Setelah bebas sejenak dari UAN, bagi mereka yang belum memperoleh kepastian kelanjutan studi akan kembali melaui hari-hari penuh perjuangan. Tujuannya? pastinya ingin masuk ke universitas idaman dengan jurusan yang cocok dengan kemampuan otak dan kocek. Lalu, bagaimana kalau hasrat ingin masuk sudah setinggi awang-awang tapi ternyata modal semangat saja tidak cukup? Kalau di Indonesia dan punya duit, orang tuanya akan memlilihkan sebuah universitas dimana anak tersebut bisa masuk dengan menyumbang sejumlah nominal. Kalau di Jepang ada yang namanya Admission Office (AO) Test. Intinya, untuk masuk ke suatu universitas tidak perlu ikut ujian kemampuan akademik dengan mengerjakan tes tulis.Penilaiannya didasarkan pada motivasi si anak ingin kuliah, penghargaan terhadap semangat menuntut ilmu sesuai dengan minat dan bakat.
Satu hal yang perlu diingat adalah membuat perencanaan masa depan yang baik. Ada kasus dimana seorang anak sudah diterima lewat AO test, namun ternyata tidak bisa mengikuti mata kuliah tertentu dengan baik. Bisa juga terjadi kasus dimana tidak ada mata kuliah yang menarik bagi si mahasiswa. Kesimpulan saya adalah bila ingin kuliah, harus paham dulu kuliah untuk apa.
Biarpun tanpa tes akademik tertulis, ada 3 cara yang umum dilakukan untuk seleksi masuk ala AO test :
1. Wawancara
Tipe ini lebih mementingkan niat kuliah calon mahasiswa, termasuk kesesuaian antara tujuan calon mahasiswa dengan arah kebijakan universitas.
2. Self Appeal
Tipe ini mementingkan hasil karya/prestasi calon mahasiswa. Misalnya, bisa bicara dalam 4 bahasa, pernah juara baca puisi, berbakat dalam bidang olahraga, seni dan budaya, dll. Calon mahasiswa sebisa mungkin menunjukkan kelebihan dan prestasi yang dia miliki.
3. Menulis Essay
Universitas yang terlanjur terkenal seperti Waseda atau Doshisa banyak menerapkan cara ini. Calon mahasiswa menulis esai sebanyak 2000-3000 kanji, lalu diadakan wawancara berdasarkan apa yang mereka tulis.
Sekarang sudah ada 530 Universitas di Jepang yang mengadakan seleksi dengan sistem AO test seperti ini. Termasuk universitas negeri dan swasta favorit. Definisi favorit di sini adalah banyak diinginkan oleh calon mahasiswa alias untuk masuk harus mengalahkan banyak saingan.
Salah satu kebaikan dari sistem ini menurut saya adalah adanya pilihan untuk dua pihak. Calon mahasiswa berhak memilih universitas, dan universitas bisa memilih mahasiswanya. Bila hanya mengandalkan tes tulis akademik, tanpa saling tahu wujud dan wajah asli, sekian nama akan dinyatakan tidak lulus berdasarkan akumulasi nilai yang diperoleh. Dengan kata lain, akan ada calon mahasiswa yang lulus sesuai idaman Universitas dan ada pula mahasiswa yang lulus masuk ke universotas idaman. *ini mah kata saya*
Akhir tahun lalu saya menulis tentang kriteria universitas idaman ala kadarnya. Setelah saya baca-baca lagi dan berdiskusi dengan beberapa orang, ternyata trend muali berubah. Trend yang saya maksud adalah masalah waktu. Beberapa generasi sebelum saya menyimpan istilah: NASAKOM (Nasib (IP) satu koma, Rantai Karbon (Nilainya banyak yang C-C-C-C-C-C), dll yang menyatakan sulitnya kuliah dan lulus S1 dalam 4 tahun. Akhir-akhir ini mulai muncul S1 dalam 2,5 atau 3 tahun, dengan IP yang wow keren banget bisa mendapat julukan cum laude. Ya, memang ada keuntungannya. Lulus sarjana dengan usia relatif lebih muda, masuk dunia kerja lebih cepat, lebih cepat meniti karir, atau menetapkan pilihan untuk lanjut Master. Nah, Master pun mulai bisa diperoleh dengan (minimal) 9 bulan saja. Jadi, kalau lulus S1 dalam 2,5 tahun dan master selama 9 bulan, tidak sampai 4 tahun seseorang sudah bisa mendapat gelar Master. Ini contoh ekstrimnya. Pertanyaannya : Seberapa besar peranan gelar untuk membantu seseorang memperoleh/menciptakan pekerjaan?
Maka, seperti yang saya tulis kemarin, harapan saya tentang fungsi universitas adalah mencetak lulusan yang :
1. Bisa mencerna masalah, menguasai hubungan sebab-akibat, dan bisa berkomunikasi secara efektif (Paling tidak bisa Bahasa Indonesia dan Inggris lah, lulusan universitas gitu loh!)
