Wednesday, 10 January 2018

Tentang Mobil di Amerika

What? Udah tahun ke-3 aja, gak kerasa... padahal anak kedua saya yang lahir di negeri ini akan 2 tahun umurnya tahun ini. Ha! Tahun ini si sulung akan masuk TK, jadi, apa perlu mobil satu lagi untuk antar jemput? Ya, itu pikiran yang umum muncul di keluarga murica.

Yang cukup mengherankan saya saat ini adalah betapa populernya mobil sebagai sarana transportasi di sini. Secara umum, jumlah mobil dalam satu rumah tangga = jumlah orang dewasa yang tinggal di rumah tersebut. Padahal mobil termasuk barang terseier di Indonesia, dimana tanpa memiliki mobil pun kehidupan berlangsung baik-baik saja....

Mobil adalah salah satu expense terbesar bagi warga yang tinggal di US. Tata kotanya kurang mendukung masyarakat untuk aktivitas tanpa mobil. Jalan-jalan baru dibangun untuk mempermudah akses mobil, pengguna mobil bertambah karena akses mudah, macet, tambah jalan, dst, menjadi lingkaran setan. 

 Mobil yang dulunya adalah ancaman bagi kehidupan di kota, sekarang menjadi prioritas. Jalan khusus (tol/freeway); pejalan kaki dibatasi aksesnya, hanya boleh menyebrang di zebra cross, bahkan bila mobil menabrak pejalan kaki, diusut sebagai pelanggaran lalu lintas, bukan kasus criminal. Lokasi parkir dibuat sangat Luas, bahkan untuk membangun gedung, dibuat aturan alokasi lahan untuk parkir. Luar biasa sekali perlakuan terhadap mobil. Tambahan biaya lagi, asuransi mobil adalah wajib, bila ketahuan tidak memiliki asuransi akan didenda. Untuk satu mobil biasanya $100-$200/ bulan.

 Kebiasaan orang secara umum akan memilih mobil paling mahal yang mampu dibeli. Rata-rata cicilan $400/bulan. (yes, betul, orang jarang beli mobil dengan tunai) Tentu saja berkendaraan perlu bahan bakar, rata-rata $200/bulan (dengan jarak tempuh 1,000 miles per bulan). Maintenance resmi (6 bulan sekali), $300 Parkir di area rekreasi atau bandara (asumsi 1 bulan sekali ) : $50 Dalam satu tahun biaya untuk 1 mobil :$10,800. Income Percapita di California $29,527 ! (untuk kasus di atas 36% gaji untuk mobil, belum termasuk waktu yang terbuang)

Tahun ini saya meniatkan untuk tidak menambah populasi mobil. Pemakaian mobil hanya untuk jarak tempuh PP lebih dari 40 miles. Ke kantor pakai sepeda, pilihannya adalah cari tempat tinggal yang cukup dekat sehingga memungkinkan bike to work. 

Di negeri ini mobil dipakai ke segala tempat, jauh maupun dekat. Belanja sehari-hari, antar jemput anak ke sekolah, commuting ke tempat kerja. Hal ini menyadarkan saya betapa desain suatu kota sangat mempengaruhi gaya hidup penduduknya. Dengan memakai mobil ke tempat kerja (1 mobil dipakai sendiri), memubazirkan seat lain di mobil, menambah resiko kecelakaan mobil di jalan, terperangkap dalam kemacetan dan sulit melakukan kegiatan produktif selama macet, depresiasi mobil lebih cepat, dll. 

Rata-rata orang akan membeli mobil termahal yang masih terjangkau. Tunai? Credit donk. Biaya siluman mobil baru dengan credit ini banyak sekali : bunga cicilan, asuransi mobil baru (lebih mahal dibanding mobil bekas,), efisisensi (galon/mile), biaya parkir, PKB, maintenace, dkk... Hitungan kasar pengeluaran tahunan per jarak 1 mile ke kantor adalah $795 bila dilakukan dengan mobil. Mendekati 1 mile ke tempat kerja = hemat $1590 setahun. (Biaya per mile/tahun = $170 per untuk materiil (ingat bahwa harga bensin di amerika murah sekitar Rp9.000/liter) +  6 menit (waktu tempuh) x $25/jam (harga waktu anda) x 25 hari kerja x 12 bulan =$625)

Rekan kerja di kantor menganggap commuting 40 miles sehari (3 jam) adalah wajar. Salah satu alasannya adalah  tinggal di school district yang bagus. Tapi bagaimana bila waktu 2 jam untuk commuting bisa dimanfaatkan untuk belajar dan bermain bersama anak? Seberapa besar pengaruh "sekolah bagus" untuk anak kecil? Saat ini saya merasa bonding orang tua dan anak sebelum mereka baligh adalah sangat penting. SD tidak perlu yang favorit/competitive, tapi yang dekat dengan rumah dan tempat kerja. Anak lebih perlu belajar cooperative dibandingkan competitive.

Saya rindu saat-saat naik sepeda di Jepang untuk belanja keperluan sehari-hari dan memakai transportasi publik untuk bepergian. 

No comments: