Malam ini kembali kami bertemu. Saya pertama kali mengenalnya di tempat yang sama. Di sini, di islamic Center Nagoya, Lantai 3. Sebelumnya dia tak banyak bercerita tentang dirinya. saya pun tak bertanya bagaimana dia bisa berada di Jepang, padahal asalnya adalah benua di seberang sana. Namun pertemuan kali ini sepertinya sudah diatur oleh yang maha kuasa. Lelaki ini mulai bercerita tentang kehidupannya.
"Hidup saya sangat berat. Saya harus membayar apartemen dimana saya tinggal, sementara saya hanya hidup dari sedekah."
Lanjutnya, "Bahkan saya tak tahu apakah hari ini saya bisa makan atau tidak..."
Batin saya gerimis. Saya tahu dia pasti ingin bekerja untuk membiayai hidupnya, namun kebebasan kakinya terrenggut sehingga dia tak mungkin memperoleh penghasilan dari suatu pekerjaan yang menggunakan tenaga fisik. Saya juga menangkap kata-kata yang menunut kepedulian dari saudara seiman di negeri ini juga komplain soal makanan berisi tulang yang disajikan malam itu.
Tapi satu pengingat yang kembali saya tangkap : saya masih harus banyak bersyukur, karena saya masih bisa berusaha mencari sedikit rejeki berupa materi dengan memanfaatkan tangan dan kaki saya sendiri. Alhamdulillah ya allah....
2 comments:
Halo Mas...Udah kirim fotokopi kartu identitas ke UII....????Mas juara 2 kan di Lomba Blog UI?? Mohon ya dikirim secepatnya demi kelancaran pengiriman hadiah
Halo juga.
Udah dikirim hari selasa lalu euy, tapi gak ada konfirmasi.
Emailnya sampai tidak yah.....
Post a Comment