Kemarin menjadi kesempatan pertama saya menerima "hiburan" dari kohay (junior) Jepang di asrama. Setelah acara pelepasan mahasiswa tingkat akhir berakhir, adik-adik tingkat mengadakan semacam pentas seni dadakan untuk menghibur kami. Awalnya acara berlangsung menarik dengan kekreativan mereka beraksi. Namun lama-lama saya mual. Seolah tak ada lelucon cerdas, hampir semua mementaskan lawakan jorok. Apa sudah lupa kalau bulan ini masih puncak-puncaknya musim dingin? Apa sudah lupa kalau tak hanya lelaki saja yang menjadi penonton?
Tapi sepertinya hanya saya yang tertawa pahit. Penonton lain nampak begitu antusias melihat aksi mereka. Kalau tidak ingat niat baik mereka yang ingin merekahkan senyum di bibir senior, saya sudah angkat kaki cepat-cepat. Ah yah. Ada beberapa juga yang tampil dengan lucu tapi cerdas. Anak kelas 1 yang menirukan pertarungan Bezita dan Cell dalam DragonBall. Bezita diperankan anak yang mungil sekali. Cell dimainkan anak dengan perawakan kebalikan. Ceritanya bisa ditebak, Bezita menjadi bulan-bulanan Cell. Hahaha, kocak. Apalagi mereka sudah berusaha membuat kostumnya. Empat jempol buat usaha dan kekocakan mereka. Bravo!
Selain lawakan jorok, yang dominan adalah memakan sesuatu yang tidak lazim. Spageti mentah, bubuk kopi, sampai kertas. Prihatin sekali menyaksikan mereka yang dipaksa tampil seadanya. Pilihan ini nampaknya menjadi pelarian bagi mereka yang tidak bisa menampilkan sesuatu yang beda dan tidak berani melepaskan celana.
Tapi jangan salah. Setelah acara wisuda nanti giliran kami yang harus tampil di hadapan para dosen. Hari ini baru saja diumumkan kelompoknya. Makanya makan malam kali ini sengaja saya mengusulkan makan susi bersama rekan satu lab untuk membicarakan pentas seperti apa yang akan kami tampilkan. Hasilnya? Belum ada kesepakatan, ide bagus tak ada yang muncul dalam kepala saya. Satu yang digaris bawahi, saya tidak sudi ambil bagian dalam lawakan jorok.
No comments:
Post a Comment