Sebenarnya aku ingin melihat-lihat suasana asrama yang insyaAllah akan aku tinggali mulai April selama satu tahun ke depan. Sayang,gedungnya direnovasi hingga pertengahan Maret, dan rasanya tak ada untungnya menyusup masuk ke dalam hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu. Seiring dengan isu lingkungan yang sedang heboh, termasuk plastik bungkus di pasar yang tak lagi boleh diberikan secara gratis mulai bulan depan, nampaknya upaya-upaya menuju teknologi ramah lingkungan tengah digalakkan di Jepang. Dalam selebaran yang aku terima, salah satu fasilitas yang diperbarui adalah pemanas IH. Apaan sih IH? -mungkin dah banyak yang tahu kalee-
IH singkatan dari Induction Heating (pemanasan melalui induksi), yaitu proses pemanasan objek logam melalui induksi elektromagnetik. Sejak tahun 2003, penggunaan pemanas IH ini mulai banyak dipakai dalam rumah tangga. Pertama kali aku menjumpainya tahun 2004 ya iyaa lah, dateng ke Jepang juga tahun itu saat berkunjung ke asrama salah seorang kawan. Kompor di rumah saja masih pakai minyak tanah, kadang pake arang atau kayu bakar, bersentuhan dengan kompor gas masih jarang, eh langsung ketemu dengan kompor yang flat seperti layar TV datar. Waktu itu sempat heran, tanpa api dan tidak terasa panas, pegimane caranya bisa untuk masak?
Karena penasaran (tapi punya kesempatan nulis baru sekarang ^__~; )akhirnya nyari-nyari prinsip kerja mesin ini via internet deh. Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut: (ingat2 pelajaran SMA lagi yukkK)
- Kalau kawat konduktor dialiri arus listrik, maka di sekelilingnya akan terbentuk
garis gaya magnet. - Jika kawat konduktor itu dibentuk kumparan dan di dekatnya diletakkan materi
yang dapat menghantarkan listrik (biasanya logam), maka logam tersebut akan
menerima pengaruh garis gaya magnet lalu di dalam logam tersebut akan mengalir arus eddy - Nah, setiap logam biasanya memiliki hambatan listrik, dan arus yang mengalir dalam logam tersebut akan menghasilkan joule heating sebesar P = I^2 × R,
dimana P adalah daya, I untuk arus, dan R untuk hambatan, daya inilah yang keluar sebagai panas dan proses yang berlangsung dinamai pemanasan lewat induksi.
Lalu kenapa pihak asrama sampai rela mengganti kompor gas yang ada dengan kompor tipe ini? Tentunya ada beberapa kelebihan pemanas ini dibandingan dengan kompor biasa.
1. Bertenaga (Powerful) dan Efisien
Pada kompor IH, energi yang terbuang hampir tidak ada, pengubahan energi listrik ke panas berlangsung dengan efektif. Sehingga dengan daya listrik lebih kecil, kompor IHmampu mendidihkan air lebih cepat dari kompor gas. Tapi, jika dibandingkan dengan sistem pembakaran seperti pada kompor gas yang menyebabkan daerah sekeliling panci juga ikut panas, sistem IH hanya memanaskan daerah sekitar alas. sehingga akan ada beberapa jenis masakan yang kurang cocok jika menggunakan sistem IH ini. kesimpulannya adalah: efektifitas panas yang dihasilkan di sini tidak selalu disertai dengan efektifitas dalam proses memasak.
2. Tidak mengeluarkan api
Berbeda dengan pemanasan yang menggunakan api, sistem IH yang tidak menggunakan api ini menghasilkan kemungkinan terjadi kecelakaan luka bakar yang rendah dan tingkat keamanan yang tinggi. selain itu, proses ini juga tidak memanaskan udara di sekitarnya, sehingga orang yang sedang berada di dekat alat masak IH tidak akan merasa kepanasan.
3. Mudah dalam mengatur tingkat kepanasan
Melalui pengaturan jumlah arus listrik yang mengalir di kumparan, tingkat kepanasan IH dapat dengan mudah disesuaikan dengan panas yang dibutuhkan.
4. Tingkat keamanan yang tinggi
Hal ini sesuai dengan keuntungan nomer 2 di atas, karena tidak mengeluarkan api resiko luka bakar hampir tak ada. Resiko kebakaran karena jilatan api yang menari-nari karena angin jugabisa dikatakan mendekati nol. Selain itu, dalam keadaan kumparan teraliri arus listrik, permukaan IH tidak akan terasa panas jika disentuh dengan jari yang hanya akan teraliri listrik dalam jumlah kecil (dalam kondisi tidak sedang menggunakan logam seperti cincin, gelang, dkk). Tidak adanya proses pembakaran menyebabkan tidak adanya risiko terjadinya kekurangan oksigen dalam ruangan. Tapi ingat, menyentuh panci, wajan atau alat masak dalam keadaan panas tentu saja bisa menyebabkan luka bakar loh.
5. Cantik
Kenapa? Karena wujudnya saja mirip TV layar datar yang dihadapkan ke atas. -halah- Cara membersihkannya juga mudah dan terhindar dari ancaman ditumbuhi jamur nakal saat lembab. Hal ini bisa dijelaskan oleh tak adanya api, sehingga tak ada proses pembakaran yang menghasilkan uap air di udara penyebab kelembaban.
6. Ekonomis
Dengan kemampuan tak jauh berbeda dengan kompor gas, kompor IH memerlukan lebih sedikit energi untuk keperluan yang sama sehingga tagihan listrik juga lebih murah. Selain ramah lingkungan, kompor ini juga ramah dompet.
Meski kelebihannya banyak, tidak semua panci/wajan bisa dipakai dengan kompor ini. Menurut persamaan di atas, semakin besar hambatan semakin besar pula daya yang dihasilkan. Makanya logam berhambatan listrik rendah seperti aluminium (yang cepat panas-> cocok buat bikin mie instant!!) tidak cocok dipakai untuk kompor ini . Setelah pindahan nanti tetap harus merogoh kocek lebih dalam untuk belanja peralatan masak. Apanya yang ramah dompettTt... iklannya nipu!
No comments:
Post a Comment