Ini pertama kalinya saya makan masakan ayam yang dipotong sendiri di Jepang. Sudah hampir 4 tahun suplai daging halal selalu berwujud daging keras dan dingin. Hingga saya sempat menuai peringatan dari Kakak agar tak banyak mengkonsumsi daging beku. Tapi ceritanya lain dengan menu gulai ayam kali ini.
Ceritanya, seorang peternak ayam bangkok menghadiahkan seekor ayam yang sudah tua kepada kumpulan orang Indonesia.Yahaha, Wujud ayam bangkok itu segera berubah mejadi gulai ayam pedas tanpa makan waktu 24 jam. Rasa dagingnya berbeda dengan ayam beku yang selama ini saya makan. Entah karena fantasi makan ramai-ramai bersama orang-orang Indonesia, atau alasan lain, yang pasti gulai ayam ini lezat sekali. Apalagi saya tidak merasakan daging tua pada gulai ini. Katanya, salah seorang saudara memasaknya selama 2 jam penuh agar dagingnya empuk. Hmmm, Nyummy...
Saturday, 16 February 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
6 comments:
yah sotonya kliatannya kurang gimana gitu...kok ga ada taoge..suwiran ayam..kentang...beuh..itu kok cuman kuahnya doank =P
Gulai! Bukan soto. Wajarlah kalo gak ada perlengkapan soto. -haduh-
huehehe..salah ternyata. Tp kok ga ada sate nya?? klo lg ke madiun..biasanya kan tulisan di depan warungnya..sate-gule. Alamak..makan gule tanpa sate apalah artinya..(artine yo podho2 wareg =P) he2
wah, Bay. Klo sate-gule di sono mah daging kambing, sate ayam dimakan tanpa gulai, dan gulai ayam dimakan tanpa sate.
hue hue. tul tuh, artine podho2 wareg. ^_^
emang daging beku kenapa gak begitu baik buat kesehatan?
Tidak segar, n kadang darahnya lom tuntas dikeluarkan semua. Itu doang sih alasannya. ^_^;
Post a Comment