Saturday, 9 February 2008

kumpul makan

Alhamdulillah hari ini bisa menjadi ajang silaturahmi warga Indonesia di Ibaraki. Jadwal presentasi, kesibukan kuliah, rencana mudik, jadwal pindahan, baito dan berbagai kesibukan tanpa titik singgung membuat kami yang populasinya sedikit pun susah sekali bertemu.


Lalu, setelah sedikit terlambat dari kesepakatan, acara berlangsung dengan berkesan. Keterlambatan kali ini bukan karena kami sukarela mempertahankan budaya jam karet, melainkan ada salah seorang tetangga apartemen senior yang mendapat musibah kebakaran semalam. Hanya 15 menit saja, seluruh rumah hangus tanpa sisa. Mobil baru yang belum ada seminggu dibeli pun tak sempat terselamatkan. Penyebab nya diduga dari pemanas tenaga minyak tanah yang membakar cucian yang digantung di sekitarnya. Satu yang memprihatinkan adalah, penghuni rumah itu hanyalah sepasang manusia yang memasuki usia senja. Sang istri sementara ikut numpang di apartemen seniorku (yang lumayan luas) sedangkan suaminya masih dirawat di rumah sakit karena luka bakar.


Wah, saya melantur soal kebakaran rupanya. Oke, kembali ke acara kumpul makan. Setelah sholat dzuhur makanan yang disiapkan selesai di masak. Kami bergotong royong membuat kue lumpur, mie goreng ikan asin, dan garang asem ayam. Kebetulan saya punya cetakan kue lumpur yang terpakai untuk jualan dalam Festival Kota bulan November lalu. Fotonya ada sih, hanya saja agak terlambat saya ambil. Yang nampak adalah gambar setelah santapan.







Resep garang asem warisan bunda sedikit saya modifikasi.

Bahan :

1 kg ayam boneless, potong sesuai selera, remas2 dengan perasan lemon dan garam. 6 siung bawang putih, cincang kasar, tumis. 2 cabai merah besar, potong serong7 cabai hijau kecil, potong serong ,1 biji tomat, 1 biji bawang bombay, Yoghurt, sereh, daun jeruk, lengkuas. Garam secukupnya.

Cara Membuat :

Didihkan 2 liter air. Masukan bawang putih yang sudah ditumis, ayam, bawang merah, daun jeruk, lengkuas dan sereh. setelah mendidih lagi, masukan cabai. Setelah ayam empuk, masukkan yoghurt dan irisan tomat. Setelah mendidih untuk ketiga kalinya, garang asem siap disantap. Ah yah, jangan lupa masukin garam supaya tidak hambar.

Kebetulan dapur senior saya cukup komplit bumbunya sehingga rasa masakan kali ini memuaskan peserta yang hadir. Kami merencanakan kumpul-kumpul lagi 3 minggu ke depan dengan mengundang beberapa saudara yang berada di kampus lain. Semoga masih ada kesempatan bertemu sebelum berpencar ke pelosok negeri pada April nanti.

Selamat berjuang buat Bang Sainer yang mau presentasi minggu depan, Selamat Jalan kepada Mbak Lulu dan Pak Khairul yang akan kembali ke tanah air, Tetap semangat bagi Uda Dodi yang masih melanjutkan perjuangan 2 tahun ke depan, Selamat bersua untuk teh Susi yang sudah setahun berpisah dengan putri dan keluarganya, dan juga selamat berjuang buat saya.

2 comments:

Anonymous said...

Sunu, nyontek resep garang asem-nya ya. Suamiku minta bikinin, tapi aku ga tau resepnya. Ehh, nemu di blog Sunu...makasih ya

# sunuhadi # said...

Sama-sama mbak Nuri. Moga aja mas fian cocok ama resep ini. Tapi kayaknya sih seneng aja, klo yang masak mbak Nuri khan ada tambahan bumbu cintaaa. Yiiihaa..

hehe.