Akhirnya saya pergi Jumatan saja tanpa menyelesaikan prosedur perpanjangan visa lebih lanjut.
Hari ini saya disangka sebagai orang Jepang oleh orang Jepang yang datang ke Masjid. Padahal dari segi wajah, warna kulit dan hal-hal yang berbau ras, bisa dikatakan saya tidak mirip orang Jepang. Mungkin saja dia membandingkan saya dengan mayoritas jamaah : orang Bangladesh dan Pakistan. Kalau dibandingkan mereka, kekerabatan fisik saya boleh lah lebih dekat dengan orang Jepang. -hehe, gak penting-
Setiap selesai sholat Jumat diadakan perjamuan siang. Penyelenggaranya bergantian, tapi menunya mirip terus. Nasi dengan kare ayam. Makanya saya membayangkan menu serupa siang ini. Kebetulan yang mendapat giliran hari ini adalah brother Alam -yang biasa mengatar jemput saya dari stasiun- . Dugaan saya meleset, menu siang ini bukan kare ayam, tapi kare ikan. Cumaaannn lauknya khan masih tetap kare, isinya saja yang lain. Haha, nampaknya tiap Jumat memang tak bisa lepas dari kare.
Beberapa jam setelah makan saya sakit perut. Bukan. Bukan karena keracunan makanan. Saya kebanyakan makan. Selama ini saya belum pernah nambah. Untuk menghormati brother Alam -halah- maka saya minta tambah sedikit saja. Tapi versi sedikit saya dengan mereka ternyata lain. Akibatnya, saya harus memulurkan waktu untuk menghabiskan makanan di piring. Setelah itu, saya masih harus menegakkan punggung, memaksimalkan volume rongga perut, karena masih ada bubur manis, desert, dan setelah saya diam kekenyangan pun masih ditawarkan teh susu rempah. Oh tidak. Ada dua kemungkinan buruk yang harus saya hadapi :
1. muntah karena sudah perut sudah tak muat
2. Kesulitan menggenjot sepeda dari stasiun ke asrama karena perut penuh.
Untung saja saya masih bisa menolak tawaran-tawaran itu. Takutnya, sebagian mereka tidak suka kalau niat baiknya ditolak, atau makanan bersisa. Pengen jaga perasaan saja.
Alhamdulillah saya bisa kembali ke asrama dengan selamat meski perut membulat.
Sebenarnya setelah ashar saya anti tidur. Tapi hari ini perasaan benar-benar tidak enak setelah kekenyangan. Segala sesuatu yang berlebihan memang tidak baik, yakk. Tidur sore membuat kondisi sedikit membaik. Saya bisa main ping-pong setelah maghrib, dan rongga perut bisa terisi udara juga akhirnya. Yah, perut memang perlu dibagi untuk makanan, minuman dan udara secara seimbang.
4 comments:
yappa sou ka.
tunggu daftar ulang sika nai yo ne
so! mungkin april skaliyan aja ngurusnya.
btw, masih pusing juga??!
hahahha makanya sun.....kirim ke gw supaya gak kekenyangan....gw bantu deh kalo urusan beginian wuehehehe
Qeqeqeqeq. andai bisa gw kirim sampai hachinohe, dengan senang hati gw bagi rul!!
Post a Comment