Friday 28 March 2008

Merasai Eropa





Seorang Host Parent saya di Ibaraki memiliki restoran kue pada salah satu mall di Hitachi. Sifat ingin tahu dan sedikit tamak akan keterampilan baru mendorong saya untuk minta tolong diajari cara membuat kue eropa. Lalu, saya menyediakan waktu satu hari di sela-sela pengepakan barang dan persiapan keberangkatan ke Nagoya. Kali ini saya belajar membuat kue rassberry dari Austria dan Tiramisu ala Italia. Resepnya tidak ditulis, karena terkait dengan copyright restoran kue. Hihi...


Pelajaran dimulai setelah makan siang. Saya berhasil mengajak dua orang junior untuk meramaikan suasana. Kenapa? Rasanya tidak enak saja kalau suasananya privat. haha. Akhirnya saya tahu kenapa kebanyakan koki adalah lelaki, bikin kue butuh tenaga. Kali ini pun saya kebagian mengaduk adonan yang cukup membuat lengan pegal. +__+

Alasan utama pembuatan kue ini adalah saya ingin memberikan santapan kenangan untuk rekans main badminton di Ibaraki. Mereka sering membawakan kue atau makanan yang secara khusus dibuat supaya saya bisa ikutan menikmati. Status kehalalan jika langsung beli di toko belum pasti, karenanya mereka membuat sendiri sambil mencatat bahan-bahan yang terlarang saya konsumsi. Jangan salah, tak hanya perempuan yang membawakan kue made in sendiri saat latihan di akhir minggu.


Ahaha, tiba-tiba saja sebuah ide melompat : Kenapa tidak coba buka resto kue eropa fresh from Open ntar di Indonesia yak?? Seingat saya, di salah satu Mall Surabaya, gerai macam ini ramai sekali dikunjungi pembeli. Ok, dicatat dulu sebagai peluang bisnis.


Setelah bercapek-capek selama sekitar 4 jam, tiramisu dingin dari kulkas dan dua cetakan rasberry tart sudah terhidang di meja makan. Lengkap dengan Afternoon Tea ala Inggris yang dituangkan pada cangkir Jerman yang kata host parent saya merk terkenal. (orang Jepang punya hobi mengumpulkan benda ber-merk *sigh*).




Konon untuk belajar membuat kue ini, sang guru rela mengeluarkan biaya yang hampir saya dengan ONH selama 10 hari di Perancis. Semacam studytour, menginap di kastil bangsawan sambil berlatih membuat kue. kata hostparent saya, Kue hanya bisa diniikmati oleh kalangan bangsawan pada jaman dulu, sisa-sisa, remah-remahnya lah yang dibagikan ke rakyat kecil untuk bisa menikmati makanan kaum ningrat. Lalu sejalan dengan bergulirnya waktu, kue-kue pun menjadi popluler dalam segala kalangan. 10 hari untuk belajar kue ke Perancis? Wow. wow. Niat bener. Tapi lagi-lagi ini yang saya catat. Orang Jepang rela keluar biaya banyak untuk mengejar/mendapatkan yang dia inginkan. Eniwei, setidaknya hari itu saya bisa merasakan hidangan bangasawan eropa pada abad pertengahan. huakakak

Acara ditutup dengan makan malam : okonomiyaki. Setelah sholat maghrib, saya meluncur menuju sports center di Kasamatsu.

Beberapa foto lain :

Strawberry-choco :




Sepotong Tiramisu :


Selesai serah terima kueh : Yoshida-san, Saya, Kurihasgi-san (ki-ka), terima kasih atas saat-saat menyenangkan dan penuh persahabatan. Sebenarnya msih ingin main lagi bersama kaliaaann. Yang tidak tercantum dalam Foto : Amatsu-san, Satou-san, daisuke-san, Yuu-san, Aoi-san, Natsuko-san, Mai-san, Kuroda-san, Ikuta-san, Oka-san, Shimaki-san, Mise-san, Nishikawa-san, beberapa anak SMA yang saya tidak hapal namanya, arigatou gozaimashita. Pengen foto bareng, tapi gak sempat yak, ini pun di tempat parkir ambil gambarnya. hikz...






errm, Kapan-kapan mau praktek sendiri ahh...




2 comments:

Unknown said...

I love your pictures, good blog!

# sunuhadi # said...

thanx for visiting. ^_^