Hari ini menjadi penting bagi orang Jepang yang meraih usia 20 pada setahun yang lalu. Secara hukum, seseorang sebelum usia 20 tidak boleh merokok, dilarang minum sake dan belum punya hak pilih dalam pemerintahan. Usia ini seolah menjadi gerbang kebebasan sacara hukum untuk menikmati sedikit kenikmatan dunia. Upacara pengukuhan ini dilakukan di minggu kedua bulan Januari setiap tahunnya di seluruh Jepang. Mungkin sebagian besar kita heran, seperti apa sih usia 20 itu hingga pengukuhannya sampai jadi hari libur nasional?!
-liburnya adalah hari Senin di minggu kedua Januari-
Salah seorang rekan satu lab-ku sempat berlari kesana kemari untuk mencari pinjaman kimono yang akan dikenakannya hari ini. Sebegitu repotnya kah persiapan upacara pengukuhan ini? Yang aku tahu, pikiran yang terkandung dalam upacara ini bermula pada masa pasca perang dunia kedua saat Jepang menderita kekalahan, kemiskinan marak dimana-mana, dan sumber daya alam yang minim, memaksa mereka untuk memberdayakan satu hal yang tersisa : SDM. Mereka percaya bahwa untuk membangun sebuah negara yang hebat, setiap rakyatnya harus bisa tumbuh secara fisik maupun pikiran. Harapan ini dikristalkan dengan hari libur nasional dengan pesan, setiap orang yang memahami perasaan orang dewasa pasca perang untuk membangun negara adalah langkah pertama dari anak-anak menuju dewasa. Tapi apakah pesan ini masih sampai ke semua generasi muda Jepang sekarang?
Sekelompok anak muda justru membuat kerusuhan hanya beberapa saat mereka dikukuhkan menjadi `dewasa` hari ini. Bisa jadi usia 20 hanya menjadi pembenaran secara hukum mengenai merokok dan mabuk. Berita di TV pun tak akan menampakkan sosok pelaku kejahatan remaja karena masih dianggap belum dewasa dan sukar dijerat dengan hukum pidana. Padahal sudah terjadi beberapa kasus pembunuhan oleh anak di bawah 20 tahun. Errm, jadi inget pesan sponsor lama : menjadi tua itu pasti, menjadi dewasa itu pilihan.
No comments:
Post a Comment