2. Tidak mudah mneyerah dan sigap menjawab tantangan jaman.
3. Berdedikasi untuk selalu menjadi pembelajar sepangjang hayat.
Kalau harus memilih ke Universitas mana saya harus kuliah, salah satu parameternya adalah kualitas lulusan dan pengajar universitas tersebut. Intinya mengumpulkan banyak informasi. :-D
Sumber informasi :
1. http://www.gakkou.net/
2. http://www.bircham.co.jp/index.php?option=com_content&view=category&id=44&layout=blog&Itemid=76
:::Diikutkan lomba Blog Universitas Islam Indonesia saja, dedlinenya khan hari ini, boleh ikutan doonk :-D :::
Satu hal yang perlu diingat adalah membuat perencanaan masa depan yang baik. Ada kasus dimana seorang anak sudah diterima lewat AO test, namun ternyata tidak bisa mengikuti mata kuliah tertentu dengan baik. Bisa juga terjadi kasus dimana tidak ada mata kuliah yang menarik bagi si mahasiswa. Kesimpulan saya adalah bila ingin kuliah, harus paham dulu kuliah untuk apa.
Biarpun tanpa tes akademik tertulis, ada 3 cara yang umum dilakukan untuk seleksi masuk ala AO test :
1. Wawancara
Tipe ini lebih mementingkan niat kuliah calon mahasiswa, termasuk kesesuaian antara tujuan calon mahasiswa dengan arah kebijakan universitas.
2. Self Appeal
Tipe ini mementingkan hasil karya/prestasi calon mahasiswa. Misalnya, bisa bicara dalam 4 bahasa, pernah juara baca puisi, berbakat dalam bidang olahraga, seni dan budaya, dll. Calon mahasiswa sebisa mungkin menunjukkan kelebihan dan prestasi yang dia miliki.
3. Menulis Essay
Universitas yang terlanjur terkenal seperti Waseda atau Doshisa banyak menerapkan cara ini. Calon mahasiswa menulis esai sebanyak 2000-3000 kanji, lalu diadakan wawancara berdasarkan apa yang mereka tulis.
Sekarang sudah ada 530 Universitas di Jepang yang mengadakan seleksi dengan sistem AO test seperti ini. Termasuk universitas negeri dan swasta favorit. Definisi favorit di sini adalah banyak diinginkan oleh calon mahasiswa alias untuk masuk harus mengalahkan banyak saingan.
Salah satu kebaikan dari sistem ini menurut saya adalah adanya pilihan untuk dua pihak. Calon mahasiswa berhak memilih universitas, dan universitas bisa memilih mahasiswanya. Bila hanya mengandalkan tes tulis akademik, tanpa saling tahu wujud dan wajah asli, sekian nama akan dinyatakan tidak lulus berdasarkan akumulasi nilai yang diperoleh. Dengan kata lain, akan ada calon mahasiswa yang lulus sesuai idaman Universitas dan ada pula mahasiswa yang lulus masuk ke universotas idaman. *ini mah kata saya*
Akhir tahun lalu saya menulis tentang kriteria universitas idaman ala kadarnya. Setelah saya baca-baca lagi dan berdiskusi dengan beberapa orang, ternyata trend muali berubah. Trend yang saya maksud adalah masalah waktu. Beberapa generasi sebelum saya menyimpan istilah: NASAKOM (Nasib (IP) satu koma, Rantai Karbon (Nilainya banyak yang C-C-C-C-C-C), dll yang menyatakan sulitnya kuliah dan lulus S1 dalam 4 tahun. Akhir-akhir ini mulai muncul S1 dalam 2,5 atau 3 tahun, dengan IP yang wow keren banget bisa mendapat julukan cum laude. Ya, memang ada keuntungannya. Lulus sarjana dengan usia relatif lebih muda, masuk dunia kerja lebih cepat, lebih cepat meniti karir, atau menetapkan pilihan untuk lanjut Master. Nah, Master pun mulai bisa diperoleh dengan (minimal) 9 bulan saja. Jadi, kalau lulus S1 dalam 2,5 tahun dan master selama 9 bulan, tidak sampai 4 tahun seseorang sudah bisa mendapat gelar Master. Ini contoh ekstrimnya. Pertanyaannya : Seberapa besar peranan gelar untuk membantu seseorang memperoleh/menciptakan pekerjaan?
Maka, seperti yang saya tulis kemarin, harapan saya tentang fungsi universitas adalah mencetak lulusan yang :
1. Bisa mencerna masalah, menguasai hubungan sebab-akibat, dan bisa berkomunikasi secara efektif (Paling tidak bisa Bahasa Indonesia dan Inggris lah, lulusan universitas gitu loh!)
2. Tidak mudah mneyerah dan sigap menjawab tantangan jaman.
3. Berdedikasi untuk selalu menjadi pembelajar sepangjang hayat.
Kalau harus memilih ke Universitas mana saya harus kuliah, salah satu parameternya adalah kualitas lulusan dan pengajar universitas tersebut. Intinya mengumpulkan banyak informasi. :-D
Sumber informasi :
1. http://www.gakkou.net/
2. http://www.bircham.co.jp/index.php?option=com_content&view=category&id=44&layout=blog&Itemid=76
:::Diikutkan lomba Blog Universitas Islam Indonesia saja, dedlinenya khan hari ini, boleh ikutan doonk :-D :::
2 comments:
PT idaman saya adalah PT yang mampu mencetak mahasiswa yg berjiwa entrepreneur.
Sip!
Itu contoh riilnya. Masa enterpreneur segera tiba!
mari tinggalkan mental jadi pekerja orang ;ain. ^_^
Post a Comment