronik dkk), penjual akan mengecek credit score kita. Bagi saya yang lebih suka cash, hal ini jadi momok sendiri karena mau tidak mau harus “membangun kredit”.Tidak punya credit score urusan cari rumah dan belanja jadi lebih ribet. Credit score = kredibilitas.
 
5.Asuransi kesehatan juga cukup “mengerikan”. Biaya jasa kesehatan sangat-sangat-sangat mahal bila kita tidak punya asuransi. Untuk biaya melahirkan si ujang saja kalau dirupiahkan bisa sekian ratus juta. Pemerintah menyediakan asuransi dengan premi yang lebih murah atau bahkan gratis untuk penduduk berpenghasilan rendah, seperti Medicare atau Obama-care. Tapi tidak semua fasilitas medis menerima loh yak, kadang harus lewat rujukan dsb.

6.Pajak penghasilan cukup tinggi. Selain federal tax, gaji juga akan dikurangi lagi dengan state-tax (ada Negara bagian yang free), biaya social security, iuran pension dll. Total jenderal potongannya sekitar 20% dari gaji bruto. Biaya hidup beberapa kota cukup tinggi sehingga meskipun gaji yang ditawarkan terlihat menggiurkan, harus diperhitungkan juga biaya hidupnya.
 
Ada hal yang bikin gagal paham, tapi banyak juga hal-hal positif. Insyaallah disambung dibagian ke-2.

No comments: