Saturday, 23 July 2011

Listrik Oh Listrik

Sebuah Pesan masuk ke inbox saya :

+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*

Our graduate school will be all closed during a whole day on ***** for saving energy. Please DO NOT come to our Lab and all electricity devices should be off on those days.

*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+*+

Kata saya : Iyey! Liburrr!! Segera copy data supaya bisa dianalisis di rumah pada hari-hari larangan ngampus. ^__^

Urusan libur tak penting ini disisihkan dahulu karena saya ingin membahas listrik di Jepang. Sepertinya tak semua orang tahu bahwa frekuensi listrik di Jepang berbeda sesuai wilayahnya. Jadi? yah, ada beberapa alat elektronik yang mengalami penurunan fungsi atau bahkan tidak bisa dipakai sama sekali bila anda melewati batas Jepang Tengah (Fujikawa City in Sizhuoka & Itoigawa in Niigata). Dari batas tadi ke arah timur, frekuensinya 50 Hz. Dari batas ke arah barat, frekuensinya 60 Hz. Jepang Tengah (Chubu dan Hokuriku), frekuensinya campur 50/60 Hz, paling aman untuk membawa serta elektronik kalau pindahan.

Kenapa bisa begitu?

Pada era Meiji, mesin pembangkit listrik didatangkan dari luar Jepang. Produk Jerman dengan frekuensi 50 Hz dipakai di Kanto (Jepang Timur dan meluas ke utara sampai Hokkaido) dan produk Amerika dengan frekuensi 60 Hz dipergunakan di Kansai (Jepang Barat dan memanjang sampai ke selatan sampai Okinawa). Oleh karena itulah di Jepang eksis dua macam frekuensi listrik, sampai sekarang. Produk yang harus dicek saat pindahan antara lain: mesin cuci, microwave, oven, mesin pengering cucian dan lampu.

Selain frekuensi, Jepang juga membagi tarif listrik sesuai dengan kontrak dengan pelanggan. Bagi yang paham bahasa Jepang dan tinggal dalam hitungan tahun di negeri ini, ada baiknya memperhatikan opsi-opsi yang ditawarkan oleh perusahaan listrik di wilayahnya. Kenapa? Supaya bisa menghemat beberapa Yen lah ya. :-P Misalnya Penyuplai listrik di Jepang Tengah (Chubu Denryoku) menawarkan produk E Lifetime: membagi tarif listrik berdasarkan waktu pelanggan menempati rumahnya. Detailnya sebagai berikut :

Daytime (jam 9-17) : 31.43 yen/kWh
@Home Time (jam 7-9, 17-23 untuk hari kerja; jam 7-23 untuk weekend dan hari libur nasional): 21.23 yen/kWh
Nighttime (jam 23-7) : 9.33 yen/kWh

Kesimpulannya, bila anda melakukan kontrak dengan opsi E-lifetime, maka biaya pemaikan listrik antara pukul 23 sampai 7 pagi menjadi sangat murah. Mari mencuci, memasak dan menyetrika pada jam-kam ini!!

Saya yang sering pulang malam dan berangkat pagi memang hanya bisa mencuci dan memasak pada jam hemat. Akibatnya yah, tagihan listrik saya jadi murah. Bulan lalu hanya 492 yen!

Bila tidak memakai opsi ini, maka tarif listriknya adalah sama sepanjang hari, yakni 17.05 yen/kWh. Jadi, kira-kira mana yang lebih hemat? Silakan dihitung sendiri. Bagi saya yang di rumah saat tak ada matahari bersinar di langit kota, opsi E-lifetime patut dipilih tanpa ragu lagi. Hmm, sebagian besar mahasiswa seharusnya sih sama. Tapi bagaimana dengan perkakas yang memakan listrik sepanjang waktu, seperti kulkas?

Anggap dayanya 1 kW, maka tagihannya dengan opsi E-lifetime 504.4 yen/hari. Tarif biasa 408.3 yen/hari. Sekilas opsi E-lifetime nampak lebih mahal. Bagaimana dengan hitungan perbulan? Ini mah silakan dihitung sesuai dengan alat listrik dan pola hidup masing-masing. Satu lagi yang perlu dicacat, perusahaann listrik tiap wilayah menawarkan produk-produk kontrak yang bermacam-macam. Di Hokuriku bahkan mencantumkan opsi Whiteplan 1,2,3 yang tidak dijumpai di wilayah lain. *kok kayak softbank saja!* Di Hokkaido menawarkan pilihan untuk wilayah dimana salju lebat sering menumpuk (sepertinya diversifikasi harga berdasarkan musim).

Sedekat yang saya tahu, opsi E-lifetime (namanya berubah sesuai wilayah, ada yang menyebut e-CuteTime, E-eco-Time dsb) tersedia di semua wilayah. Sesuaikan kontrak dengan pilihan yang ada di wilayah anda tinggal. Dannn~~ Selamat bersimulasi untuk memperoleh pilihan mana yang lebih cocok untuk berhemat.

*Baru tahu kalau tarif Listrik di Kansai dan Tohoku lebih murah dibandingkan Chubu. huhu*
*Okinawa paling mahal. Err, karena kepulauan jadi biaya pengiriman ke rumah-rumah lebih memakan ongkos?*

1 comment: