Hari ini kembali saya menekuni makna kata. Syukur. Yah, kemaren saya mencoba mengalihkan orientasi yang hampir selalu terpasang ke puncak, menuju tanah lapang yang terhampar seketika dalam jangkauan. Dosen pembimbing mengatakan tak apa menghentikan percobaan. Percobaan yang saya lakukan dengan mengumpulkan serpihan semangat dalam sisa waktu yang terlampau singkat. Akhirnya saya membuktikan kata-kata seorang kawan. "Kamu beruntung loh masuk lab itu, dosennya khan baik banget."
Hampir satu tahun saya berada di lab ini. Ketegasan, ketepatan waktu, berpikir kritis adalah pelajaran yang saya peroleh. Peringatan atas kejadian yang terlalu bodoh saya lakukan, penjelasan singkat yang harus saya baca berulang kali, nada-nada tinggi yang terdengar saat saya ceroboh memakai alat, hal yang selama ini saya pikir dari sisi buram kini menjadi benderang. Itu tanda perhatian.
Ada satu lagi yang membuat saya tak bisa mendustakan nikmat Tuhan. Hari ini saya memastikan IP terbaik selama kuliah di Jepang. Atas pertolongan Allah, saya mengantongi nilai A untuk semua mata kuliah yang saya ambil di tahun ajaran ini. Alhamdulillahirabbil'alamin menjadi kata yang tiada bosan terucap dari bibir nurani.
14 Februari, meskipun saya tak merasakan keistimewaan dengan banyaknya orang yang membagikan coklat, hari ini begitu indah dengan nikmat. Saya memaknai muara ambisi tak lebih dari sekedar kepuasan diri. Selamat tinggal puncak tinggi yang sulit digapai, sekarang saya sedang berlari menuju lapangan luas yang datar dan permai. Di situ damai memandangi : tarian tetes keringat, fluktuasi emosi, dan asa nampak begitu menggelora. Seperti lapangnya kepala ketika tersadar fajar telah tiba. Saat alam raya bernyanyi tentang semesta. Mewangi mayapada, saat tangkai-tangkai doa menghidupkan bunga-bunga.
Hampir satu tahun saya berada di lab ini. Ketegasan, ketepatan waktu, berpikir kritis adalah pelajaran yang saya peroleh. Peringatan atas kejadian yang terlalu bodoh saya lakukan, penjelasan singkat yang harus saya baca berulang kali, nada-nada tinggi yang terdengar saat saya ceroboh memakai alat, hal yang selama ini saya pikir dari sisi buram kini menjadi benderang. Itu tanda perhatian.
Ada satu lagi yang membuat saya tak bisa mendustakan nikmat Tuhan. Hari ini saya memastikan IP terbaik selama kuliah di Jepang. Atas pertolongan Allah, saya mengantongi nilai A untuk semua mata kuliah yang saya ambil di tahun ajaran ini. Alhamdulillahirabbil'alamin menjadi kata yang tiada bosan terucap dari bibir nurani.
14 Februari, meskipun saya tak merasakan keistimewaan dengan banyaknya orang yang membagikan coklat, hari ini begitu indah dengan nikmat. Saya memaknai muara ambisi tak lebih dari sekedar kepuasan diri. Selamat tinggal puncak tinggi yang sulit digapai, sekarang saya sedang berlari menuju lapangan luas yang datar dan permai. Di situ damai memandangi : tarian tetes keringat, fluktuasi emosi, dan asa nampak begitu menggelora. Seperti lapangnya kepala ketika tersadar fajar telah tiba. Saat alam raya bernyanyi tentang semesta. Mewangi mayapada, saat tangkai-tangkai doa menghidupkan bunga-bunga.
No comments:
Post a Comment